Update Terbaru Konflik Iran Vs Amerika, Donald Trump Mendadak Ajak Iran Berdamai

Presiden AS Donald Trump, dalam konferensi persnya, Rabu (08/01) di Gedung Putih menegaskan “tidak ada satu pun orang Amerika”

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/WIN MCNAMEE
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberikan keterangan pers di Gedung Putih, Washington, pada 8 Januari 2020. Trump memberikan pernyataan sikap setelah Iran menyerang dua markas pasukan AS di Irak. Iran mengklaim bertanggung jawab sebagai balasan setelah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani, tewas diserang rudal AS. 

Rabu (08/01) pagi waktu Irak, Iran membalaskan dendam atas kematian komandan militer terkuatnya yang tewas dibunuh atas perintah Presiden Trump.

Rudal balistik ditembakkan ke markas militer Amerika di Irak.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei di hadapan warga Iran yang meneriakkan “Amerika harus mati”, menyebut balasan Iran itu sebagai “tamparan” bagi Amerika dan desakan agar tentara Amerika angkat kaki dari Timur Tengah.

Meskipun begitu, nihilnya korban jiwa dari pihak Amerika membuat sejumlah diplomat Amerika dan Eropa yang tak mau disebutkan namanya, berasumsi lain.

Kepada kantor berita Reuters, mereka meyakini Iran memang sengaja menyasarkan rudalnya agar tidak mengenai tentara Amerika.

“Iran ingin menunjukkan bahwa mereka tidak terima atas kematian komandan militernya, tapi juga tidak mau kondisi semakin memanas”.

Kematian Jenderal Qassem sebagai pemantik

Ketegangan antara Amerika dan Iran memuncak setelah Amerika, atas perintah Presiden Trump, meluncurkan serangan roket yang menewaskan Komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani, Kamis (02/01).

Soleimani dianggap sebagai tokoh militer terkuat Iran dan berada di posisi kedua dalam alur kekuasaan di Iran, tepat di bawah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.

()

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (NPR.ORG)

Pentagon menyebut serangan atas Soleimani adalah “upaya pertahanan” Amerika untuk melindungi para diplomatnya.

Soleimani dituding “rencanakan berbagai serangan atas diplomat AS”, salah satunya serangan dan pembakaran terhadap Kedubes AS di Baghdad, Irak, 31 Desember lalu.

Pasukan Quds yang dipimpin Soleimani juga masuk dalam daftar “Organisasi Teroris Asing” yang dirilis Amerika, karena dianggap terkait dengan Hezbollah dan Hamas.

Pemerintahan Presiden Trump mengungkapkan Pasukan Quds terlibat dalam sejumlah serangan yang tewaskan lebih 600 tentara Amerika pada tahun 2003 hingga 2011.

“Jenderal Qassem Soleimani harusnya sudah dilenyapkan sejak bertahun-tahun lalu,” kata Presiden Trump.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved