6 Fakta Perawat Mengaku Ditendang, Wakil Bupati Aceh Timur Bantah hingga Dilaporkan ke Polda Aceh

Menurut pengakuan korban, dirinya mendapat perlakuan kasar saat memasang tabung oksigen kepada Wakil ati Aceh Timur Syahrul.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase/ Istimewa/ KOMPAS.COM/TEUKU UMAR
Wakil BUpati Aceh Timur dan Fani Adi Reska didampingi kuasa hukum dari PPNI dan sejumlah LSM meperlihatkan surat pengaduan dari Sentral Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Aceh, Selasa (17/12/2019). (KOMPAS.COM/TEUKU UMAR) 

2. Menurut FAR, Syahrul alami sesak napas

Dari keterangan FAR, Syahrul diketahui datang ke RSUD untuk mendapatkan perawatan karena keluhan sesak napas.

Namun, Syahrul tidak masuk melalui IGD.

Syahrul langsung ke ruangan tanpa mendaftar dan tanpa diketahui petugas piket IGD.

"Wakil Bupati saat masuk ke rumah sakit langsung masuk ke ruangan sehingga saya melihat ada pasien sesak.

Langsung saya cari oksigen di kamar lain karena pasien masuk tidak melalui IGD," ujar FA.

Fani Adi Reska didampingi kuasa hukum Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan sejumlah LSM melaporkan Wakil Bupati Aceh Timur ke Polda Aceh Terkait tindak(KOMPAS.COM/TEUKU UMAR)
Fani Adi Reska didampingi kuasa hukum Persatuan Perawat Nasional Indonesia dan sejumlah LSM melaporkan Wakil Bupati Aceh Timur ke Polda Aceh Terkait tindak(KOMPAS.COM/TEUKU UMAR) ()

3. Wakil Bupati Aceh Timur bantah lakukan penganiayaan

Wakil Bupati Aceh Timur Syahrul bin Syama'un membantah tuduhan yang dilayangkan DPW PPPNI Provinsi Aceh kepada dirinya yang melakukan penganiyaan terhadap FAR.

"Tidak benar saya menganiaya perawat, kalau benar saya anianya, pasti perawat itu harusnya dirawat kan," tegas Syahrul saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/12/2019).

Syahrul tidak mempersoalkan tuduhan terhadap dirinya telah melakukan tindakan penganiayaan terhadap perawat.

"Biar saja dilapor ke Polda Aceh, itukan haknya, tapi saya tidak melakukan tindakan fisik terhadap perawat," ungkapnya.

4. Syahrul mengaku Hanya beri teguran

Syahrul menjelaskan, tindakan yang ia lakukan sebenarnya hanya memberi teguran terhadap perawat yang lambat memberikan pelayanan saat dirinya mengalami sesak nafas.

"Saya sebagai pasien sudah menunggu lebih 30 menit dalam keadaan sesak dan hanya butuh oksigen, tapi tidak ada satu pun oksigen di situ," katanya.

Padahal, dirinya telah menghubungi pihak rumah sakit terlebih dahulu untuk menyiapkan oksigen.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved