Banjir Mulai Surut,  BPBD Aceh Tamiang Data Kerusakan

Delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang diterjang banjir dalam beberapa hari terakhir ini, seiring hujan deras yang menjebol

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Seorang warga Sukajadi, Karangbaru, Aceh Tamiang mengayuh rakit yang terbuat dari batang pisang dan papan untuk mengecek kondisi rumahnya, Rabu (13/11/2019). Ketinggian air di wilayah ini mulai surut setelah sempat direndam air setinggi 1,5 meter. 

KUALASIMPANG - Delapan kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang diterjang banjir dalam beberapa hari terakhir ini, seiring hujan deras yang menjebol dua tanggul. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tamiang mulai mendata kerusakan dan korban banjir yang masih mengungsi di posko-posko pengungsian, walau air mulai surut pada Rabu (13/11).

Dilaporkan, selain disebabkan meluapnya Sungai Tamiang akibat hujan deras, kondisi air laut yang sedang pasang juga menjadi faktor tingginya air. Berdasarkan data BPBD Aceh Tamiang, delapan kecamatan yang terimbas banjir yakni Tenggulun, Tamiang Hulu, Bandarpusaka, Kejuruanmuda, Kota Kualasimpang, Bendahara, Sekerak dan Seruway. 

Dua di antaranya parah, yakni Tenggulun dan Tamiang Hulu, dimana air merendam ratusan rumah di tiga kampung yakni Tenggulunpucuk, Simpangkiri dan Simpangselamat di Tenggulun dan Rongoh, Harumsari, Rimbasawang di Tamiang Hulu. "Ketinggian di daerah ini antara 25 hingga 40 centimeter," kata Kepala Pelaksana BPBD Aceh Tamiang, Syahri, Rabu (13/11) sore. 

Syahri menjelaskan curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir ini juga menyebabkan longsor di dua titik, Kampung Balengkarang, Kecamatan Sekerak dan Batubedulang, Bandarpusaka. "Kejadian tanggul jebol di Gelong, Kecamatan Seruway dan Telukhalban, Kecamatan Bendahara ikut memperparah banjir," sambungnya. 

Menjelang malam, ketinggian air diakui Syahri semakin surut dan sebagian warga sudah memilih pulang. Meski begitu potensi banjir masih sangat terbuka karena prediksi musim hujan terus terjadi hingga Februari 2020 mendatang.

Sementara, warga Sukajadi, Karangbaru, mulai membuka dapur umum, meski banjir mulai surut, pada Rabu (13/11).  Ada tiga dapur umum yang dibuka warga, masing-masing terletak di tiga dusun yang ada di Kampung Sukajadi. Datok Penghulu Sukajadi, Jasman Tanjung menjelaskan dapur umum ini sangat penting karena warga belum bisa memfungsikan dapurnya karena masih terendam air.

"Memang warga sudah banyak yang pulang, tetapi tetap saja tidak bisa masak, makanya kami putuskan mendirikan dapur umum," katanya. Dari pantauan di lokasi, dapur umum ini sendiri terbilang sederhana, seperti di Dusun Lestari, yang dibuat di halaman rumah warga, hanya ada satu kompor bertungku satu dan stok makanan minim. "Cuma ada mie sama telur dan sampai sekarang belum ada bantuan," kata wanita yang sedang menggoreng tempe.

Sementara, genangan banjir yang menerjang sejumlah kawasan di Kecamatan Karangbaru, Aceh Tamiang mulai surut, Rabu (13/11) siang.   Ketinggian air yang sebelumnya sempat mencapai 1,5 meter terlihat mulai berkurang drastis.  "Jika  dibandingkan kemarin malam, sudah banyak berkurang air," kata Datok Penghulu Sukajadi, Jasman Tanjung.

Kampung Sukajadi merupakan salah satu kawasan terparah tergenang banjir, dimana kawasan ini langganan banjir karena berada dekat Sungai Tamiang.  Jasman menjelaskan tiga dusun di kampung ini seluruhnya terendam banjir. Disebutnya pula di Dusun I ada 40 kepala keluarga, Dusun Lestari 100 Kk dan dusun Citra 140 KK. "Kalau penduduknya ada 930 jiwa," terangnya.   Dia menambahkan, seluruh warga yang mengungsi dalam kondisi sehat, tetapi akan terus berkoordinasi dengan Puskesmas untuk memantau kesehatan seluruh warga.(mad)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved