BKSDA Aceh Halau Gajah Liar
Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menurunkan tiga ekor gajah jinak untuk melakukan penggiringan gajah liar
* Turunkan Tiga Gajah Jinak
REDELONG - Tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menurunkan tiga ekor gajah jinak untuk melakukan penggiringan gajah liar dari permukiman warga di Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah, Minggu (1/12). Gajah liar tersebut hampir satu bulan berkeliaran di perkampungan kawasan Pintu Rime Gayo dan sangat meresahkan warga.
Selama ini binatang berbelalai itu telah merusak belasan rumah warga dan puluhan hektare kebun. Kini, setelah dilakukan penggiringan menggunakan gajah jinak, puluhan ekor gajah liar mulai menjauh dari perkampungan.
Kepala Conservation Response Unit (CRU) Das Peusangan, Syahrul Rizal kepada Serambi, Minggu (1/12), mengatakan, BKSDA menurunkan tiga ekor gajah jinak untuk menghalau puluhan ekor gajah liar yang mendiami kawasan Pintu Rime Gayo. “Puluhan ekor gajah liar sedang kami giring, posisi gajah terakhir di Kampung Alur Gading,” ujar Syahrul Rizal.
Syahrul Rizal menambahkan, setelah dilakukan penggiringan selama lima hari, gajah liar itu menjauh dari perkampungan warga. “Sekarang ini puluhan hewan dilindungi itu sedang kita arahkan menuju pintu keluar,” kata Syahrul Rizal.
Dikatakan, jumlah gajah liar diperkirakan lebih kurang sebanyak 30 ekor. Namun, tim di lapangan ketika melakukan penggiringan terkendala dengan cuaca yang selalu hujan. Begitupun, pihaknya akan berusaha maksimal agar masyarakat bisa tenang dengan menjauhkan binatang tersebut dari permukiman.
Solusi Permanen
Seorang warga Pintu Rime Gayo, Muhammad, berharap agar ada solusi permanen terkait konflik gajah dengan manusia. Dia berharap pemerintah bekerja maksimal, agar warga di kawasan itu bisa hidup dengan tenang dan nyaman. Selama ini hanya solusi parsial, seperti penggiringan. Di lain waktu, kata Muhammad, gajah bisa datang kembali. Sebelumnya Bupati Bener Meriah juga berharap pihak BKSDA mencari solusi yang permanen agar warganya bisa hidup dengan tenang, termasuk dalam berusaha dengan berkebun. Sedangkan Pemkab Bener Meriah, kata dia, tidak punya kewenangan langsung menangani konflik manusia dengan gajah. Di sisi lain, pihak BKSDA melalui media ini juga berulangkali menyampaikan bahwa mereka telah berusaha bekerja maksimal. Apalagi lokasi atau permukiman yang kerap dimasuki gajah bukan hanya di Bener Meriah, tetapi juga di beberapa kawasan lain, seperti Aceh Timur. (bud)