Istri Korban Tak Henti Menangis, Hakim PN Medan Diduga Dibunuh

Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Jamaluddin (55), hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Sumatera Utara, ke rumah mertuanya

Editor: bakri
SERAMBI/RIZWAN
Jenazah Jamaluddin, hakim PN Medan yang diduga korban pembunuhan ketika dibawa untuk dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sore. 

SUKA MAKMUE - Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Jamaluddin (55), hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan, Sumatera Utara, ke rumah mertuanya di Desa Suak Bilie, Kecamatan Suka Makmue, Nagan Raya, Sabtu (30/11/2019) sekitar pukul 13.30 WIB. Istri Jamaluddin bernama Zuraida Hanum (42), tidak henti-hentinya menangis sejak jenazah suaminya tiba di Nagan hingga ke lokasi pemakaman.

Untuk diketahui, Jamaluddin yang ditemukan meninggal dunia dalam mobil Toyota Land Cruiser (LC) Prado warna hitam BK 77 HD, Jumat (29/11/2019) sekitar pukul 13.00 WIB, diduga merupakan korban pembunuhan. Korban ditemukan warga dalam jurang di areal kebun sawit Dusun II, Desa Namo Rambe, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Saat ditemukan, tubuh korban terbujur kaku di kursi mobil bagian tengah. Setelah dilakukan serangkaian olah tempat kejadian perkara (TKP), jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk diautopsi.

Amatan Serambi, Sabtu (30/11/2019), jenazah Jamaluddin dibawa dari Medan ke Nagan menggunakan mobil ambulans. Turut mendampingi jenazah almarhum, istri serta dua anaknya, Kenny Akbari Jamal (23) dan Khanza Jauzahira Jamal (7). Sementara anaknya yang satu lagi bernama Rajif Fandi Jamal (18), yang sedang berada di Jakarta kemarin langsung terbang ke Nagan.

Di rumah mertua Jamaluddin, ribuan anggota keluarga dan warga menunggu kedatangan jenazah. Isak tangis keluarga pecah saat jenazah tiba dan dilanjutkan dengan penyerahan oleh PN Medan kepada PN Suka Makmue dan kemudian kepada pihak keluarga. Turut hadir tiga hakim dari PN Medan serta Ketua PN Suka Makmue, Arizal Anwar bersama Humas Edo Juniansyah.

Setelah acara penyerahan, jenazah Jamaluddin dibawa ke Masjid Desa Suak Bilie untuk dishalatkan dan selanjutnya dibawa ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Nigan, Kecamatan Seunagan, Nagan Raya. Saat tiba di Desa Nigan yang merupakan desa kelahiran Jamaluddin, jenazahnya kembali dishalatkan untuk yang kedua kali oleh keluarga dan warga setempat. Kemudian baru dibawa ke kuburan umum desa itu untuk dimakamkan.

Istri dan tiga anaknya ikut menyaksikan jenazah Jamaluddin dikebumikan di tempat peristirahatan terakhir. Lokasi kuburan Jamaluddin berdampingan dengan makam ibu dan salah seorang abangnya. Sementara kuburan ayah dari Jamamuddin letaknya juga berdekatan di lokasi tersebut.

Sangat kehilangan

Hakim PN Medan, Bambang, dan Ketua PN Suka Makmur, Arizal Anwar, dalam prosesi penyerahan jenazah mengatakan, pengadilan sangat merasa kehilangan atas kepulangan Jamaluddin. Mereka menyampaikan duka yang mendalam dan berharap keluarga tabah  menerima cobaan tersebut. Pada kesempatan itu, Ketua PN Suka Makmue turut membacakan sambutan Ketua Mahkamah Agung (MA).

Prosesi pemakaman Jamaluddin, kemarin, turut hadir mantan istri Jamaluddin bernama Cut Yeni. Perempuan yang menetap di Meulaboh, Aceh Barat, itu bercerai dengan Jamaluddin, 10 tahun lalu. Hasil pernikahan keduanya dikaruniai dua anak yaitu Kenny Akbari Jamal (23) dan Rajif Fandi Jamal (18). Pada tahun 2011, Jamaluddin menikah dengan Zuraida Hanum, warga Suak Bilie, Suka Makmue, Nagan Raya dan mereka dikaruniai seorang putri bernama Khanza Jauzahira Jamal (7).

Jamaluddin yang lahir di Nigan (Nagan Raya), tahun 1964, merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ia menamatkan SD di Nigan, SMP dan SMA di Jeuram, serta S1 Hukum di Universitas Muhammdiyah Banda Aceh. “Almarhum asli putra Nagan Raya,” kata Keuchik Nigan, Chaidir.

Minta Diusut tuntas

Rajib Fandi Jamal, anak Jamaluddin yang ditemui di sela-sela pemakaman ayahnya di Desa Nigan, mengatakan, dirinya dan keluarga sangat terpukul atas peristiwa itu. “Keluarga minta kasus ini diusut,” kata Rajib yang kini kuliah di Jakarta. Rajib mengaku sering berkomunikasi dengan ayahnya dan terakhir berjumpa sekitar 3 bulan lalu ketika ia diantarkan kuliah ke Jakarta. “Terakhir jumpa dengan Abu (sapaan untuk almarhum) tiga bulan lalu. Tapi, minggu lalu ada teleponan,” ungkapnya.

Permintaan serupa juga disampaikan Hakim PN Medan, Bambang. Ia meminta kasus yang menimpa Jamaluddin, agar diusut tuntas. “Kami meminta diungkap. Motifnya kami belum tahu,” kata Bambang di sela-sela menghadiri pemakaman Jamaluddin. Bambang hadir ke Nagan mewakili ketua PN bersama dua hakim dan seorang panitera yang merupakan rekan kerja Jamaluddin. “Kami menyampaikan duka cita,” kata Bambang.

Ketua PN Suka Makmue, Arizal Anwar didampingi Humas, Edo Juniansyah juga menyampaikan harapan serupa. Sehingga penyebab meninggalnya hakim Jamaluddin segera terungkap. Apalagi, ia ditemukan meninggal dalam kondisi tidak wajar. “Kita mendorong polisi mengungkap kasus itu,” katanya. Arizal menyatakan kepergiaan Jamaluddin meninggalkan duka mendalam dan berharap keluarga yang ditinggalkan tabah.

Dikenal ramah

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved