Virus Corona Serang China

Virus Misterius Serang China, Korea Utara Tutup Perbatasan dan Cegah Turis Asing

Jumlah kematian akibat virus menular tersebut telah meningkat menjadi sembilan di negara asalnya, media lokal mengatakan pada hari Rabu.

Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/STRINGER
Petugas memeriksa kesehatan seorang warga di Guangzhou, China, Rabu (22/1/2020). China saat ini sedang menghadapi serang virus yang dikenal sebagai "2019-nCoV". Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan pada 2019 dan kemudian ditularkan dari orang ke orang. 

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Indonesia menyatakan pihaknya telah mengirimkan edaran yang meminta pihak berwenang untuk meningkatkan kewaspadaan pada seluruh pintu masuk negara, termasuk melalui jalur udara, laut maupun darat.

Hal ini dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah kasus penyakit akibat virus corona yang dilaporkan oleh pemerintah China.

Edaran dari Kemenkes itu juga meminta kesiapsiagaan pihak-pihak dinas kesehatan maupun rumah sakit rujukan dalam menghadapi kemungkinan masuknya penyakit itu.

Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Kemenkes, mengatakan bahwa alat pemindai suhu tubuh, atau thermal scanner, pada titik-titik masuk para pendatang dari luar negeri telah diaktifkan kembali guna mendeteksi gejala-gejala virus itu.

"Karena salah satu gejalannya adalah panas, gangguan pernapasan, yang paling awal yang bisa dideteksi adalah dengan thermal scan," kata Anung Senin (20/01) pada acara temu media untuk menjelaskan langkah-langkah preventatif yang diambil oleh pemerintah, seperti ditulis BBC.

VIDEO - Irak Diguncang Demo Besar, Pengunjukrasa Inginkan Pemerintahan Baru

Pernapasan Akut

Sampel virus yang telah diselidiki adalah virus corona.

Corona virus sendiri saat ini hanya enam yang diketahui menginfeksi orang, namun dengan kasus baru ini kemungkinan akan menjadi tujuh.

Dalam dampak yang ringan, corona virus menyebabkan pilek tapi yang parah bisa menyebabkan Sindrom Pernapasan Akut (SARS).

Analis pada kode genetik virus baru ini menunjukkan virus yang tengah merebak lebih mirip dengan SARS dibanding virus corona lain.

SARS sendiri telah menewaskan 774 dari 8.098 orang pada wabah yang merebak tahun 2002.

Virus ini menyebabkan pneumonia pada beberapa pasien dan berakibat fatal pada dua di antaranya.

Direktur Badan Amal Penelitian Medis Wellcome, Dr. Jeremy Ferrar mengatakan, terdapat tingkat penularan virus ini dari orang ke orang.

"Kami mulai mendengar lebih banyak kasus di China dan negara-negara lain dan kemungkinan, seperti yang ditunjukkan oleh pemodelan ini, bahwa akan ada lebih banyak kasus, di sejumlah negara," kata dia.(Anadolu Agency/Wartakotalive)

Follow kami di IG:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved