Bocah 12 Tahun Ini Putus Sekolah dan Jualan Kerupuk Demi Nafkahi Nenek, Orangtuanya Tak Ada Lagi
Sebagai seorang anak-anak, Nurzen (12), tidak bisa menikmati masa kecil seperti anak-anak lainnya.
SERAMBINEWS.COM - Sebagai seorang anak-anak, Nurzen (12), tidak bisa menikmati masa kecil seperti anak-anak lainnya.
Biasanya anak-anak akan banyak menghabiskan waktu dengan belajar di sekolah dan juga bermain dengan teman-teman sebayanya.
Namun, bukan itu yang dilakukan Nurzen.
Bocah warga Kampung Pesantren Al-Falah RT 02/04, Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur itu harus berjualan kerupuk kembang keliling kampung untuk membantu menafkahi bibi dan neneknya.
Saat berjualan, bocah pedagang kerupuk ini tak lepas dari peci merahnya.
Ia terlihat begitu gigih dan sabar berjualan kerupuk dari satu kampung ke kampung lainnya.
"Hasil berjualan saya berikan untuk bibi dan nenek, ayah saya sudah meninggal."
"Kalau ibu masih ada tapi tidak tahu keberadaannya di mana," ujar Nurzen kepada Tamem (35) seorang warga Cilaku yang membeli kerupuknya, Rabu (6/11/2019).
Nurzen mengatakan, seminggu ia mengambil 12 ikat yang berisi 120 bungkus.
Setiap hari, Nurzen keliling berjualan dan penghasilan pun tak pasti, kadang laku kadang tidak.
Nurzen bercerita ia hanya tamat SD dan tak melanjutkan sekolah dan ia sudah hampir satu tahun berjualan kerupuk
"Sering pulang malam, kalau barang dagangan gak habis. Pokoknya sehabis saja, belum habis gak pulang," katannya.
Kabar adanya bocah dari Cianjur selatan yang terpaksa berjualan kerupuk ke daerah kota Cianjur, menarik perhatian anggota DPRD Cianjur, Rustam Efendi.
Ia langsung berinisiatif di internal fraksi untuk menyambungkan ke Dinas Sosial.
Ia mengatakan, ide jadi anak angkat dengan cara anggota fraksi iuran giliran untuk membantu pun sempat tercetus.