Luar Negeri
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Sebut Pemakzulan Dirinya Hoaks dan Memalukan
Presiden AS Donald Trump menyebut sidang pemakzulan terhadap dirinya yang akan digelar di Senat AS " hoaks" dan "memalukan".
"Perilaku Trump adalah mimpi buruk para Pendiri Bangsa. Jadi, sudah seharusnya dia dilengserkan dari jabatannya," ucap para manajer.
Dalam agenda Selasa, materi sidang akan berfokus kepada penetapan aturan seperti batas mendengarkan argumentasi dua belah pihak.
Selain itu, materi Selasa ini juga akan fokus apakah perlunya memanggil saksi atau bukti yang diperlukan untuk memperkuat vonis.
Sebanyak 100 senator sudah disumpah untuk bertindak adil, dengan persidangan bakal dipimpin Ketua Mahkamah Agung AS, John Roberts.
Meski begitu, Trump yakin bahwa 53 senator Republik yang menguasai Senat bakal segera membebaskannya dari tuduhan.
Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell sudah mengisyaratkan dia akan lebih banyak berdiskusi dengan tim Gedung Putih.
Untuk bisa melengserkan Trump, dibutuhkan dua per tiga dukungan, yang artinya sebanyak 67 senator harus memberikan kata setuju.
Itu berarti kubu oposisi dari Demokrat yang berjumlah 45 orang, ditambah dua senator independen, butuh 20 orang politisi Republik untuk membelot.
Sebelumnya, Mayoritas rakyat Amerika Serikat ( AS) mendukung agar Presiden Donald Trump dinyatakan bersalah dan dilengserkan oleh Senat AS.
Menjelang sidang level Senat yang akan digelar pada Selasa (21/1/2020), CNN menggelar survei di mana 51 persen mendukung pemakzulan Trump.
Sebanyak 45 persen menolak Trump dipecat dari Gedung Putih, menurut survei yang digelar pada 16 sampai 19 Januari 2020 itu.
Angka 51 persen merupakan dukungan tertinggi sejak CNN menyurvei opini rakyat negeri “Uncle Sam” terhadap isu pemakzulan yang membelah AS.
Survei juga menunjukkan, rakyat AS percaya terhadap dakwaan pemakzulan Trump yang diajukan oleh House of Representatives (DPR AS).
Sebanyak 58 persen percaya bahwa presiden berusia 73 tahun itu telah menyalahgunakan kekuasaan kepresidenan untuk kepentingan pribadinya.
Tidak berbeda tipis, 57 persen juga yakin presiden dari Partai Republik itu menghalangi penyelidikan yang dilakukan oleh House of Representatives.