Milad ke 43 GAM
Milad ke 43 GAM, Ini Kisah Perjalanan Hidup Hasan Tiro dan Sejarah Deklarasi GAM 4 Desember 1976
Hasan Tiro memilih tanggal 4 Desember mendeklarasikan Gerakan Aceh Merdeka, guna mengenang tanggal pemakaman Tgk Syaikh Ma'at Ditiro bin Tgk Mat Amin.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Rabu (4/12/2019) hari ini, Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kini telah bertransformasi menjadi partai politik lokal di Aceh, memeringati hari lahirnya (milad) gerakan tersebut.
Gerakan Aceh Merdeka ini dideklarasikan oleh Hasan Tiro (alm) pada 4 Desember 1976 di suatu lokasi pegunungan di pedalaman Aceh.
Sejak kecil, Hasan Tiro dikenal sebagai sosok yang brilian.
Pada masa mudanya ia juga banyak menulis.
Beberapa karyanya antara lain, buku berjudul Drama and Legal Status of Acheh Sumatra.
Selain itu ia juga menulis The Prince of Freedom: The Unfinished Diary of Hasan di Tiro.
Buku setebal 226 halaman itu merupakan catatan hariannya ketika ia berperang di hutan Aceh pada 1976-1979.
Di buku itulah ia menukilkan kepulangannya kembali ke Aceh pada 1976, setelah 25 tahun tinggal di Amerika Serikat.
Namun, sosok Hasan Tiro tidak selamanya mengobarkan semangat perlawanan terhadap Pemerintah RI.
Ia ternyata juga sosok yang sangat nasionalis.
Beberapa literatur menyebutkan, pada masa remajanya, Hasan Tiro pernah menjadi penggerek bendera Merah Putih, di sebuah tempat di Lamlo (dulu bernama Lamulo), tak jauh dari rumahnya.
Setelah itu ia merantau ke Bireuen dan Yogyakarta.
Ia sempat menjadi orang kepercayaan Waperdam Sjafruddin Prawiranegara, lalu dikirim Pemerintah Indonesia menjadi staf Atase Penerangan di Kantor Peroetoesan Tetap Pemerintah Republik Indonesia (PTRI) di New York, AS.
Di kota tempat PBB bermarkas itu pula ia menamatkan program doktor pada Columbia University.
Lalu, Hasan Tiro menerima penunjukan dirinya oleh Tgk Daud Beureueh (tokoh penggerak DI/TII) sebagai Duta Besar Darul Islam Aceh yang berkuasa penuh untuk PBB.