Berita Aceh Barat
Jalan Lintas Geumpang-Meulaboh Berlumpur, Akibat Aktivitas Angkutan Galian C
Jalan lintas Geumpang-Meulaboh di kawasan Desa Alue Lhok dan Desa Padang Sibakabu di Kecamatan Kaway XVI, sangat dikeluhkan warga akibat debu..
Penulis: Sadul Bahri | Editor: Yusmadi
Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat
SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Jalan lintas Geumpang-Meulaboh di kawasan Desa Alue Lhok dan Desa Padang Sibakabu di Kecamatan Kaway XVI, sangat dikeluhkan warga akibat debu saat kemarau dan becek ketika musim hujan.
Jalan lintas sepanjang 1 kilometer lebih itu disebabkan oleh pengangkutan galian C berupa tanah timbunan oleh pihak perusahaan, sehingga kondisi lumpur di badan jalan sangat mengganggu warga di dua desa tersebut.
"Tanah timbunan yang di angkut oleh pihak perusahaan menggunajalan provinsi itu menyebabkan tanah liat tumpah ke badan jalan, sehingga saat hujan mengalami becek, dan ketika kemarau berdebu," jelas Dahlan, Anggota DPRK Aceh Barat kepada Serambi, Senin (27/1/2020).
Kondisi becek dan berdebu itu sangat dikeluhkan oleh warga saat ini.
Sehingga pihak perusahaan diminta bertanggung jawab dengan membersihkan tanah liat yang tumpah di badan jalan dengan menyiramkan air dengan secukupnya agar tanah liat tidak melekat di badan jalan lagi.
Kondisi tersebut juga rawan akan kecelakaan lalu lintas di lokasi tanah liat di lintas jalan Meulaboh-Geumpang di kawasan Desa Padang Sikabu dan Alue Lhok.
• Rapat DPR Dengan KPK, Politisi PDIP dan Demokrat Adu Mulut, Desmond: Kita Skors Dulu Biar Dingin
• Syariful Alam Tepilih Jadi Datok Penghulu Kesehatan
• Anisa Chairuna, Ikut Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia di Yogyakarta
Perusahaan diminta untuk benar-benar bertanggung jawab atas pekerjaan yang berlangsung tersebut, sebab tanah liat yang tumpah di badan jalan itu cukup mengganggu warga sekitar saat ini.
Pengangkutan tang timbunan dari Desa Alue Lhok ke Padang Sikabu itu mengguna jalan Provinsi seharusnya perusahaan mencari lain, atau bertanggung jawab atas lumpur di badan jalan.
Semnetara Abubakar yang juga Anggota DPRK Aceh Barat meminta kepada pemerintah untuk mengawasi aktifitas pihak perusahaan, agar tidak mengganggu masyarakat umum. Kondisi debu yang terus berlangsung itu hendaknya ada kebijakan dan tanggung jawab supaya masyarakat di kawasan Alue Lhok dan Padang Sikabu jangan terganggu.
“Tanah liat yang tumpah ke badan jalan akan berubah menjadi lumpur ketika musim hujan, dan saat kemarau debu mengepul seperti asap setiap kendaraan melintas,” jelas Abubakar. (*)