Berita Pidie Jaya
Falevi Kirani Minta Dinas Pengairan Aceh Tanggulangi Abrasi Krueng Kiran di Pidie Jaya
M Rizal Falevi Kirani saat melakukan reses ke daerah itu pada Senin, 23 Desember 2019 mengaku terkejut ketika mengetahui ada rumah yang sudah hanyut..
Penulis: Masrizal Bin Zairi | Editor: Yusmadi
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota DPRA dari Fraksi PNA, M Rizal Falevi Kirani mengatakan sedang membangun komunikasi dengan Dinas Pengairan Aceh untuk meminta menanggulangi abrasi bantaran sungai Krueng Kiran yang berada di Gampong Drien Bungong, Kecamatan Bandara Dua, Pidie Jaya kini kian mengganas.
“Kita sedang berkomunikasi dengan Dinas Pengairan Aceh. Kalau dengan Dinas Pengairan kabupaten ada sharing tapi mereka terbatas anggaran. Kita berharap abrasi itu ditanggani oleh dinas pengairan provinsi,” katanya kepada Serambinews.com, Jumat (27/12/2019) di Banda Aceh.
Anggota DPRA, M Rizal Falevi Kirani saat melakukan reses ke daerah itu pada Senin, 23 Desember 2019 mengaku terkejut ketika mengetahui ada rumah yang sudah hanyut akibat abrasi Krueng Kiran.
"Dari informasi yang kita terima dari warga sudah sepuluh rumah yang hanyut, itu satu lagi yang tersisa. Jika dibiarkan kemungkinan terancam ambruk," katanya.
Ia menjelaskan pemerintah harus segera mengambil langkah antisipasi sehingga rumah itu bisa diselamatkan. Salah satu caranya dengan menormalisasi sungai tersebut atau meluruskan karena saat ini sungai itu dalam keadaan zigzag.
• Abrasi Krueng Kiran Pidie Jaya Mengganas, Sepuluh Rumah Hanyut ke Sungai
• Termakan Abrasi Krueng Kiran, Rumah Nasir Thalib Nyaris Roboh ke Sungai
• Krueng Kiran Meluap, Delapan Gampong di Pijay Tergenang
"Ke depan kita akan normalisasi sungai ini dengan mengembalikan sungai kepada tempat awal," ujarnya.
Falevi berjanji setelah DPRA membentuk alat kelengkapan dewan (AKD), dirinya akan kembali ke daerah itu dengan membawa tim teknis dari dinas.
“Kita upayakan normalisasi dilakukan pada anggaran perubahan 2020. Jika tidak paling telat APBA 2021 harus dibenahi abrasi itu,” ujar dia.
Jika tidak segera ditanggani ditakutkan air sungai akan meluap ke dalam gampong sehingga akan merugikan masyarakat setempat. “Apalagi sekarang musim penghujan, air besar bisa datang kapan saja,” pungkasnya.(*)