Berita Aceh Malaysia
Perempuan Asal Bireuen Alami Lumpuh di Malaysia, Warga Aceh Galang Dana untuk Pemulangan
Selama 15 tahun pula, Tihasanah bekerja sebagai juru masak pada warung pinggir jalan (kantin) di kawasan perumahan penduduk di Puchong, Selangor.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tihasanah (58), asal Gampong Meunasah Blang, Kabupaten Bireuen, dikabarkan mengalami masalah di negeri jiran Malaysia.
Sejak beberapa waktu terakhir, Tihasanah mengalami lumpuh sebelah badan kanan.
“Sudah dua minggu terakhir Kak Tihasanah ini tergeletak di tempat tidur, tidak bisa apa-apa lagi,” kata Bukhari Bin Ibrahim, tokoh Aceh di Malaysia, melalui pesan WhatsApp kepada Serambinews.com, Selasa (7/1/2020).
Informasi diperoleh Bukhari, Tihasanah sudah merantau ke Malaysia sejak 15 tahun lalu.
Selama 15 tahun pula, Tihasanah bekerja sebagai juru masak pada warung pinggir jalan (kantin) di kawasan perumahan penduduk di Puchong, Selangor, Malaysia.
Untuk tempat tinggalnya, Tihasanah menyewa bilik (kamar) pada sebuah bangunan di kawasan tempat dia bekerja.
Semenjak mengalami lumpuh sebelah badan, Tihasanah dibantu oleh para tetangga kamarnya.
Para tetangga Tihasanah ini adalah para perempuan-perempuan asal Indonesia, terutama dari Pulau Jawa, yang juga bekerja di kawasan tersebut.
“Setelah mendapat informasi ada perempuan Aceh yang mengalami lumpuh, kita langsung datang menjenguknya. Saat ini beliau sudah dalam pemantauan kita,” kata Bukhari.
“Segala biaya ditanggung dengan dana sumbangan dari masyarakat Aceh di sini. Kita juga menyiagakan beberapa perempuan di kawasan itu untuk membantu keperluan Tihasanah,” ungkap Bukhari.
• VIDEO - Suami Hilang Kontak di Malaysia, Kondisi Ibu Tiga Anak di Aceh Timur Ini Memprihatinkan
Kumpulkan dana pemulangan
Bukahri mengatakan, dalam beberapa hari terakhir, masyarakat Aceh di Malaysia telah mengumpulkan dana untuk membantu biaya pemulangan Tihasanah kembali ke kampung halamannya.
“Alhamdulillah sudah terkumpul dana sekitar RM 3500 atau sekitar Rp 11.750.000,” kata Bukhari.
Dana sumbangan itu digunakan untuk kebutuhan makan dan membayar sewa tempat tinggal Tihasanah, serta untuk biaya pengurusan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP), dan tiket pemulangan kembali Tihasanah ke kampung halamannya di Meunasah Blang, Bireuen.

Bukhari juga mengatakan, komunitas Aceh asal Bireuen di Malaysia, sudah mengirimkan perwakilan ke Meunasah Blang Bireuen untuk melihat langsung kondisi kehidupan keluarga Tihasanah.