Berita Langsa
Forum PRB Langsa Ajak Masyarakat Perkuat Budaya Siaga Bencana
Dalam rangka pengarusutamaan upaya pengurangan risiko bencana, Forum PRB Langsa bersama Pemko Langsa dan para mitra akan terus mensosialisasikan....
Penulis: Zubir | Editor: Jalimin
Forum PRB Langsa Ajak Masyarakat Perkuat Budaya Siaga Bencana
Laporan Zubir | Langsa
SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Dalam rangka pengarusutamaan upaya pengurangan risiko bencana, Forum PRB Langsa bersama Pemko Langsa dan para mitra akan terus mensosialisasikan tentang upaya PRB dan pentingnya siaga bencana kepada masyarakat.
Hal ini disampaikan Ketua Forum Pngurangan Risiko Bencana (PRB) Langsa, Zulfitri MA, kepada Serambinews.com, Selasa (31/12/2019).
Menurut akademisi IAIN Langsa ini, lingkup penanggulangan bencana meliputi kegiatan mitigasi, tanggap darurat serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
Kejadian bencana tak bisa dicegah, namun masyarakat bisa memprediksi waktu kejadian dan meminimalisir dampak yang timbul akibat bencana dengan selalu memperkuat kesiapsiagaan menghadapi datangnya bencana.
"Pembelajaran penting dari peristiwa gempa dan tsunami yang terjadi di Aceh 15 tahun silam, membuat kita menyadari betapa urgensinya untuk memperkuat sistem siaga bencana," ujarnya.
Zulfitri menambahkan, konsep siaga bencana di Indonesia sudah termaktub dalam panduan penyusunan rencana kontinjensi bencana yang disusun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dijelaskannya, ada lima aspek yang bisa dipahami bersama dari konsep perencanaan siaga bencana.
• 107 Anggota Polres Bireuen Naik Pangkat, Ini Pesan Kapolres
• Warna Air Lautnya Bagai Kolam Taman Surga
• Pelaksanaan Panggung DKAJ Berjalan Lancar dan Sukses
Pertama, perencanaan yang melibatkan proses penetapan situasi masa depan yang diinginkan (analisis dampak).
Kedua, keadaan masa depan yang diinginkan dibandingkan kenyataan saat ini sehingga dapat dilihat kesenjangan (analisis kesenjangan).
Ketiga, untuk menutup kesenjangan dilakukan usaha yang dapat dilakukan dengan berbagai ikhtiar dan alternatif (skenario kedaruratan).
Keempat, perlu pemilihan alternatif yang baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan efisiensi (alokasi tugas dan sumber daya).
Dan melima, alternatif yang sudah dipilih hendaknya dirinci untuk dapat menjadi petunjuk dan pedoman dalam pengambilan keputusan maupun kebijaksanaan (sinkronisasi dan harmonisasi).
"Bencana kebakaran pemukiman, Banjir luapan sungai dan air pasang serta angin kencang mendominasi kejadian bencana di Kota Langsa," sebutnya.