Angin Kencang Terjang Abdya, Atap Sekolah Copot Pelajar Duduk di Lantai
Dalam kondisi tanpa atap, semua kursi, meja, dan peralatan sekolah lain yang ada dalam ruangan tersebut basah diguyur hujan deras
Dalam kondisi tanpa atap, semua kursi, meja, dan peralatan sekolah lain yang ada dalam ruangan tersebut basah diguyur hujan deras. Sehingga, untuk sementara ruangan tersebut tak bisa digunakan.
SEBANYAK 72 pelajar kelas II SMP Negeri 2 Susoh, di Desa Padang Baru, Aceh Barat Daya (Abdya), sejak Jumat (10/1/2020), harus mengikuti proses belajar mengajar di lantai. Penyebabnya, ruangan yang selama ini mereka tempati untuk sementara tak bisa digunakan setelah atapnya diterbangkan angin kencang disertai hujan deras yang melanda kawasan itu pada Kamis (9/1/2020) sore.
Kepala SMPN 2 Susoh, Hasmizar SPd, kepada Serambi, Jumat (10/1/2020) siang, mengatakan, selama ini pelajar sekolah tersebut mengikuti kegiatan belajar mengajar di lima ruang kelas baru (RKB). Namun, menurutnya, sekarang kelima ruang tersebut tidak bisa digunakan karena rusak parah setelah diterpa angin kencang. “Bagian atas kelima ruang belajar tersebut sekarang sudah dalam kondisi terbuka setelah atap sengnya copot diterbangkan angin,” ujarnya.
Selain itu, sebut Hasmizar, plafon dan rangka kayu jatuh ke ruangan kelas. Dalam kondisi tanpa atap, semua kursi, meja, dan peralatan sekolah lain yang ada dalam ruangan tersebut basah diguyur hujan deras. Sehingga, untuk sementara ruangan tersebut tak bisa digunakan. “Sehingga proses belajar mengajar harus kita pindahkan ke ruangan lain. Karena di ruangan itu tak ada kursi dan meja, sehingga anak-anak harus belajar di lantai,” ungkap Hasmizar, didampingi Ketua Komite Sekolah, Hermansyah SH
Ruangan yang dipakai sebagai tempat belajar sementara, sebutnya, adalah ruang keterampilan, ruang unit kesehatan sekolah (UKS), dan mushalla sekolah. Ia memperkirakan, pelajarnya harus belajar di lantai hingga beberapa hari ke depan sampai selesainya pembersihan dan perbaikan ruangan yang sudah tanpa atap tersebut.
Namun, belum diperoleh informasi bagaimana penangangan yang dilakukan terhadap ruangan yang atapnya diterbangkan angin kencang tersebut agar pelajar bisa segera belajar kembali di ruangan yang layak. “Atap sekolah yang rusak parah itu sangat mendesak untuk ditangani apakah oleh Disdikbud atau BPBD Abdya,” timpal Hermansyah.
Karena komite sekolah tidak mampu mengatasi kerusakan yang cukup parah, menurut Hermansyah, maka perlu kebijakan secepatnya dari Pemkab setempat. Sehingga pelajar bisa kembali belajar secara normal.
Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Abdya, H Jauhari SPd, kemarin pagi, sudah meninjau kondisi sekolah kami. Pejabat kabupaten dan kecamatan lain yang juga berkunjung ke sekolah itu adalah Kepala Dinas Sosial, Ikhwansyah TA SH, Kabag Ops Polres, AKP Haryono SE, pejabat Kodim 0110/Abdya, pejabat BPBD Abdya, serta Camat Susoh, H Zulfan, bersama anggota Muspika setempat.
Setelah itu, pejabat tersebut meninjau 14 rumah di tiga desa dalam Kecamatan Susoh yang atapnya copot diterbangkan angin kencang. Rumah rusak terbanyak di Gampong Padang Baruyaitu 11 unit. Terparah adalah rumah milik Kepala Lorong, Akmal (35), dimana seluruh atap rumah permanen copot dan diterbangkan angin bersama rangka kayunya. Rumah permanen itu, untuk sementara tidak bisa ditempati karena bagian atasnya dalam kondisi terbuka.
Seluruh barang di rumah tersebut seperti tempat tidur, lemari pakaian, dan peralatan dapur basah diguyur hujan. Akmal bersama lima anggota keluarganya, kini ditampung di rumah mertuanya di desa setempat. (nun)