Indeks Pembangunan Manusia Aceh Berjalan pada Jalur yang Benar
Gerakan BEREH (bersih, rapi, estetis dan hijau) dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan lingkungan kerja
Orasi Ilmiah Ir Nova Iriansyah MT di Almuslim
Gerakan BEREH (bersih, rapi, estetis dan hijau) dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan lingkungan kerja yang BEREH, yang diimbangi dengan aksi membuka ‘jendela pikiran' bagi semua ASN di Aceh.
DALAM Alquran, gagasan yang paling canggih, komprehensif dan mendalam pembahasannya adalah konsep "ilmu pengetahuan" (Munawar Ahmad Aness dalam Jurnal al Hikmah, Jurnal Studi Islam. No 3. Juli-Oktober 1991, hal.72). Tingkat kepentingannya berada di bawah pembahasan tauhid yang merupakan tema sentral dalam Alquran.
Secara khusus, Al-Gazali juga menyebutkan bahwa pendidikan moralitas harus lebih diutamakan dalam proses pembelajaran supaya menghasilkan peserta didik yang dapat membawa misi rahmatan lil `alamin, sebagai khalifah di muka bumi.
Tahun 2018, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,3 persen dan lapangan kerja bagi 2,98 juta orang, serta menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menjadi 5,34 persen. Selain TPT yang membaik, indeks pembangunan manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)) juga meningkat sebanyak 0,82 persen menjadi 71,39. Memang, capaian itu masih lebih rendah dibandingkan negara satu kawasan seperti Singapura, Malaysia, dan Brunai Darussalam.
Provinsi Aceh boleh berbangga, indeks pembangunan manusianya setiap tahun terus meningkat. Tahun 2018, IPM Provinsi Aceh mencapai 71,19. Angka ini meningkat sebesar 0,59 poin dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebesar 70,60. Pada tahun 2017 hingga 2018, pembangunan manusia di Provinsi Aceh sudah masuk status "tinggi". IPM Provinsi Aceh pada tahun 2018 tumbuh sebesar 0,84 persen dibandingkan tahun 2017. Capain peningkatkan IPM Aceh, menandakan bahwa pembangunan manusia Aceh, terutama pada aspek pendidikan, kesehatan, dan ekonomi berjalan pada jalur yang benar.
Untuk menjaga tren positif ini, semua elemen harus saling bersinergi, supaya pembangunan sumber daya manusia Aceh terus berkembang. Peningkatan sumber daya manusia Aceh adalah bagian dalam program Pemerintah Aceh sekarang. Program ‘Aceh Caroeng’ juga menampakkan tren positif. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji kompetensi guru tahun 2018, Aceh berhasil berada pada peringkat 15 nasional. Dibandingkan pada tahun 2017, Aceh berada pada peringkat 23 dan pada tahun 2016 di urutan 32 nasional.
Kemudian, Aceh patut berbangga atas keberhasilan enam personel Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) yang memperoleh medali emas nasional, dua gelar juara harapan I, dan satu gelar juara harapan II pada ajang lomba guru berprestasi (gupres) nasional tahun 2018. Ini menandakan Pemerintah Aceh fokus pada pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia.
Baru-baru ini, Pemerintah Aceh, melalui Sekretaris Daerah, meluncurkan gerakan BEREH (bersih, rapi, estetis dan hijau). Ini semata-mata dilakukan untuk meningkatkan kinerja ASN, termasuk tenaga pendidikan di Aceh. Gerakan BEREH dilakukan secara kolaboratif dengan pemerintah kabupaten/kota untuk mewujudkan lingkungan kerja yang BEREH, yang diimbangi dengan aksi membuka ‘jendela pikiran' bagi semua ASN di Aceh.
Pemerintah Aceh periode 2017-2022 berupaya memprioritaskan pembangunan bidang pendidikan sebagai salah satu dari 15 program unggulan yang diberi nama ‘Aceh Carong’. Program ini diharapkan dapat mengakselerasikan target capaian pembangunan bidang pendidikan sesuai dengan target nasional.
Sebagai wujud dalam pelaksanaan syariat Islam, Pemerintah Aceh juga telah memiliki kurikulum pendidikan Aceh Islami. Kurikulum ini merupakan amanah Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 perubahan atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan.
Kurikulum Aceh Islami adalah kurikulum nasional yang ditambah muatan nilai lslami dan kearifan lokal. Artinya kurikulum nasional tetap dilaksanakan sepenuhnya memenuhi standar minimal dengan pengintegrasian materi-materi Islam dan nilai-nilai islami serta muatan lokal keacehan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO (United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) yang bergerak di bidang pendidikan, pengetahuan dan budaya bergerak dan fokus pada upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa. Upaya itu dilakukan melalui peningkatan mutu pendidikan, yang dikenal dengan istilah 4 pilar pendidikan, yakni (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together. Untuk Aceh, harus dilakukan secara integratif dengan basis nilai-nilai kultural sejarah masyarakat yang kosmopolit.
Pelopor pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, telah mengingatkan bahwa pendidikan sebagai proses belajar menjadi manusia berkebudayaan berorientasi ganda: memahami diri sendiri dan memahami lingkungannya. Pendidikan harus dicapai dengan cara-cara mulia dan beradap untuk memberi kemaslahatan kepada kelompok sosial lainnya.
Menurut riset Stanley, ada sepuluh faktor teratas yang akan mempengaruhi kesuksesan: (1) Kejujuran (Being honest with all people), (2) Disiplin keras (Being well-disciplined), (3) Mudah bergaul (Getting along with people), (4) Dukungan pendamping (Having a supportive spouse), (5) Kerja keras (Working harder than most people), (6) Kecintaan pada yang dikerjakan (Loving my career/business), (7) Kepemimpinan (Having strong leadership qualities), (8) Kepribadian kompetitif (Having a very competitive spirit/personality), (9) Hidup teratur (Being very well-organized), dan (10) Kemampuan menjual ide (Having an ability to sell my ideas/products).
