Berita Bireuen
Awas Hati-hati, Badan Jembatan Pintoe Batee-Alue Kuta di Peudada Ambruk Terancam Putus
Karena sebelah utara dan barat jembatan, telah ambruk. Sebagian lantai jembatan juga sudah runtuh dan sudah tampak besinya.
Penulis: Ferizal Hasan | Editor: Nur Nihayati
Karena sebelah utara dan barat jembatan, telah ambruk. Sebagian lantai jembatan juga sudah runtuh dan sudah tampak besinya.
Laporan Ferizal Hasan I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN - Jembatan Pintoe Batee-Alue Kuta di Desa Pulo Ara dan Blang Bati yang menghubungkan Desa Dayah Mon Ara, dan sejumlah desa lainnya di Kecamatan Peudada, Bireuen, Aceh, kembali ambruk diterjang banjir kiriman tiga hari lalu.
Jembatan tersebut hanya berjarak sekitar 100 meter sebelah selatan SMAN 1 Peudada, atau sekitar 300 meter dari jalan nasional Medan-Banda Aceh, Pucok Alue Peudada.
Pantauan Serambinews.com, Rabu (20/11/2019), kondisi jembatan beton tersebut sangat riskan dan rawan kecelakaan.
• 10 Pemain Menangkan Aceh Timur, Piala Kapolda Aceh 2019
• Warga Grebeg Mobil Goyang Terparkir di Pusat Perbelanjaan, Wanita yang Masih Pelajar Ngaku Dipaksa
• Ayo Donasi Untuk Palestina, Beli Tiket Film Hayya Gratis Voucher Umrah Rp 1 Juta
Karena sebelah utara dan barat jembatan, telah ambruk. Sebagian lantai jembatan juga sudah runtuh dan sudah tampak besinya.
Menurut beberapa warga setempat yang mengaku setiap hari melintas di jembatan itu, jika tidak hati-hati saat melintas, apalagi pada malam hari, pelintas bisa terjatuh ke lobang maut di ujung utara jembatan tersebut.
Wakil Tuha Peut Mukim Pinto Batee Peudada, M Nur alias Kodam Peudada, kepada Serambinews.com mengatakan, jembatan Pintoe Batee-Alue Kuta di Desa Pulo Ara dan Blang Bati itu, menghubungkan Desa Dayah Mon Ara, Desa Tgk Dibathon, dan Desa Cot Kruet.
Jembatan itu juga tembus ke Desa Alue Gandai dan Komplek Transmigrasi UPT-Alue Kuta, Kecamatan Peudada.
"Jembatan ini baru dibangun sekitar setahun yang lalu, kini kembali ambruk akibat diterjang banjir kiriman tiga hari lalu," sebut M Nur alias Kodam didampingi Keuchik Dayah Mon Ara, Sulaiman dan Sekdes Alue Gandai, Afrizal SE.
Dikatakan Kodam, jembatan yang ambruk dan terancam putus itu, merupakan jalur utama bagi masyarakat Desa Pulo Ara, Dayah Mon Ara, Desa Tgk Dibathon, Cot Kruet, Alue Gandai, hingga ke UPT Komplek Transmigrasi di Dusun Alue Kuta.
Katanya, mayoritas penduduk di sejumlah desa itu bergantung hidup dari hasil pertanian dan perkebunan.
"Warga Kemukiman Pinto Batee mayoritas sebagai petani sawah dan petani kebun, jika jembatan itu putus, petani tidak bisa mengangkut hasil panen ke kota," kata M Nur.
Yang sangat disayangkan lagi, jika jembatan putus, anak-anak tidak bisa bersekolah.
"Kami berharap jembatan yang ambruk dan terancam putus ini segera diperbaiki," harap Kodam. (*)