Kisah Sedih Guru Honorer

Pengabdian Rahmah Berbalas Penganiayaan

Sejarah mencatat kejadian miris ini dengan tinta hitam dunia pendidikan dan moralitas masyarakat

Editor: hasyim
IST
Peristiwa miris mengguncang dunia pendidikan di Kota Subulussalam tepat beberapa hari sebelum momen peringatan Hari Guru Nasional (HGN). 

Sejarah mencatat  kejadian miris ini dengan tinta hitam dunia pendidikan dan moralitas masyarakat. Sikap hormat terhadap guru kini semakin sirna, bahkan sebaliknya justru dikasari.

Peristiwa miris mengguncang dunia pendidikan di Kota Subulussalam tepat beberapa hari sebelum momen peringatan Hari Guru Nasional (HGN). Seorang wali murid berinisial SN tega menganiaya guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Rabu (20/11) lalu.

Guru yang menjadi korban penganiayaan wali murid itu bernama Rahmah, Ama. Pd (35) wali kelas III B. Rahmah merupakan guru berstatus honorer yang mengabdi selama 14 tahun terhitung 22 Juli 2005 silam.

Pengabdian Rahmah, selama 14 tahun mengajar anak di tempat kelahirannya berbuah pahit, karena dibalas dengan penganiayaan oleh wali muridnya. Rahmah adalah putri kedua almarhum Marhaban, mantan kepala Desa Jambi Baru yang merupakan salah satu tokoh pemekaran Kecamatan Sultan Daulat.

Rahmah adalah alumni SMAN 1 Simpang Kiri dengan pendidikan terakhir DII PGSD. Ia sudah mengabdi di SDN Jambi Baru sejak tahun 2005 hingga 2016 lalu sebagai guru honorer dengan upah Rp 300.000 per bulan.

Suatu upah yang sangat tidak pantas dengan pengabdiannya mendidik anak bangsa. Namun, meski upah yang jauh dari kelayakan, ibu dua orang anak ini tetap menggelutinya dengan satu tekad mendidik anak-anak di desanya.

Kemudian sejak tahun 2017 lalu sampai  sekarang Rahmah masuk dalam daftar guru honorer Pemko Subulussalam dengan upah Rp 800.000 per bulan. Angka Rp 800.000 per bulan sebenarnya belumlah layak untuk seorang guru yang mengajar anak-anak negeri ini, namun ini tetap dilakukan Rahmah lagi-lagi demi anak daerahnya.

Sebab, Rahmah tak lagi punya peluang menjadi PNS jika rekrutmen jalur umum lantaran usianya telah mencapai 35 tahun. Dia hanya berharap manakala ada keajaiban yang dalam istilah honorer disebut ‘pemutihan’ dapat mencicipi dunia ASN.

Tapi semuanya hanya angan-angan yang tak bisa terlalu diharapkan. ”Yang penting tujuan utama saya mengabdi untuk daerah, karena memang latar belakang pendidikan saya guru,” kata Rahmah dalam perbincangan dengan Serambi, Minggu (24/11).

Yah, meski tugas hampir sama bahkan mungkin di beberapa daerah malah lebih berat dengan yang berstatus PNS, guru honorer tidak pernah akan mendapat penghargaan dalam pengabdiannya puluhan tahun sekalipun. Justru, tak jarang guru mendapatkan perlakukan tak pantas seperti yang dialami Rahmah.

Jangankan mendapat Satya Lencana dianugerahkan sebagaimana dalam dunia Pegawai Negeri Sipil, Rahmah justru dianiaya oleh wali muridnya sendiri. Kekerasan ini membuat jilbab yang dikenakan Rahmah robek dan menimbulkan memar atau bagian tubuh memerah akibat ditampar dan dicubit.

Bukan hanya itu, perlakukan ‘persekusi’ juga kerap dialami oleh Rahmah dalam kurun dua bulan terakhir oleh wali murid yang sama. Pertama Rahmah didatangi sang wali murid 26 Oktober 2019, kemudian 14 November 2019, dan terakhir 20 November 2019 yang berakhir dengan penganiayaan.

Penganiayaan terjadi di saat para guru di negeri ini akan memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang berlangsung Senin (25/11/2019) besok.

Tubuh Rahmah yang kecil tak berdaya melawan ganasnya wali murid sang penganiaya dengan postur tubuh lebih besar. Terdapat warna merah bagian lengan Rahmah akibat penganiayaan yang sempat diabadikan dengan kamera handphone. “Saya tak tau bagian mana yang duluan dipukul, karena situasi sudah heboh, saya terus diserang ditampar dan dicubit, jilbab saya dijambak sampai koyak,” terang Rahmah

Penganiayaan dan penyerangan bukan hanya membuat Rahmah terluka dan shock tapi, putra pertamanya Prasetia Aulia Rahman yang masih duduk di kelas satu hingga sekarang masih trauma.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved