Bangkai Babi di Sungai Subulussalam

Bangkai Babi Masih Hanyut di Sungai Souraya, Warga Minta Pemerintah Bertindak

Warga mengaku sangat jijik melihat banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang diduga sengaja dibuang karena tertular virus Cholera.

Penulis: Khalidin | Editor: Taufik Hidayat
Hand-over kiriman warga.
Bangkai babi kembali terlihat hanyut pada Minggu (17/11/2019) di aliran sungai Souraya yang diduga sengaja dibuang karena terjangkit kolera. 

Laporan Khalidin | Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Masyarakat di wilayah Sungai Souraya hingga kini masih dicemaskan oleh bangkai babi yang hanyut diduga dibuang dari Sumatera Utara.

“Masih ada, tadi aja ada sepuluh hanyut,” kata Diana, salah seorang warga Kecamatan Rundeng, kepada Serambinews.com, Minggu (17/11/2019).

Menurut Diana, bangkai babi yang hanyut di Sungai Souraya tersebut ada yang berwarna hitam dan putih. Warga pun mengaku sangat jijik melihat banyaknya bangkai babi hanyut di sungai yang diduga sengaja dibuang orang dari Sumatera Utara karena tertular virus Cholera atau demam babi.

Hari ini saja, kata warga ada lebih sepuluh ekor bangkai babi yang tampak hanyut di sungai soraya. ”Yang nampak saja sepuluh beum lagi yang tidak terlihat warga. Karena warga tidak nonstop menjagai sungai bisa jadi ada lebih lagi bangkai babi yang hanyut,” ujar Diana.

Hal senada diungkapkan Rizal Pamela dalam akun facebooknya yang diposting empat jam lalu. Rizal menuliskan sampai kapan bangkai babi berlalu.

Menurutnya, hingga hari ini yang dia saksikan saja ada delapan ekor bangkai babi yang hanyut dibawa arus sungai. Itu, kata Rizal yang dia saksikan belum lagi yang tak terpantau. Rizal pun mengabadikan bangkai babi yang tengah hanyut di sungai Souaraya yang melintas Desa Pasar Rundeng, Kecamatan Rundeng.

Warga pun mendesak pemerintah Kota Subulussalam tidak berdiam diri. Pemko Subulusalam diminta segera mencari solusi soal bangkai babi yang dinilai telah mencemari sungai.

Pemko Subulussalam didesak menyurati pemerintah Sumatera Utara termasuk kabupaten terkait yang dinilai sumber bangkai babi. Pasalnya, sungai Souraya merupakan sumber kehidupan masyarakat di Subulussalam bukan sekadar mencari ikan tapi buat mandi mencucui bahkan minum.

Sungai Souraya yang membentang membelah sebagian besar Kota Subulussalam hingga ke Kabupaten Aceh Singkil ini berulu di Aceh Tenggara atau sering disebut sungai Alas. 

Selain itu, beberapa kawasan Dairi, Sumatera Utara juga terkoneksi ke Sungai Souraya termasuk sungai kecil atau kali yang ada di sana.

Ini dibuktikan kejadi akhir 2018 lalu di mana korban banjir bandang dua desa di Kecamatan Silima Pungga-punga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara hanyut ke sungai Souraya. Karenanya, bangkai babi yang hanyut ini diduga berasal dari Kabupaten Dairi atau lainnya

Sekadar informasi, Sungai Souraya yang membentang di sepanjang Kota Subulussalam bukan sekadar tempat mencari ikan bagi masyarakat setempat. Ada ribuan masyarakat yang bermukim di sepanjang Sungai Souraya selama ini memanfaatkan airnya sebagai mandi, mencuci bahkan untuk konsumsi.

Apalagi bagi masyarakat yang berada di permukiman desa nyaris tak memiliki sumur sehingga sungai menjadi satu-satunya andalan mereka untuk kebutuhan sehari-hari baik mandi, mencuci hingga buat minum dan memasak.

Sehingga dengan bangkai babi yang banyak hanyut di sungai menimbulkan kecemasan bagi masyarakat di Daerah Aliran Sungai (DAS).

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved