Nelayan Ultimatum DPRK, Beri Waktu Seminggu Jawab Tuntutan

Nelayan dari Kecamatan Singkil Utara melakukan unjuk rasa ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh

Editor: bakri
SERAMBINEWS.COM/ DEDE ROSADI
Nelayan Kecamatan Singkil Utara, melakukan unjuk rasa ke DPRK Aceh Singkil. Mereka mempertanyakan alasan pembatalan anggaran pengerukan alur pelayaran Anak Laut, Rabu (4/12/2019). 

SINGKIL - Nelayan dari Kecamatan Singkil Utara melakukan unjuk rasa ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, Rabu (4/12/2019). Aksi itu merupakan buntut dari pencoretan anggaran pengerukan alur pelayaran Danau Anak Laut Gosong Telaga yang merupakan pintu keluar masuk ke laut sebesar Rp 1 miliar.

Nelayan datang ke kantor dewan dengan menggunakan kendaraan bak terbuka serta roda dua. Mereka juga membawa poster berisi tuntutan dan kecaman terhadap para wakil rakyat yang dinilai mengobok-obok anggaran. Bahkan ada yang membawa kipas perahu patah akibat tersangkut di Anak Laut.

Menurut para pengunjuk rasa, alur pelayaran Anak Laut dangkal tetapi anggaran untuk pengerukannya malah dicoret. Padahal sudah diusulkan Dinas Perikanan. "DPRK Aceh Singkil bersikap semena-mena terhadap kami nelayan Gosong, Singkil Utara," teriak Ishak, orator unjuk rasa. "Kami ingin tahu apa alasan anggaran pengerukan yang diusulkan dicoret dewan," timpal demonstran lainnya.

Tak hanya berorasi, para pengunjuk rasa juga memberi ultimatum ke pihak DPRK Aceh Singkil untuk menjawab tuntutan nelayan selama seminggu, terkait penganggaran pengerukan alur pelayaran Anak Laut. Dalam waktu sepekan ke depan, para nelayan menyatakan akan datang lagi mempertanyakan hasilnya. "Kami beri waktu seminggu kepada DPRK menjawab tuntutan nelayan. Kami akan datang lagi," tandas Ishak.

Menanggapi hal itu, anggota DPRK Aceh Singkil, Fakhrudin Pardosi mengatakan, ia akan menyampaikan tuntutan pengunjuk rasa kepada pimpinan dewan. Setelah menyampaikan unek-uneknya, para nelayan membubarkan diri dengan pengawalan personel Polres Aceh Singkil.

Sementara itu, jalannya aksi unjuk rasa para nelayan asal Kecamatan Singkil Utara do Kantor DPRK Aceh Singkil, Rabu (4/12/2019), sempat memanas. Pasalnya, pada pengunjuk rasa sempat memaksa untuk masuk ke gedung dewan, sehingga terlibat aksi dorong mendorong dengan personel kepolisian yang membuat barikade di teras.

Mereka memaksa masuk setelah mendengar penjelasan seorang anggota dewan yang tidak memuaskan pengunjuk rasa. "Masuk ini rumah rakyat, rumah kita," teriak pengunjuk rasa. Namun demikian, aksi dorong-mendorong ini tak berlangsung lama karena dapat diredam setelah koordinator unjuk rasa dan polisi menenangkan massa.

Di sisi lain, sejak demo dimulai hingga bubar, tidak terlihat seorang pimpinan DPRK Aceh Singkil yang  hadir menemui para pengunjuk rasa. Aspirasi demonstran hanya diterima anggota dewan, seperti Ramli Boga, Fakhrudin Pardosi, dan Fairuz Akhyar. Fakhrudin mengatakan, pimpinan dewan sedang dinas luar daerah. Namun ia berjanji akan menyampaikan tuntutan pengunjuk rasa kepada pimpinan DPRK. Ada dua pimpinan DPRK Aceh Singkil, masing-masing Hasanuddin Aritonang sebagai ketua dan Amaliun sebagai wakil ketua.(de) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved