Wawancara Eksklusif

‘Saya Tak Takut pada Mafia Beras dan Gula’   

Selama tiga bulan lebih menjabat sebagai Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengaku belum melihat adanya mafia beras

Editor: bakri
IST
SYAHRUL YASIN LIMPO Menteri Pertanian RI 

Saat sidang kabinet perdana, Oktober 2019 lalu, Presiden menyampaikan perintah jangan korupsi, bagaimana implementasinya di Kementerian Pertanian?

Waktu saya jadi gubernur, provinsi yang paling bersih itu adalah Sulawesi Selatan. Selama 8 tahun clear and clean dan dapat wajar tanpa pengecualian (dari Badan Pemeriksa Keuangan/BPK). Saya berharap pengalaman itu juga yang akan saya bawa. Yang bisa memperbaiki ini adalah sistem. Harus dengan digital dan  proses yang terbuka.

Saya selalu sampaikan, kalau mau lihat ikan busuk atau tidak itu lihat dari kepalanya. Kalau kepalanya busuk, akan busuk sampai ke ekor. Mudah-mudahan filosofi itu bisa dijaga. Saya cuma kerja di sini, ini bagian dari ibadah.

Kementerian ini membutuhkan kerja sama dengan parlemen untuk anggaran dan lain-lain. Bagaimana Anda menghadapi orang-orang di parlemen?

Muaranya satu, kita urus negara, urus bangsa, dan urus rakyat. Kalau mereka (anggota parlemen) arahnya sama dengan itu pasti kita sejalan. Boleh saja dia nebeng di program pemerintahan dan itu wajar, sepanjang itu terkonsepsi dan programnya ada. Muaranya rakyat.

Selama tiga bulan saya di sini (Kementerian Pertanian), DPR oke banget tuh. Soalnya saya selalu responsif manakala ada masalah, misalnya ada kelangkaan pupuk, sebuat di mana terjadinya lalu bertemu dan satu jam kemudian selesai.

Apa Anda mendapat pesan khusus dari Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai NasDem?

Surya Paloh orang yang fair. Idealismenya masih sangat tinggi. Pikiran kebangsaan, masalah kerakyatan, sangat penting itu untuk dia. Pesannya cuma satu jangan bikin  malu NasDem. Terlalu banyak orang mau jadi menteri, kami dikasih (kepercayaan), sehingga harus kami pertanggungjawabkan. Saya bilang saya siap.

Kedua, beliau pesan saya harus hati-hati karena di sini banyak masalah. "Kamu ditunjuk di situ karena kamu dianggap punya kemampuan. Perlihatkan kemampuan lebih dari yang lain," kata Surya Paloh. Saya bilang saya siap.

Bagaimana dengan masalah ketersediaan dan pasokan gula?

Yang jelas itu kita masih impor gula, masih cukup besar. Kesiapan industri gula kita kelihatannya masih perlu energi yang sangat besar. Senang atau tidak kondisinya seperti itu.

Untuk siapa saja yang bisa membuat gula di dalam negeri, patut untuk kita dukung bersama. Kalau tidak kita akan terus tergantung pada  impor. Inyaallah tahun ini saya akan sangat serius menangani gula. (den)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved