Berita Sabang

Ini Upaya Pemko Sabang Cegah Malaria & Penyakit Infeksi Lainnya, Tapi Bukan Berarti Sudah Terinfeksi

Kerja sama ini dilaksanakan dalam bentuk pengembangan SDM dan pendampingan penelitian malaria dan juga pada penyakit infeksius lainnya, seperti DBD

Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
For serambinews.com
Wali Kota Sabang, Nazaruddin SI Kom, (dua kanan) memperlihatkan naskah perjanjian kerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman serta Kementerian Riset dan Teknologi. Penandatanagan MoU ini berlangsung di ruang kerja Wali Kota Sabang, Senin (3/2/2020). 

Namun, dalam hal ini puskesmas dan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Kemudian bersama-sama bahu membahu dengan semua instansi terkait dapat menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio juga ikut menyampaikan sambutan saat acara ini. 

Menurutnya, MoU  ini untuk mengadakan kerja sama dalam bidang kesehatan dan kedokteran dengan memanfaatkan sumber daya kedua belah pihak. 

Maksudnya dalam mendeteksi penyebaran virus dan melakukan pencegahan sejak dini.

Ruang lingkup nota kesepahaman ini mencakup penyelenggaraan penelitian dan pelatihan terhadap virus Malaria Knowlesi dan Hepatitis.

Kemudian penyelenggaraan kegiatan ilmiah, seminar, lokakarya, dan peningkatan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

Hal ini dilakukan dalam kegiatan penelitian terhadap genetika populasi dan penyakit infeksi di Sabang.

“Penelitian yang dikerjakan mencakup penelitian zoonosis malaria, yaitu infeksi malaria yang awalnya menginfeksi hewan. 

Dalam hal ini infeksi plasmodium knowlesi yang menginfeksi monyet dan dapat menginfeksi manusia karena adanya faktor nyamuk pembawa, yaitu nyamuk Anopheles,” katanya.

Penelitian juga melibatkan beberapa puskesmas di Kota Sabang, seperti Puskesmas Sukajaya, Puskesmas Sukakarya, Puskesmas Iboih, dan Puskesmas Cot Ba’u.

“Harapannya dapat tetap menjaga dan meningkatkan tahap pemeliharaan Kota Sabang yang telah mencapai tahap eliminasi malaria sejak tahun 2014,” tutup Prof Amin. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved