Pojok Humam Hamid

Indrapuri: Candi yang Menjadi Masjid

Batu-batu tua Indrapuri adalah kitab terbuka yang, jika kita mau membaca, akan menceritakan kisah konversi kosmos, dari animisme, ke Hindu

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Ahmad Humam Hamid*)

SEJARAH bukanlah sekadar rentetan tanggal atau silsilah raja. Ia adalah lapisan, seperti tanah yang menyimpan arang pembakaran, tulang belulang, serpihan gerabah, dan akhirnya beton modern. 

Indrapuri, di Aceh Besar-lintaaan Banda Aceh Medan hari ini, adalah salah satu lapisan paling dramatis dari sejarah panjang Aceh. 

Sebuah candi Hindu yang kemudian diubah menjadi masjid, berdiri hingga hari ini sebagai bukti keras bahwa peradaban tidak pernah berdiri di ruang kosong. 

Batu-batu tua Indrapuri adalah kitab terbuka yang, jika kita mau membaca, akan menceritakan kisah konversi kosmos, dari animisme, ke Hindu, lalu ke Islam—tanpa pernah benar-benar menghapus yang lama.

Nama Indrapuri sendiri sudah menjadi semacam deklarasi. 

“Indra” adalah dewa hujan, perang, dan surga dalam mitologi Hindu, sedangkan “puri” berarti kota atau istana. 

Jadi Indrapuri berarti “kota Indra,” sebuah pusat kekuasaan sakral yang mengikat politik dengan kosmologi. 

Letaknya di sepanjang lembah Krueng Aceh, sungai yang mengalir deras dari pegunungan Seulawah Agam ke Samudra Hindia. 

Sungai bukan sekadar air, melainkan jalur niaga, garis hidup pertanian, sekaligus lambang kesuburan. 

Diubah Menjadi Masjid

Tidak ada yang kebetulan, karena menempatkan pusat spiritual di Indrapuri berarti menanam simbol Indra di jantung kosmos Aceh.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa Indrapuri dulunya adalah candi Hindu. 

Fondasi batu yang kini menjadi dasar Masjid Indrapuri adalah bagian dari struktur candi, kemungkinan dipersembahkan kepada Indra atau Wisnu. 

Namun yang paling penting bukanlah apakah ia candi Indra atau Wisnu, melainkan bahwa ia adalah tempat di mana kosmos Hindu pernah dipanggil dan dirayakan di Aceh.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved