Mau Beli Rumah Baru?, Pertimbangkan 4 Hal Ini agar Tak Menyesal

Bila membeli rumah masuk dalam daftar tujuan hidup Anda, coba mulailah mengelola apapun yang bisa dikontrol.

Editor: Faisal Zamzami
Kementerian PUPR
Ilustrasi rumah (Kementerian PUPR) 

SERAMBINEWS.COM, NEWYORK - Harga rumah dan bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang kian menjulang membuat generasi milenial khususnya yang baru berumah tangga mundur mengambil rumah baru.

Apalagi setelah mengambil KPR, ternyata biaya perawatan rumah juga tidak bisa dibilang murah.

Dikutip CNBC, Senin (30/12/2019), studi Kepemilikan Rumah 2019 Hometap mengemukakan, 60 persen milenial mengaku biaya perawatan rumah mempersulit tujuan finansial.

Sementara 42 persen lainnya khawatir bisa menabung untuk pendidikan anak.

Sehingga tidak mengherankan rasanya, para pemilik rumah baru merasa stres karena keuangan tak lagi cukup untuk menabung pendidikan maupun pensiun.

Bila membeli rumah masuk dalam daftar tujuan hidup Anda, coba mulailah mengelola apapun yang bisa dikontrol.

Faktor-faktor seperti di mana Anda tinggal, atau bagaimana Anda memilih untuk mendapatkan rumah dapat membantu mengurangi biaya.

Berikut ini simak 4 tips untuk membeli rumah tanpa menghabiskan keuangan Anda.

1. Pertimbangkan lokasi

Ketika memutuskan untuk membeli rumah, penting rasanya mempertimbangkan gaji tahunan Anda.

Apakah gaji Anda akan cukup untuk mempertahankan gaya hidup bila tinggal di kota-kota tertentu?

Sebuah kota pasti memiliki gaya hidup dan kebutuhan sehari-hari yang berbeda.

Rumah yang lebih murah biasanya dapat ditemukan di luar daerah metropolitan.

Menurut survei Credit Karma, mereka yang tinggal di pedesaan biasanya 4 kali lebih hemat dibanding yang hidup di kota.

Tapi perlu dipertimbangkan lagi, apakah Anda siap untuk meninggalkan kota?

Pertimbangkan pula kemudahan akses dan ongkos transportasi keluarga saat Anda tinggal di luar kota metropolitan.

Atau bila ingin menghemat uang, bisa saja Anda membeli rumah yang lebih kecil sesuai ukuran keluarga Anda.

2. Hitung terlebih dahulu finansial

Kebanyakan milenial menunggu lebih lama untuk membeli rumah.

Cara itu mungkin baik bila mereka belum siap secara finansial.

Sembari menunggu, para ahli merekomendasikan Anda untuk menghitung biaya kepemilikan rumah.

Seperti diketahui, ada biaya-biaya lain yang terlibat juga, termasuk biaya penutupan, yang biasanya 2,5 persen dari total biaya rumah, biaya pemindahan, dan pembayaran hipotek.

Anda juga harus memperhitungkan perbaikan dan pemeliharaan rumah.

Setelah menambahkan semua biaya itu, Anda akan mampu melihat seberapa siap Anda dari sisi finansial.

Jika Anda belum siap secara finansial untuk membeli, tidak apa-apa untuk menunggu.

Lebih baik menunda dan terus menabung daripada membeli rumah yang pada akhirnya akan menempatkan Anda pusing secara finansial.

3. Awasi pasar

Mengawasi atau memantau pasar selalu merupakan ide baik untuk membeli rumah.

Pasar sewaktu-waktu berubah dan justru menguntungkan pembeli.

Di pasar, biasanya ada banyak rumah dijual dan tidak banyak pembeli yang tertarik.

Ketika hal ini terjadi, harga rumah akan turun dan saat itulah kesempatan Anda untuk bernegoisasi dengan broker.

Anda bisa juga memberi tahu pasar seperti apa rumah yang Anda inginkan dan kondisi real estate di daerah yang ingin Anda beli.

Periksa pula situs web penjualan untuk melihat berapa banyak rumah dijual, seberapa sering harga rumah baru-baru tersebut dipotong, dan berapa lama rumah berada di pasar.

4. Dapatkan harga terbaik sebisa Anda

Karena membeli rumah termasuk pembelian besar, tingkat bunga pinjaman hipotek akan secara signifikan mempengaruhi seberapa banyak Anda mengeluarkan uang.

Meskipun sebagian tarif rumah biasanya berdasarkan pada penawaran dan permintaan, ada langkah-langkah strategis yang dapat Anda ambil untuk mencoba dan mendapatkan harga serendah mungkin.

Caranya, mulailah melihat-lihat bank mana yang menawarkan harga terbaik.

Untuk membandingkannya, mulainya dengan menggunakan alat perbandingan tingkat hipotek online, seperti yang ditawarkan oleh situs layanan keuangan Bankrate.

Di sana, Anda dapat meninjau berbagai kreditur dengan tingkat dan opsi produk yang berbeda.

Kesehatan keuangan Anda juga penting.

Jika skor kredit Anda berada pada angka baik atau lebih tinggi, pemberi pinjaman akan mempertimbangkannya dan akan memberi Anda tingkat bunga yang rendah.

Jika mendapat bunga rendah, pada akhirnya Anda bisa menghemat ratusan atau bahkan jutaan rupiah per bulan.

4 Strategi agar KPR Tidak Macet

Rumah menjadi impian bagi semua orang.

Kendati harga properti terus merangkak naik tiap tahunnya berkisar 10-20 persen, namun permintaan terus naik.

Seperti yang dirasakan Sandy, salah seorang pengajar di sekolah swasta di Jakarta.

Menjadi seorang ibu tunggal dengan gaji guru sekolah, membuat impian tersebut seakan pudar.

Bukan hanya itu, dia juga tidak memiliki banyak tabungan.

Untungnya bagi Sandy, adanya fasilitas KPR bersubsidi serta Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) membuat mimpinya memiliki rumah segera terwujud.

Fasilitas pembiayaan peminjaman tidak hanya dari perbankan saja, lembaga pembiayaan peminjaman seperti PT Sarana Multigriya Finance (SMF) milik pemerintah juga memberikan kemudahan bagi mereka tidak memiliki penghasilan tetap untuk punya rumah.

Sebelum mengetahui jenis-jenisnya, kita harus tahu apa itu KPR?

Disebut juga Kredit Pemilikan Rumah yang digunakan untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan jaminan berupa rumah.

Walaupun penggunaannya mirip, KPR berbeda dengan kredit konstruksi dan renovasi.

Menurut data Bank Indonesia (BI) mayoritas masyarakat mengandalkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam memiliki rumah.

Sebanyak 76,42 persen menggunakan KPR untuk memiliki rumah.

Sebelum membeli suatu properti, entah itu rumah, apartemen, condotel, rumah kantor (rukan), atau ruko ketahui dulu jenis-jenis kredit pemilikan yang kerap ditawarkan oleh developer dan perbankan:

1. KPR Bersubsidi

Jenis kredit properti ini merupakan milik program pemerintah yang ditawarkan kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Biasanya KPR subsidi pemerintah membebaskan biaya uang muka dengan cicilan yang terjangkau bagi mereka dalam jangka waktu maksimal 20 tahun pembayaran.

2. KPR Non-Subsidi

KPR ini umum bagi masyarakat yang mampu, mulai dari masyarakat golongan menengah ke atas.

Penawaran tingkat suku bunganya regular sesuai ketetapan masing-masing bank yang dipilih oleh pihak pembeli.

3. KPR Syariah

KPR Syariah tentu saja berdasarkan syariat Islam namun jenis kredit ini masuk non subsidi.

Pada produk KPR Syariah, transaksinya menggunakan prinsip akad murabahah (jual beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerja sama sewa).

4. In-house KPR

In-house KPR, pembeli membayarkan angsuran cicilan pembelian propertinya kepada pihak pengembang bukan bank.

Terkadang ada pihak pengembang memberikan fasilitas pembayaran cicilan.

Nah, sudah mengetahui jenis-jenis KPRnya, sekarang mulai memperhitungkan apa saja yang harus kamu perhitungkan agar tidak mengalami kredit macet pada pembelian properti.

Antara lain:

1. Hitung Jumlah Angsuran KPR yang Dibayarkan

Harus fokus pada seberapa banyak kamu mampu membayar kembali.

Untuk mengatasinya, pertimbangkan anggaranmu mulai tahunan, bulanan, dan mingguan.

Kemudian, perhitungkan juga ketika kamu ternyata selama menyicil pembayaran rumah juga berencana memiliki anak.

Bila kamu memilih pelunasan KPR jangka waktu pendek, maka cicilannya akan lebih tinggi dengan tingkat suku bunga yang rendah.

Sedangkan, cicilan jangka panjang, tentu saja pembayaran cicilannya akan lebih rendah dengan tingkat suku bunga cukup besar.

Sebagai contoh, kamu seorang karyawan swasta dan tertarik membeli rumah senilai Rp300 juta dengan luas tanah kurang dari 22 meter persegi, maka angsuran fixed per bulannya sebesar Rp2.386.000, masa tenor 20 tahun.

Dari hasil suku bunga perbankan (tergantung masing-masing perbankan menetapkan suku bunganya) sebesar 8,75 persen per tahun.

Kemudian, uang muka yang dibayarkan sebesar Rp30 juta dan perkiraan platform pinjaman senilai Rp 270 juta

2. Jadwal Pembayaran

Jangan lupa jadikan alarm untuk jadwal pembayaran cicilan KPRmu.

Kamu tidak mau kan terkena biaya keterlambatan pembayaran.

Jika di luar negeri ada tiga opsi pembayaran KPR, bulanan, per dua pekan, dan mingguan, di Indonesia sendiri kerap dibayar tiap bulannya sembari menunggu momen gajian.

3. Suku Bunga

Saat menghitung bunga pinjaman, ingatlah untuk menggunakan tingkat bunga dasar tahunan dan bukan tingkat suku bunga perbandingan untuk mendapatkan angka yang akurat.

Tingkat perbandingan memperhitungkan biaya akun serta bunga.

Jadi jika kamu menggunakan tingkat perbandingan, akan mendapatkan jumlah bunga yang lebih tinggi daripada yang seharusnya.

Setelah memilih pinjaman, mulai putuskan apakah kamu ingin suku bunga tetap (fixed rate) atau dapat disesuaikan.

Pilihanmu sangat menentukan beban finansial. Jika memilih suku bunga KPR yang disesuaikan memungkinkan tingkat bunga pinjamanmu bervariasi mengikuti ketetapan suku bunga Bank Indonesia (BI).

Bila suku bunga naik akan mempengaruhi cicilan KPR bulananmu dan bakal terbebani.

Begitu pula sebaliknya dengan suku bunga BI yang diturunkan, maka kamu mendapat cicilan lebih rendah.

4. Angsuran Tetap

KPR dengan angsuran tetap, artinya jumlah angsuran KPR yang dibayarkan setiap bulan akan tetap jumlahnya, namun jangka waktu KPR bisa berubah, lebih panjang atau pendek, tergantung kepada fluktuasi tingkap bunga pasar.

VIRAL Video Detik-detik 5 Pria Begal Motor yang Ditumpangi 2 Perempuan, Wajah Pelaku Terlihat Jelas

Status Kehidupan Meningkat, 588 Penerima KPM di Nagan Raya Memilih Keluar dari Daftar Penerima PKH

VIDEO - Objek Wisata Hutan Kota Langsa Kian Diminati, Tempat Favorit Berlibur Akhir Tahun

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mau Beli Rumah?, Pertimbangkan 4 Hal Ini ", 

Penulis : Fika Nurul Ulya

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved