Kisah Wartawan Serambi Cari Adik Usai Tsunami, Jumpa Rekan Kantor Bawa Mayat Istri di Kereta Sorong

Yusmandin Idris, wartawan Serambi Indonesia yang kini bertugas di Bireuen tak bisa melupakan kisah seusai Gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM/Kolase Serambinews.com
Yusmandin Idris (kanan), Muhammad Idris (kiri) dan foto keluarga adiknya yang jadi korban gempa dan tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 

Amiruddin, suami Zawiyah begitu khusyuk mengingatkan Muhammad untuk mendengar pesan kakaknya.

Sedangkan Naslimah, adik kandung Muhammad malam itu juga mengingatkan abangnya (Muhammad ) untuk memperbaiki sepeda agar mudah ke sekolah sebagai siswa MAN Rukoh, Darussalam.

Selain berbicara dengan Muhammad panjang lebar.

Zawiyah juga pada Sabtu 25 Desember 2004 juga meminta saya (Yusmandin Idris) untuk mengirim jeruk, pukat dan lainnya dari Takengon ke Banda Aceh.

“Kalau pulang abang bawa pulang jeruk, pukat dan sayur-sayuran dari Takengon ya, kami menunggu kiriman abang ke Banda Aceh,”

"Saya akan kirim ketika pulang ke Bireuen," ujar Yusmandin.

Cerita Warga Pasi Lhok Pidie Saat Tsunami, Orang Tuanya Lumpuh Dapat Keajaiban

Kemudian ia berbicara banyak sampai pulsa habis dan meminta HP suaminya (Amiruddin) untuk menelpon
saya, itulah pesan terakhir dan pembicaraan terakhir tidak kesampaian.

Ke esokan harinya, Minggu 26 Desember semua orang dibangunkan oleh gempa dahsyat menguncang.

Camar berterbangan begitu menggema rupanya air laut datang dengan gelombang besar.

Rupanya Tsunami datang menyambut...Ya Allah dosa apa yang kami lakukan, Apakah ini karena keserakahan kami, atau hanya cobaanmu? hanya kaulah yang tahu.

“Pertemuan dengan Kak Zawiyah, suami serta anak-akanya dan mertua merupakan pesan dan pertemuan terakhir malam itu,” ujar Muhammad Idris.

Kabar buruk terus menggema pada malamnya dengan sepeda motor Honda Cup 700, Muhammad berusaha menerobos ke Kajhu.

Namun tidak bisa sama sekali dan semua pasrah dan lesu melihat korban tergeletak di berbagai
sisi kawasan Banda Aceh.

Ke esokan harinya, saya (Yusmandin Idris) berkumpul bersama teman-teman di Kantor Biro Serambi Bireuen, mendengar berbagai kejadian di Banda Aceh, yaitu Zulkifli (Sopir Serambi), Tarmizi (mantan karyawan Serambi) dan seorang lainnya warga Juli.

Mengenang 15 Tahun Tsunami Aceh, Cahaya Aceh Serukan Tagar #SolidarityDay dan #CareDay

Kami sepakat berangkat ke Banda Aceh, satu orang bertugas mencari mobil sewaan atau pinjam, satu orang bertugas membeli minyak, satu orang membeli makanan dan satu orang sebagai sopir.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved