Breaking News

Pasangan Ini Tetap Menikah saat Banjir, Penghulu Harus Naik Perahu dan Digendong ke Rumah Pengantin

Bencana banjir tak menghalangi pasangan Feri Eko Susanto (28) dan Syifa Fauziah (22) mengikrarkan janji suci.

Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI
Pasangan di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading yang masih tetap berlangsung meski terkepung banjir pada Kamis (2/2/2020) (KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI) 

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Bencana banjir tak menghalangi pasangan Feri Eko Susanto (28) dan Syifa Fauziah (22) mengikrarkan janji suci.

Ditengah banjir yang menggenangi kawasan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Kamis (2/1/2020), kedua pasangan tersebut melaksanakan pernikahan mereka.

Feri Eko Susanto (28) dan Syifa Fauziah (22) nekat melangsungkan pernikahan di tengah kepungan banjir yang melanda.

Kediaman mereka memang tak tersentuh banjir, tapi akses menuju rumah pasangan itu harus melewati genangan yang ketinggiannya mencapai 90 sentimeter.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di Jalan Inspeksi yang berada di pinggir Kali Anak Sunter, Pegangsaan Dua banjir menggenang kawasan tersebut dari 20-80 sentimeter.

Untuk mengakses kediaman pasangan tersebut, warga harus menerjang banjir dengan berjalan kaki atau perahu karet yang disediakan Pemprov DKI Jakarta.

Dari pinggir jalan Gang Masjid menuju kediaman pasangan itu warga harus melewati banjir sejauh 100 meter.

Namun untungnya, air tidak sampai menggenangi rumah pasangan pengantin baru ini.

Hujan sangat lebat yang turun kemarin memang sempat membuat pasangan ini was-was rumah mereka ikut tergenang banjir.

"Pengennya sih terang, ya tapi namanya cuaca disyukuri aja," kata Feri kepada Kompas.com.

Samiih (40), ibunda mempelai wanita mengatakan, demi berlangsungnya pernikahan putrinya, penghulu dari KUA Kelapa Gading harus dijemput menggunakan perahu milik BPBD DKI Jakarta.

"Iya tadi penghulunya sampai naik-naik perahu buat ke sini," kata Samiih kepada Kompas.com, Rabu (2/1/2020).

Penghulu tersebut dijemput di Jalan Gang Masjid, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara menuju rumah yang ada di gang yang ada di Jalan Inspeksi.

Jarak dari jalan tersebut menuju rumah kurang lebih 100 meter.

S
Pasangan di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading yang masih tetap berlangsung meski terkepung banjir pada Kamis (2/2/2020)(KOMPAS.COM/JIMMY RAMADHAN AZHARI)

Sesampai di gang rumah Samiih, perahu tidak bisa masuk karena ukuran jalan yang hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan sepeda motor.

Agar menjaga si penghulu tetap kering dari banjir, keluarga mempelai menggendong penghulu tersebut.

"Sampai digendong tadi di depan sini sampai ke rumah," ujar Samiih.

Akhirnya, ijab kabul pun terlaksana dengan lancar, sehingga Feri dan Syifa resmi menjadi sepasang suami istri.

Feri mengaku sempat was-was hujan lebat yang terjadi sehari sebelum pesta pernikahannya merendam rumah mereka.

 "Penginnya sih terang, ya tapi namanya cuaca disyukuri aja," kata Feri.

Namun karena pernikahan tersebut sudah direncanakan sejak 7 bulan sebelumnya, acara harus tetap berlangsung.

Undangan-undangan yang datang ke kediaman mereka juga harus menempuh jalur yang sama dengan si penghulu.

Meski kawasan itu tengah dirundung bencana, hari ini tetaplah menjadi hari bahagia bagi si pengantin baru.

Tak bisa tunda pernikahan

Karena undangan yang sudah disebar, katering dan dekorasi yang sudah dipesan membuat mereka tak bisa menunda hari pernikahan.

"Kan kita udah nyebar undangan, jadi (kalau diundur) malu," ujar Syifa sambil tertawa.

Kecemasan serupa juga sempat dirasakan ibunda Syifa bermana Samiih (40).

Terlebih ketika hujan kembali turun tadi malam.

Undangan-undangan mereka juga menyangka bahwa pernikahan tersebut batal.

Akan tetapi acara harus tetap dilaksakan.

Untungnya hari ini cuaca cerah dan banjir tetap tidak menggenangi rumah mereka.

Listrik padam dan tak ada air bersih

Namun, kendala tam hanya berhenti di situ, listrik padam dan tidak adanya air bersih juga cukup menyulitkan mereka.

"Nyuci piring aja kagak ada air nya, mau bikin kue kagak ada air, pakai galon," ujar Samiih.

Meski gelap-gelapan dan segala keterbatasan, hari bahagia tentu harus berbahagia.

Sama sekali tak ada raut kemalangan atau kesedihan di wajah mereka.

Saat berbincang-bincang dengan tamu yang datang pun mereka tak henti-hentinya tertawa.

"Ya setidaknya hari ini bisa jadi cerita muat anak nanti," kata Ferry sambil tersenyum lepas.

Simak videonya:

Kasus Proyek Telur di Aceh, Polresta Selamatkan Rp 6,2 Miliar Uang Negara, Ini Dua Tersangkanya

Pengelola Objek Wisata di Aceh Tengah Diminta Siapkan Tim Rescue, Ini Lokasinya

Tujuh Orang Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Jawa Barat, 4.000 Rumah Terendam Banjir

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketika Penghulu Harus Naik Perahu hingga Digendong ke Rumah Mempelai"

Penulis : Jimmy Ramadhan Azhari

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved