Kekayaan Hutan Singkil

Pohon Madu yang Ternyata Ada Pemiliknya

Pohon madu tampak menjulang tinggi, mencolok dibanding tumbuhan lainnya. Pohon itu mudah saja ditemukan di hutan Kuala Baru

Editor: hasyim
SERAMBI/DEDE ROSADI
Pohon madu tampak menjulang di hutan Kuala Baru, Aceh Singkil. Foto direkam beberapa waktu lalu. 

SINGKIL - Pohon madu tampak menjulang tinggi, mencolok dibanding tumbuhan lainnya. Pohon itu mudah saja ditemukan di hutan Kuala Baru, Kabupaten Aceh Singkil. Warga lokal menyebutnya pohon madu lantaran pohon berdaun rimbun itu menjadi tempat lebah bersarang.

Walau berada di hutan belantara, namun pohon tersebut rata-rata punya pemilik yang memilik hak memanen madu bila lebah bersarang di pohonnya.

Bila sudah panen madu maka rezeki berlimpah bagi semua masyarakat. Sebab bukan hanya pemilik yang mendapat jatah, semua warga yang ikut andil dalam proses pemanenan akan mendapat bagian. Sayang produksi madu yang selama ini menjadi kekayaan alam Kuala Baru, dari hari ke hari terus berkurang.

Bukan jumlah pohon madunya yang berkurang, melainkan jumlah lebah bersarang di pohon tersebut yang terus menyusut. "Dulu satu pohon madu, mau sampai 400 sarang. Sekarang paling 150 sampai 300 yang bersarang," kata Ma Uyung, warga Kuala Baru yang memiliki pohon madu kepada Serambi, Minggu (29/12/2019).

Ma Uyung mengaku, warga tidak tahu persis penyebab jumlah lebah bersarang di pohon madu berkurang, hingga menurunnya produksi madu. Padahal, bebernya, pohon madu itu sendiri sejauh ini tidak berkurang. “Berkurangnya produksi madu menyebabkan menurunnya pendapatan warga. Tapi di sisi lain, kurangnya produksi membuat harga madu naik drastis. Paling murah per liter madu Rp 350 ribu," sebut Ma Uyung.

Karena memberi banyak manfaat, warga Kuala Baru memberlakukan pohon madu itu layaknya peliharaan. Radius 50 meter dari pohon madu dibersihkan. Bukan hanya lingkungan sekeliling, batang pohon madu juga dibersihkan dari lumut. Saat proses pemanenan madu tidak bisa dilakukan sembarangan orang. Hanya pawang yang memiliki kemampuan tertentu bisa memanen. Maklum panen hanya dilakukan malam hari dengan terlebih dahulu menggelar ritual.(dede rosadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved