Erosi Krueng Kiran Mengganas 10 Rumah Ambruk ke Sungai

Abrasi bantaran Krueng Kiran yang berada di Gampong Drien Bungong, Kecamatan Bandara Dua, Pidie Jaya (Pijay)

Editor: hasyim
Rumah kontruksi permanen milik Khatijah (74), lokasi Dusun Drien Payeh, Desa Persiapan Cinta Makmur, Kecamatan Setia, Abdya terancam ambruk ke dalam sungai akibat berulangkali dihantam erosi dan terakhir, Minggu (15/5) malam. SERAMBI/ZAINUN YUSUF 

BANDA ACEH - Abrasi bantaran Krueng Kiran yang berada di Gampong Drien Bungong, Kecamatan Bandara Dua, Pidie Jaya (Pijay), koni kian mengganas. Teranyar, satu rumah berkonstruksi beton saat ini terancam ambruk ke dasar sungai itu karena pondasinya terus dikikis erosi ketika air sungai meluap.

Anggota DPRA, M Rizal Falevi Kirani saat melakukan reses ke daerah itu pada Senin (23/12/2019), mengaku, terkejut ketika mengetahui kondisi rumah tersebut. "Dari informasi yang kita terima dari warga, sudah ada sepuluh rumah yang hanyut, hanya itu satu lagi yang tersisa. Jika dibiarkan maka kemungkinan besar juga terancam ambruk," katanya kepada Serambi, Jumat (27/12/2019), di Banda Aceh.

Ia menjelaskan, pemerintah harus segera mengambil langkah antisipasi sehingga rumah itu bisa diselamatkan. Salah satu caranya, ulas dia, dengan menormalisasi sungai tersebut atau meluruskan Krueng Kiran karena saat ini sungai itu dalam keadaan zig-zag. "Ke depan, kita akan menormalisasi sungai ini dengan mengembalikan sungai kepada tempat awal," ujarnya.

Sebab, papar Falevi Kirani, jika keadaan sungai terus dibiarkan zig-zag seperti sekarang, maka setiap kali hujan atau datang air bah dari hulu langsung akan meluap ke gampong-gampong. "Kalau dibiarkan, kemungkinan satu tahun lagi Dusun Meunasah Tunong, Gampong Drien Bungong akan berubah jadi sungai," tukasnya.

Dinas Pengairan Harus Turun Tangan

LEBIH lanjut, anggota DPRA, M Riza Falevi Kirani mengungkapkan, dirinya sedang membangun komunikasi dengan Dinas Pengairan Aceh untuk menanggulangi erosi Krueng Kiran di Pidie Jaya. Ia menilai, erosi itu harus segera ditangani agar tidak meluas yang akan menimbulkan kerugian masyarakat yang lebih besar. "Kita sedang berkomunikasi dengan Dinas Pengairan Aceh. Kalau dengan Dinas Pengairan Pidie Jaya ada sharing tapi mereka terbatas anggaran. Kita berharap erosi itu ditangani oleh Dinas Pengairan Aceh," pintanya.

Falevi berjanji, setelah DPRA membentuk alat kelengkapan dewan (AKD), dirinya akan kembali ke daerah itu dengan membawa tim teknis dari dinas terkait. "Kita upayakan normalisasi bisa dilakukan pada anggaran perubahan 2020. Jika tidak, paling telat APBA 2021 harus dibenahi erosi itu," pungkasnya.(mas)  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved