Berita Subulussalam

Usir Harimau di Bawan Subulussalam, BKSDA Pakai Pawang Terkenal dari Aceh Barat, Begini Ritualnya

Harimau ini beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat.

Penulis: Khalidin | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
Sarwani Sabi alias Kek Carwani, pawang harimau yang digunakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam melakukan ritual mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam beberapa waktu lalu. (FOR SERAMBINEWS.COM) 

Harimau ini beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat.

Usir Harimau di Bawan Subulussalam, BKSDA Pakai Pawang Terkenal dari Aceh Barat, Begini Ritualnya

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSALAM - Tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh Wilayah II Subulussalam sudah mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Harimau ini beberapa waktu lalu berkeliaran di perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat.

Pengusiran menggunakan jasa pawang harimau yang didatangkan oleh BKSDA ke lokasi.

Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam Riya Kamba, menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com, Selasa (5/11/2019).

Menurutnya, pengusiran melalui proses ritual dipimpin pawang harimau dari Meulaboh, Aceh Barat, Sarwani Sabi alias Kek Carwani.

Fakta Kasus Kakek Mengaku Rasul, Jamin Keselamatan Pengikutnya dengan Jual Kartu Surga Rp 10 Ribu

Sarwani Sabi alias Kek Carwani, pawang harimau yang digunakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam melakukan ritual mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam beberapa waktu lalu.
Sarwani Sabi alias Kek Carwani, pawang harimau yang digunakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam melakukan ritual mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam beberapa waktu lalu. (For serambinews.com)

Ia memimpin doa dalam prosesi ritual.

”Pakai jasa pawang harimau. Pawang ini sudah terkenal sampai ke luar Aceh,” kata Riya Kamba

Riya Kamba menyebutkan proses ritual dilakukan antara lain dengan cara menanam pohon asam kecombrang atau kincung alias Cikala dalam bahasa setempat di lokasi kebun masyarakat yang anjingnya dimangsa harimau.

Selain itu turut pula digelar doa bersama di kebun penduduk.

Sejauh ini, kata Kamba, berdasarkan laporan masyarakat sudah aman dan harimau tidak lagi berkeliaran di perkebunan penduduk sebagaimana sebelumnya terjadi.

Wahai Para Suami yang Ingin Istrinya Cepat Hamil, Cobalah Konsumsi 7 Makanan Ini

Sarwani Sabi alias Kek Carwani, pawang harimau yang digunakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam melakukan ritual mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam beberapa waktu lalu.
Sarwani Sabi alias Kek Carwani, pawang harimau yang digunakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam melakukan ritual mengusir harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam beberapa waktu lalu. (For serambinews.com)

Sebelumnya, diberitakan seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam sebulan terakhir dilaporkan masuk ke areal perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Kehadiran hewan dilindungi ini membuat masyarakat terutama petani di Desa Bawan ketakutan beraktivitas di kebunnya.

Informasi dihimpun Serambinews.com, Selasa (22/10/2019) satwa bertaring tajam tersebut mulai diketahui dari jejaknya.

Namun ada pula informasi bahwa warga turut melihat harimau sumatera ini berkeliaran di perkebunan setempat.

Harimau ini terlihat saat siang bolong.”Bukan jejak kaki saja, tapi ada warga yang melihat siang hari,” kata Andong Maha.

Muslizar Targetkan Tahun 2022 tak Ada Lagi Rumah Tidak Layak di Abdya, Dinsos Aceh Serahkan Bantuan

Dikatakan, warga yang melihat harimau itu adalah nelayan pencari belut.

Dia terkejut saat keluar dari kali setelah menyaksikan sosok harimau yang tak jauh dari lokasinya.

Beruntung harimau tidak melukai sang pencari belut tersebut.

Lokasi harimau yang dilihat langsung warga berada di Desa Bawan perkempungan lama.

Kemudian, untuk jejak kaki harimau ditemukan di areal pertanian dan perkebunan Bawan perkampungan baru.

Menurut Andong meski belum melukai hewan ternak tapi dikabarkan harimau ini menerkam seekor anjing milik pemburu babi hutan yang berkeliaran di perkebunan warga.

Longsor Jalan Bireuen-Takengon Mulai Diperbaiki, Begini Kondisinya

Warga pun terutama petani di Desa Bawan dan sekitarnya mulai cemas untuk beraktivitas di kebun.

Apalagi, jarak kebun warga dengan perkampungan tidak begitu jauh sehingga juga dapat membahayakan hewan ternak mereka.

Sekadar informasi, Desa Bawan berbatasan dengan Desa Pasir Belo yang berada dekat kawasan hutan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Di TNGL selain harimau juga terdapat gajah sumatera termasuk badak.

Tahun 2015 lalu, seorang warga yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kebun, Hariyadi (50), dilaporkan tewas akibat diinjak gajah di areal perkebunan Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Lantaran itu, warga meminta agar pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera menangkap atau menghalau harimau sumatera tersebut.

Terkait dengan itu, tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam turun ke Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat mengecek informasi penampakan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) .

”Benar, memang ada laporan penampakan hari sumatera di Desa Bawan, kami sudah turun ke lokasi,” kata Riya Kamba, Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam kepada Serambinews.com, Selasa (22/10/2019).

Menurut Riya, pihak BKSDA sudah turun ke lokasi sejak adanya laporan dari masyarakat Kamis (10/10/2019) lalu.

Petugas BKSDA turun seharis pascalaporan masyarakat yakni Jumat (11/10/2019).

Staf yang turun merupakan rekan Riya Kamba dan saat urun ke lokasi, memang ada menemukan jejak harimau sumatera itu di kebun masyarakat.

Kemudian Riya Kamba bersama rekannya turun kembali hingga bermalam di lokasi perkebunan Desa Bawan, Jumat-Senin (18-21/10/2019).

Di lokasi ini BKSDA Aceh dan WCS-IP melakukan pembuatan kandang ternak anti serangan harimau atau Tiger Proof Enclosure (TPE).

BKSDA Aceh bersama WCS-IP membuat dua unit kandang anti serangan harimau masing-masing untuk ternak lembu dan kambing sebagai percontohan.

”Kami tidur di Desa Bawan dan selama kami di lokasi tersebut tidak ada laporan mengenai harimau lagi,” ujar Riya Kamba

Riya Kamba juga mengaku berdasarkan laporen kepala desa setempat tidak ada ternak masyarakat yang dimangsa harimau.

Yang ada diterkam harimau justru anjing pemburu babi di sana.

Kandang yang dibuat pihak BKSDA dan WCS-IP untuk antisipasi dan menurut Riya Kamba biasanya ternak akan aman dari serangan harimau. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved