Dianggap Berbahaya, Pemerintah China Larang Memakamkan Korban Virus Corona, Tetapi Harus Dibakar
Menurut Global Times, dekrit tersebut memberi tahu bahwa korban virus corona yang meninggal harus dimusnahkan dengan cara dibakar.
SERAMBINEWS.COM - Wabah virus corona memasuki babak baru nyaris dua minggu setelah pandemi itu mewabah di negeri tirai bambu.
Kini pemerintah China berusaha mati-matian utuk menghentikan wabah tersebut.
Beragam cara dilakukan termasuk yang terbaru adalah melarang pemakaman bagi korban virus corona karena dianggap berbahaya.
Mengutip DailyStar Selasa (4/2/20) peraturan ketat dikeluarkan oleh pemerintah, tentang penangananan korban yang meninggal akibat virus corona.
Hingga saat ini korban terus berjatuhan, setidaknya sudah lebih dari 300 nyawa melayang akibat virus corona.
Meski demikian, ada setidaknya lebih dari 100 korban yang berhasil diselamatkan, dengan sisanya sekitar 17 ribu orang terpapar virus tersebut.
Kini kabar terbarunya, pemerintah China mengeluarkan intruksi suram tentang penanganan mayat korban virus corona.
• VIRAL Video Warga China Ngamuk Karena Jeruknya Tak Laku, Ini Tanggapan Kominfo dan Fakta Sebenarnya
• China Konfirmasi 425 Kematian Akibat Coronavirus, Jenazahnya Dibakar di Krematorium Dekat RS
• Geng Narkoba Meksiko Ancam Lawan Pemerintah, Berencana Membantai Pejabat yang Nekat Korupsi
Tak main-main, korban virus corona yang meninggal dilarang dimakamkan tetapi harus dimusnahkan dengan segera.
Menurut Global Times, dekrit tersebut memberi tahu bahwa korban virus corona yang meninggal harus dimusnahkan dengan cara dibakar.
Mengutip Komisi Kesehatan Nasional, publikasi tersebut mengkonfirmasi bahwa semua mayat harus dibakar "dekat dan segera".
Ia menambahkan, "Pemakaman atau pemindahan mayat tidak diizinkan. Pemakaman tidak diizinkan untuk menghindari penyebaran virus."
Skala penuh wabah ini masih belum jelas karena laporan-laporan yang menyedihkan terus muncul dari Cina.
Video yang belum dikonfirmasi membanjiri media sosial yang menunjukkan kematian di jalanan dan tumpukan tas mayat di rumah sakit.
Sejauh ini China menempatkan 16 kota terkunci, dalam situasi 55 juta orang hidup dibawah karantina.
Dua rumah sakit darurat telah dibangun hanya dalam waktu beberapa hari di Wuhan.
Saat ini Wuhan masih menjadi pusat infeksi, dan kote tersebut disegel oleh pemerintah hampir dua minggu.
Pejabat China kini terus melakukan penambahan fasilitas rumah sakit karena jumlah korban berjatuhan terus bertambah.
• Pengakuan Korban Pelecehan Seks Menyimpang di Rutan Perempuan, Awalnya Usap Kepala, Lama-lama…
• Presiden King of The King Dony Pedro Anggota TNI Aktif, Berdinas di Pussenif TNI AD Bandung
• Jokowi Jamin Ibu Kota Baru Bebas Banjir, Rocky Gerung: Harusnya Selesaikan Dulu Banjir di Jakarta
Selain pemusnahan mayat secara langsung, laporan lain menyebut pemerintah China mengkremasi mayat-mayat korban virus corona tanpa konfirmasi.
Hal ini ditemukan setelah penelusuran di rumah-rumah kremasi yang mengaku mendapat kiriman mayat dari rumah sakit tanpa adanya konfirmasi tentang identitas mayat tersebut.
Sudah 27 hari sejak virus itu muncul, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengeluarkan peringatan keadaan darurat global atas virus corona.
Virus corona atau dikenal dengan 2019-nCoV adalah infeksi mirip SARS yang menyerang sistem pernapasan.
Penyakit ini muncul tanpa gejala selama dua minggu sebelum menjadi batuk kering dan demam dengan gejala seperti pneumonia.
Para ahli percaya bahwa itu mungkin berasal dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan tempat hewan-hewan eksotis dan domestik dijual untuk konsumsi manusia.
Masa inkubasi yang lama dari virus diyakini memicu penyebaran, dan dapat ditransfer antara pembawa sebelum gejala bahkan dapat berkembang.
Artikel ini telah tayang di Intisari-online.com dengan judul Terlalu Takut dengan Virus Corona, Pemerintah China Melarang Memakamkan Korban Virus Corona, Tetapi Mayatnya Harus Segera Dimusnahkan dengan Cara Ini