Berita Sabang
Ini Upaya Pemko Sabang Cegah Malaria & Penyakit Infeksi Lainnya, Tapi Bukan Berarti Sudah Terinfeksi
Kerja sama ini dilaksanakan dalam bentuk pengembangan SDM dan pendampingan penelitian malaria dan juga pada penyakit infeksius lainnya, seperti DBD
Penulis: Mursal Ismail | Editor: Mursal Ismail
Namun, dalam hal ini puskesmas dan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Kemudian bersama-sama bahu membahu dengan semua instansi terkait dapat menciptakan layanan kesehatan yang lebih baik.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio juga ikut menyampaikan sambutan saat acara ini.
Menurutnya, MoU ini untuk mengadakan kerja sama dalam bidang kesehatan dan kedokteran dengan memanfaatkan sumber daya kedua belah pihak.
Maksudnya dalam mendeteksi penyebaran virus dan melakukan pencegahan sejak dini.
Ruang lingkup nota kesepahaman ini mencakup penyelenggaraan penelitian dan pelatihan terhadap virus Malaria Knowlesi dan Hepatitis.
Kemudian penyelenggaraan kegiatan ilmiah, seminar, lokakarya, dan peningkatan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.
Hal ini dilakukan dalam kegiatan penelitian terhadap genetika populasi dan penyakit infeksi di Sabang.
“Penelitian yang dikerjakan mencakup penelitian zoonosis malaria, yaitu infeksi malaria yang awalnya menginfeksi hewan.
Dalam hal ini infeksi plasmodium knowlesi yang menginfeksi monyet dan dapat menginfeksi manusia karena adanya faktor nyamuk pembawa, yaitu nyamuk Anopheles,” katanya.
Penelitian juga melibatkan beberapa puskesmas di Kota Sabang, seperti Puskesmas Sukajaya, Puskesmas Sukakarya, Puskesmas Iboih, dan Puskesmas Cot Ba’u.
“Harapannya dapat tetap menjaga dan meningkatkan tahap pemeliharaan Kota Sabang yang telah mencapai tahap eliminasi malaria sejak tahun 2014,” tutup Prof Amin. (*)