Jawara Bekasi Sindir Presiden saat Bela Anies: Dua Tahun Pindah Jadi Presiden, Tak Bertanggungjawab
Dalam orasinya, Jawara Bekasi Damin Sada menyindir Presiden yang disebutnya dulu pernah mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.
SERAMBINEWS.COM - Aksi bela Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan digelar tepat di depan Balai Kota Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2020) siang.
Jawara Bekasi, Damin Sada menyambangi Balai Kota DKI Jakarta untuk melakukan orasi membela Anies Baswedan.
Anies didemonstrasi oleh organisasi masyarakat (Ormas) Suara Rakyat Bersatu terkait banjir Jakarta.
Mengenakan busana pangsi khas Betawi, pemimpin dari Laskar Adat Betawi ini datang bersama rombongannya sekitar pukul 14.30 WIB.
Setibanya di sana, lelaki bertubuh tambun ini langsung menaiki mobil komando yang dilengkapi alat pengeras suara.
Dalam orasinya, Jawara Bekasi Damin Sada menyindir Presiden yang disebutnya dulu pernah mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.
• Kisah Pria Penjaga Kamar Mayat, Mengaku Telah Berhubungan Intim dengan 100 Mayat
• Daftar Harga Ponsel Xiaomi Januari 2020, Redmi Note 10 Pro Punya 5 Kamera: Harga Rp 6 Jutaan
• Kakek Renta di RSU Sigli Sudah Ada Keluarga, Ternyata Warga Gampong Bluek Arab, Pidie
• Enak tapi Berbahaya, Berikut 11 Makanan Enak yang Dapat Menyebabkan Penyakit Kanker
Presiden tersebut, menurut dia, dianggap tidak menepati janjinya karena mundur dari jabatannya sebagai Gubernur untuk maju mengikuti pemilihan Presiden 2014.
“Sebelumnya ada Wali Kota yang datang dari Jawa, dia bilang soal banjir dan macet gampang. Kemudian diboyonglah dia ke DKI,” ujarnya dilansir YouTube WartaKota, Selasa (14/1/2020).
Saat berkuasa di DKI Jakarta, kata dia, sosok pemimpin itu hanya bisa masuk dan keluar gorong-gorong dan membuat tanggul di utara reklamasi.
“Dia bilang untuk mengatasi banjir dan macet butuh pemimpin nasional, makanya dua tahun (jadi gubernur) lalu jadi presiden. Itu tidak bertanggung jawab, seharusnya lima tahun,” ujarnya.
Menurutnya setelah orang tersebut menjadi Presiden, warga Jakarta menjadi terpecah belah karena dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Akhirnya apa? Warga Jakarta jadi terpecah belah karena apa? Diserahin sama si Ahok bukan comberan," sebutnya.
Ia menegaskan jika sudah move on dari pemilihan Presiden, dan tidak ada istilah 'kampret' dan 'cebong' lagi.
"Tidak ada kamprtet, cebong karena biang kampret nyebur ke kobokan, cebong jadi sudah akur, mudah-mudahan kampretnya gak jadi biawak dan kita bersyukur tidak kalah tidak menang," tegasnya.

Beberapa spanduk dukungan ke Anies Baswedan mulai dipasang para peserta aksi pro Anies, Selasa (14/1/2020). (Wartakotalive/Joko Supriyanto)
• Berbuat Mesum Kebun Sawit, Penghulu dan Penjual Ikan Ditangkap Warga
• Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat Dipolisikan, Ini 5 Fakta Penyebabnya
• Bermodus Pura-pura Pindah Agama, Pria Ini Tipu dan Kuras Harta Ustaz untuk Mabuk-mabukan