Berita Aceh Tamiang
Kek Bandung Sudah Menahun Sakit di Aceh Tamiang, Tolak Dikasihani dan Arahkan Bantuan untuk Masjid
Justru Kek Bandung, sapaannya mengarahkan penderma yang menjenguknya mengalihkan dana bantuan untuk masjid.
Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Mursal Ismail
Justru Kek Bandung, sapaannya mengarahkan penderma yang menjenguknya mengalihkan dana bantuan untuk masjid.
Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang
SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Sakit keras yang diderita menahun tidak lantas membuat Sukirman Daud (87) menjadi peminta-minta.
Justru Kek Bandung, sapaannya mengarahkan penderma yang menjenguknya mengalihkan dana bantuan untuk masjid.
Kondisi Kek Bandung memang sangat memprihatinkan.
Sehari-hari pria kelahiran Bandung, Jawa Barat tahun 1933 ini hanya mengharapkan perhatian istrinya, Siti Nasiah yang juga sudah berusia lanjut.
Tidak diketahui pasti usia Siti, namun diprediksi sudah melampaui angka 70 tahun.
• Anggota DPR Aceh Harapkan Jalan Muara Situlen-Gelombang Tuntas Tahun Ini
• DPRA Minta Pemerintah Kaji Ulang Rencana Pencabutan Subsidi Elpiji 3 Kg, Ini Alasannya
• Didera Lumpuh Selama Dua Tahun, M Jafar Hanya Bisa Berbaring dan Duduk di Ranjang Bambu
Pasangan suami istri ini hidup di sebuah rumah kecil di Dusun Bukitkarim, Kampung Blangkandis, Kecamatan Bandarpusaka, Aceh Tamiang.
Rumah tersebut terbuat dari papan yang sudah mulai lapuk dan belum teraliri listrik.
Sebagian lantainya masih tanah, sedangkan kamar mandi terletak agak jauh di halaman belakang.
Di dinding depan terpasang stiker bertuliskan Keluarga Sangat Miskin, Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).
Rumah ini bantuan Baitul Mal Aceh Tamiang.
Kondisi ini tidak terlepas dari kesehatan Kek Bandung yang sejak lima tahun terakhir menderita sakit keras.
Pria yang dulunya bekerja sebagai buruh di perkebunan karet ini mengeluhkan sakit di bagian paru-paru dan kaki.
Sejak setahun terakhir, praktis seluruh waktu Kek Bandung dihabiskan di atas tempat tidur menyusul kesehatannya memburuk.
Tubuhnya semakin kurus dan membungkuk.
“Jangankan berobat, makan saja tidak mau,” kata Siti Nasiah ketika ditemui di kediamannya, Jumat (17/1/2020).
Praktis Siti menyitakan sepenuh waktunya untuk mengurus sang suami.
Untuk keperluan makan, dia hanya bisa berharap bantuan dari tetangga yang secara bergilir rutin memberi uang, beras atau kebutuhan pangan lainnya.
Dua anak mereka sendiri tidak terlalu bisa diharapkan karena sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota.
“Yang satu tinggal di Langsa, satu lagi tinggal di Gebang, Langkat. Kerja di (buruh) kebun,” lanjut Siti.
Terkait bantuan ini, ternyata Siti harus kucing-kucingan dengan suaminya.
Kek Bandung merupakan sosok orang anti-dikasihani.
Bukan tak sering tetangganya membujuk Kek Bandung ke rumah sakit, namun selalu ditolak.
“Tidak pernah mau dibawa ke rumah sakit. Kalau kita paksa, dia bilang ‘jangan bantu aku, bantu sana masjid’,” kata Herianto, Datok Penghulu Blangkandis.
Herianto yang rutin meninjau perkembangan Kek Bandung malah sering mendapat tausyiah agama.
Tak jarang pula Herianto mendapat pesan dari Kek Bandung agar tidak terlalu sering memerhatikannya, karena saat ini dia sedang pasrah menunggu ajal.
“Yang membuat saya sedih ya itu, Kakek selalu bilang dia tidak usah diobati, karena waktunya sebentar lagi.
Saya gak tahan kalau dia sudah bilang begitu,” kata Herianto. (*)