Gerhana Matahari Cincin

Warga Banda Aceh Antusias Melihat Gerhana Matahari Cincin, Mulai Anak-anak Hingga Orang Tua

Pihak dari BMKG Aceh Besar juga sudah mempersiapkan sejumlah peralatan termasuk kacamata khusus

Penulis: Mawaddatul Husna | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/MAWADDATUL HUSNA
Tiga Siswa sedang melihat gerhana matahari cincin menggunakan kacamata khusus dari BMKG Aceh Besar, di Gedung TDMRC Unsyiah, Meuraxa, Banda Aceh, Kamis (26/12/2019). SERAMBINEWS.COM/MAWADDATUL HUSNA 

Pihak dari BMKG Aceh Besar juga sudah mempersiapkan sejumlah peralatan termasuk kacamata khusus

Laporan Mawaddatul Husna | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Para pelajar, mahasiswa dan orang tua yang membawa serta anak-anaknya sejak pukul 09.00 WIB mulai mendatangi gedung Tsunami Disaster Mitigation Research Center (TDMRC), Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh guna melihat fenomena alam gerhana matahari cincin, Kamis (26/12/2019).

Pihak dari BMKG Aceh Besar juga sudah mempersiapkan sejumlah peralatan termasuk kacamata khusus agar dapat digunakan warga untuk melihat langsung gerhana matahari tersebut, yang bertepatan dengan peringatan 15 tahun tsunami di Aceh.

Jenazah Mahasiswa Kedokteran Unimal yang Tenggelam di Blang Kolam Dibawa Pulang ke Sumatera Barat

Kuburan Masal Pulau Baguk Jadi Tempat Peringatan Tsunami di Aceh Singkil

Gelagat Aneh Sopir Bus Sriwijaya Sebelum Tewas Kecelakaan, Sempat Ijin ke Ibu: Aku Tidak Pulang Mak!

Pantauan Serambinews.com, gerhana matahari cincin di Banda Aceh hanya terlihat sebahagian dan sesekali tampak ditutupi oleh awan.

Kepala BMKG Aceh Besar, Djati Cipto Kuncoro kepada wartawan menyampaikan berdasarkan perhitungan BMKG kontak gerhana matahari cincin dimulai pukul 10.03 WIB, tetapi pada pukul 10.04 WIB matahari mulai kontak.

"Secara teori matahari ini berada satu garis dengan bulan. Matahari yang berbentuk bulat tertutup sedikit dengan bayangan hitam," jelasnya.

Ia menambahkan gerhana matahari cincin ini dapat dilihat secara sempurna 100 persen di wilayah Simeulue dan Singkil.

Sementara untuk wilayah Aceh lainnya hanya terlihat sebahagian, sedangkan untuk Banda Aceh berdasarkan perhitungan pihaknya gerhana matahari cincin tersebut terlihat antara 91-92 persen.

Djati menambahkan gerhana matahari cincin merupakan fenomena langka karena tidak terjadi setahun sekali. Ada beberapa kejadian gerhana matahari dan bulan yang terjadi setiap tahun, namun demikian fenomena yang terjadi tiap tahun itu adalah fenomena biasa.

"Tapi gerhana matahari cincin itu langka, mungkin 20 sampai 30 tahun sekali baru terjadi," sebutnya.

Dengan berlangsungnya peristiwa tersebut, dikatakan Djati berdasarkan informasi yang diperoleh dari petugas Meteorologi, secara signifikan tidak berpengaruh dengan keadaan cuaca.

"Namun demikian kita bisa melihat saat matahari full bersinar dengan sempurna, kemudian terjadi gerhana matahari cincin tentu sinar matahari tertutup oleh bayangan planet lain. Jadi dari sisi cuaca tidak ada berpengaruh," jelasnya.

Selain di gedung TDMRC, pemantauan gerhana matahari cincin ini juga dilakukan oleh Pusat Studi Falak, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, tepatnya di gedung parkir fakultas tersebut.

Pemantauan yang terbuka untuk umum ini juga dihadiri oleh masyarakat sekitar. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved