Jutaan Kerang Hijau Muncul di Sungai Ini, Khawatir Dampak Tumpahan Minyak

Belakangan ini masyarakat Karawang, Jawa Barat, digegerkan dengan munculnya koloni kerang hujau di perairan Muara Sungai Buntu, Desa Sungai Buntu

Editor: Muhammad Hadi
(facebook/Faridz Putracinema)
Seorang anak tengah berkutat dengan sekumpulan kerang hijau di Sungai Buntu, Karawang. 

SERAMBINEWS.COM - Jutaan Kerang Hijau Muncul di Sungai Ini, Khawatir Dampak Tumpahan Minyak.

Belakangan ini masyarakat Karawang, Jawa Barat, digegerkan dengan munculnya koloni kerang hujau di perairan Muara Sungai Buntu, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

Munculnya kerang hijau bahkan viral di media sosial Facebook.

Salah satunya yang diunggah akun Faridz Putracinema di grup Facebook Karawang Info.

Dalam unggahannya, tampak seorang anak tengah berkutat di antara jutaan kerang hijau.

Kerang-kerang itu di antaranya menempel di batu-batu pemecah ombak.

Postingan Faridz Putracinema mendapat 4.428 suka, 359 komentar dan 211 dibagikan.

Timnas U-22 Indonesia ke Final SEA Games 2019, Kalahkan Myanmar Melalui Babak Extra Time

Unggahan tersebut juga mendapat beragam respons dari warganet.

Pada Sabtu (7/12/2019) siang, Kompas.com mendatangi Muara Sungai Buntu, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

Sayangnya, air laut tengah pasang sehingga hanya sedikit kerang yang menempel di batu-batu pemecah ombak yang terlihat.

Beberapa warga tampak sibuk memunguti kerang di dengan tangan di bawah perairan.

Sehingga hanya bagian kepala yang terlihat di permukaan.

Muhammad Ashraf, Balita Bocor Jantung dari Paya Peulumat Butuh Bantuan

Mereka mengikatkan kerang ke wadahnya.

Tatang Supriatna (17), warga Desa Kendaljaya, membenarkan munculnya jutaan kerang hijau di tempat itu.

Menurutnya, meski bulan ini masuk musim kerang hijau, namun jumlahnya tak pernah sebanyak itu.

"Kemarin terlihat banyak karena lagi surut," ujarnya di sela mencari kerang hijau.

Tatang bersama rekannya mengaku acapkali mencari kerang hijau untuk dimasak.

Jika dijual, kata dia, harganya sekitar Rp 10.000 per kilogram.

Cuaca Ekstrem Landa Subulussalam, PJN Imbau Pengendara Waspadai Longsor dan Pohon Tumbang

Dampak tumpahan minyak?

Koalisi Masyarakat Sipil Karawang (KMSK) turut menyoroti viralnya kemunculan kerang hijau tersebut.

KMSK melaporkan kemunculan kerang tersebut ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan Pertamina Hulu Energi.

Mereka khawatir kemunculan itu merupakan dampak dari tumpahan minyak.

“Kerang hijau di Muara Sungai Buntu bukan pertama yang kami ketahui, sebelumnya juga ada di Pantai Sarakan," kata koordinator KMSK, Yuda Febrian Silitonga.

Selain di Sungai Buntu dan Sarakan, kata Yuda, pihaknya mendapat informasi banyak kerang hijau tumbuh di lambung kapal di Pakisjaya.

Ketua Umum Forum DAS Peusangan Raih Penghargaan Pegiat Konservasi Sungai dari Kementerian LHK

Yuda menyebutkan, Kerang hijau merupakan moluska yang makan dengan cara menyaring makanan yang terlarut dalam perairan.

Sehingga, kerang hijau kerap digunakan untuk menstabilkan kualitas air.

Menurut Yuda, semakin banyak pencemaran seperti tumpahan minyak, maka kerang hijau akan kian invasif.

Meski kerang hijau memang memiliki habitat di Perairan Karawang, KMSK meminta KKP, KLHK dan PHE menyikapi serius persoalan tersebut.

Jadwal Verifikasi Berkas Persyaratan Pelamar CPNS Kejaksaan Diperpanjang Empat Hari

Yuda berharap laporannya tidak dipandang sebelah mata.

"Perhatian serius itu seperti melakukan uji sampel terhadap kerang hijau tersebut apakah aman dikonsumsi atau tidak," katanya.

Sebab, kerang hijau diketahui dapat mengakumulasi hidrokarbon aromatik, yang merupakan salah satu senyawa yang ada pada minyak mentah.

“Kemungkinan dari bahaya mengonsumsi kerang hijau dari perairan yang tercemar tumpahan minyak adalah kanker," katanya.(Farida Farhan)

Wadan Rindam IM tutup Pendidikan Kejuruan Tamtama, Ini Pesan Danpussenif

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Viral, Jutaan Kerang Muncul di Sungai Buntu Karawang", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved