Berita Banda Aceh
Imam Maulana, Wisudawan Unsyiah yang Lulus tanpa KKN dan Skripsi
Alumni SMA Fatih Bilingual School ini pun menceritakan, bahwa keistimewaan tersebut tidak didapat secara cuma-cuma. Namun, ada usaha dan pengorbanan.
Penulis: Eddy Fitriadi | Editor: Nurul Hayati
Usaha tersebut dimulai sejak akhir tahun 2017, dimana ia bersama 4 rekannya mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) ke Kemenristekdikti dan lulus untuk didanai.
Mereka menggagas program Santri Dayah First Aider (SADAR), yakni pelatihan dan pembinaan keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan di Dayah Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah.
“Sudah menjadi sebuah aturan dari rektorat bahwa mahasiswa yang lulus pendanaan PKMM akan menjadikan programnya sebagai bagian dari KKN, jika selama pelaksanaan telah mengambil mata kuliah tersebut,” jelas Imam.
Hal ini lah yang membuatnya tidak perlu mengikuti KKN ke Gayo Lues pada tahun 2018 lalu.
Program SADAR juga lulus untuk dipertandingkan di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 di Yogyakarta pada 2018 lalu.
Namun, tidak mendapat juara.
Meski demikan, program tersebut telah diterapkan di empat dayah unggulan di Banda Aceh dan Aceh Besar.
Masing-masing yaitu Dayah Inshafuddin, Dayah Darul Ulum, Dayah Al-Manar, dan Dayah Nidhamul Fata.
Sementara keistimewaan 'bebas skripsi' Imam peroleh dari Fakultas Kedokteran.
Hal ini bermula ketika akhir tahun 2019, ia kembali mengajukan proposal PKMM kepada Kemenristekdikti.
Untuk mengembangkan Paket Edukasi Bencana yang Islami (PECI) dan Paket Kesenian Mitigasi Bencana (PASMINA) yang diadaptasi dari nandong smong.
• Keberadaan TKA asal China di Linge Aceh Tengah tidak Diketahui Pihak Kecamatan
Bersama tim, ia berhasil memecahkan rekor meraih medali emas pertama untuk Aceh, Unsyiah, dan Fakultas Kedokteran di ajang mahasiswa paling bergengsi PIMNAS ke-32 di Universitas Udayana Bali pada 2019 lalu.
Bukan cuma itu, Imam juga mempresentasikan karya ilmiahnya tersebut pada konferensi internasional di Bogor dan Sendai, Jepang.
Berkat deretan prestasi tersebut, ia mendapatkan penghargaan dari Plt Gubernur Aceh sebagai salah satu dari 10 Pemuda Aceh Berprestasi 2019.
“Saya pribadi tidak tahu pastinya mana yang menjadi alasan untuk diberikan keringanan bebas skripsi tersebut. Apapun alasannya, saya sangat bersyukur atas penghargaan ini," kenang Imam.
Lulus dengan predikat sangat memuaskan, Imam Maulana akan melanjutkan pendidikan profesi dokter pada akhir Februari ini.
Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif LSM Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A). (*)
• Tak Dapat Hafal Kosakata Bahasa Inggris, Seorang Guru Hukum Muridnya Minum Air Kotor Bau Pesing