Breaking News

Martunis Anak Angkat Cristiano Ronaldo Lamar Sri Wahyuni Gadis asal Bireuen, Pakai Cincin Tunangan

Martunis baru saja meminang pujaan hati, gadis cantik asal Kabupaten Bireuen bernama Sriwahyuni.

Penulis: Faisal Zamzami | Editor: Faisal Zamzami
Instagram Martunis_ronaldo
Martunis dan Sri Wahyuni 

Pada 2008, Martunis bersekolah di kelas 1 SMPN 8 Banda Aceh.

Martunis sempat bermain di klub asal Portugal, Sporting Lisbon, untuk masuk tim akademi U-19.

Martunis menjadi sosok yang sangat bersyukur dan beruntung bisa selamat dari peristiwa tsunami Aceh sekaligus diangkat menjadi anak oleh Cristiano Ronaldo.

 Bagi Martunis, peristiwa tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi bencana yang tak akan terlupakan.

Martunis yang selamat dari bencana gempa dan tsunami itu kehilangan banyak teman dan keluarga.

Namun, kesedihannya sedikit terhibur oleh bintang sepak bola Cristiano Ronaldo.

Martunis termasuk korban yang selamat dari tsunami.

Saat ditemukan, Martunis menggunakan seragam Timnas Portugal bernomor punggung sepuluh milik Rui Costa.

Nasib Martunis berubah ketika mendapatkan kunjungan dari Cristiano Ronaldo.

Bahkan Martunis dijadikan anak angkat oleh pemain Juventus tersebut.

Remaja asal Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh yang lahir 10 Oktober 1997 itu selalu ingat tanah kelahirannya.

Dia juga sangat ingat jelas akan bencana tsunami Aceh.

Melalui video yang diunggah di Youtube miliknya, Martunis menanggapi pertanyaan dari seorang netizen yang ingin mengetahui kronologis bertahan hidup ketika bencana tsunami melanda.

Martunis pun menjawabnya dengan pembukaan mengenai perjuangan hidup.

Baginya, berusaha untuk bertahan hidup itu tidaklah mudah.

"Berusaha hidup itu tidak mudah dengan kita berjuang untuk masa depan, jadi yang kita perjuangkan itu adalah nyawa," kata Martunis.

Ketika kejadian tsunami, Martunis berusaha bertahan hidup dengan menaiki kasur, bangku sekolah, dan mengambil kasur kembali.

"Jadi saya pas kejadian tsunami pertama, saya berusaha untuk naik ke atas kasur, kemudian kasur itu tenggelam, lalu saya berusaha untuk naik di atas bangku sekolah, bangku kayu," kenangnya dengan sepenuh hati.

"Setelah itu bangku itu juga tenggelam, lalu saya ambil kasur lagi, tapi kasur itu juga tenggelam," tambahnya.

 Kemudian Martunis tak sadarkan diri.

Namun ketika terbangun, tiba-tiba dia berada di atas pohon yang besar.

"Terus kemudian, saya tiba-tiba sudah berada di pohon yang besar, seperti kita tidur bangun-bangun tiba-tiba berada di atas ini, itu," terangnya.

Martunis yang selamat secara terkatung-katung di lautan selama 21 hari pasca tsunami Aceh, 26 Desember 2004.

Martunis yang kehilangan ibu, kakak, dan adiknya saat tragedi tsunami Aceh tentu sangat merindukan keluarganya yang tinggal di Desa Tibang, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. (*)

Pesawat N219 Buatan Mahasiswa Aceh di Jakarta Mendarat di Kantor BPPA

Jalan Peureulak-Lokop Rusak Parah, Fadhil Rahmi Desak Pemprov Aceh Tangani Pembangunan Daerah

BMKG Keluarkan Peringatan Dini, Waspada Gelombang Capai 3 Meter di Wilayah Ini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved