Unsyiah Gandeng Prancis dan Pemkab Bener Meriah
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) semakin serius mengembangkan industri dan produk turunan nilam di Aceh
* Kembangkan Industri Nilam
BANDA ACEH - Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) semakin serius mengembangkan industri dan produk turunan nilam di Aceh. Hal ini diwujudkan dengan melakukan kerja sama dengan perusahaan asal Prancis, Natgreen dan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah.
Natgreen merupakan perusahaan yang fokus mengumpulkan bahan baku aroma dari berbagai negara. Perusahaan ini merupakan bagian dari Cadima Pathe Groups, jejaring perusahaan terkemuka di Prancis.
Penandatanganan naskah kerja sama dilakukan oleh Rektor Unsyiah, Prof Dr Ir Samsul Rizal Eng, Direktur Natgreen Mostapha Bensalah, dan Bupati Bener Meriah yang diwakili Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, Ir Abadi di Ruang Balai Senat Unsyiah, Minggu (2/2).
Prof Samsul mengatakan, titik berat kerja sama ini di bidang penelitian dan pengembangan ekonomi, khusus industri atsiri, terutama di wilayah pedesaan Aceh. Selain itu, perusahaan Prancis tersebut juga akan membantu Unsyiah dan para petani nilam Aceh untuk menciptakan dan mengembangkan ekstrak serta pemurnian tanaman aromatik agar lebih beragam. Termasuk ikut mendukung industri parfum dan pengemasannya. “Unsyiah sangat serius untuk mengangkat kembali kejayaan nilam di Aceh dan akan terus berkolaborasi dengan pihak luar agar nilam Aceh semakin berkembang,” ujarnya.
Keseriusan Unsyiah ini, lanjut Samsul, juga ditunjukkan dengan mendirikan pusat penelitian nilam Atsiri Research Center (ARC) pada tahun 2016. Pusat penelitian ini sudah diakui Kemenristekdikti sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) nasional terkait nilam.
Dalam waktu dekat, Unsyiah juga akan mempersiapkan lahan di Aceh Jaya, Aceh Besar, dan Bener Meriah sebagai lokasi pengembangan industri nilam. “Kita berharap langkah ini dapat memotong rantai kemiskinan di Aceh, terutama yang menjadi lokasi tumbuhnya nilam di Aceh," kata Rektor.
Bupati Bener Meriah yang diwakili Ir Abadi mengatakan, kerja sama ini merupakan langkah tepat untuk mengembangkan industri nilam agar lebih baik, terutama di kawasan Bener Meriah. Selama ini, menurutnya, masyarakat sudah tidak tertarik lagi bertani nilam dikarenakan harga jual di pasaran terlalu rendah. Namun, dengan adanya kerja sama ini, Pemkab Bener Meriah dapat mengajak petani untuk kembali menggarap nilam, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi petani. Ia juga berterima kasih kepada Unsyiah karena telah memilih Bener Meriah menjadi bagian pengembangan nilam di Aceh.
Sementara itu, Mostapha Bensalah, Direktur Natgreen, Prancis, berkomitmen untuk mendukung pengembangan minyak nilam, minyak esensial, industri ekstrak aromatik, hingga pengemasan parfum di Aceh. Menurutnya, saat ini, industri parfum dunia sangat membutuhkan aromatik terbaik dan ini menjadi peluang bagi Aceh dan Unsyiah.
Ia juga mengapresiasi kerja sama ini yang lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat, terutama petani nilam. Sebab, selama ini ia menemukan banyak kolaborasi yang lebih mengutamakan nilai bisnis.
Dalam kegiatan ini juga berlangsung diskusi pengembangan nilam bersama jajaran Pemerintah Aceh. Diskusi dipandu oleh Dr Syaifullah Muhammad, Kepala ARC-PUI Nilam Aceh.
Ia menekankan pentingnya kerja sama banyak pihak dari kalangan perguruan tinggi, pemerintah, dunia usaha, masyarakat, hingga media untuk meningkatkan volume ekspor komoditas tertentu dari Aceh, terutama minyak atsiri.(dik)