Berita Subulussalam
Cuaca Ekstrem Masih Landa Subulussalam, Pohon Tumbang Timpa Jalan Nasional
Informasi dihimpun Serambinews.com pohon tumbang tersebut cukup besar dan menutup badan jalan di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan
Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Cuaca ekstrem berupa hujan deras, angin kencang dan petir kini mulai melanda Kota Subulussalam terutama petang dan malam hari seperti yang terjadi, Jumat (7/2/2020) sebatang pohon tumbang ke badan jalan.
Akibatnya lalulintas di Jalan Nasional Subulussalam-Medan rawan lumpuh total.
Informasi dihimpun Serambinews.com pohon tumbang tersebut cukup besar dan menutup badan jalan di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor, Kecamatan Penanggalan.
Semua jenis kendaraan tidak dapat lewat sehingga membuat rus lalulintas di sana lumpuh total. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.
"Baru saja terjadi, pohonya besar kali, tidak ada kendaraan yng dapat melintas," kata Heldri Bako.
Berdasarkan catatan Serambinews.com lokasi ini juga pernah terjadi akhir tahun lalu.
Selain itu juga rawan bencana longsor. Longsor yang berada di KM 607+100 dan KM 607+400 juga menumbangkan pohon kayu hingga membentang di badan jalan.
Sehari sebelumnya, jalan nasional di Situbuh-tubuh, Kecamatan Danau Paris, Aceh Singkil juga amblas sepanjang 30 meter.
Kepala PPK 13 Satker Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah II, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Iwan, kepada Serambinews.com mengimbau para pengguna jalan Aceh-Medan agar waspada kala melintas di wilayah Subulussalam.
Sejauh ini, kata Iwan akses jalan nasional Aceh-Medan, Sumatera Utara via Subulussalam sudah mulai lancar.
Puluhan kendaraan berbagai jenis yang sempat terjebak di lokasi longsor sudah dapat melintas.
Alat berat diturunkan dari Situbuh-tubuh Danau Paris Aceh Singkil. Di sana, juga terjadi badan jalan nasional amblas hingga 30 meter.”Kemarin alat berat bekerja di Situbuh-tubuh karena ada jalan amblas juga,” ujar Iwan.
Ditambahkan, selain menimbun badan jalan, material longsor berupa batu dan tanah juga menumbangkan pohon hingga menimpa jaringan listrik.
Kabel listrik milik PLN Subulussalam rusak akibat ditimpa pohon yang jatuh dari tebing kedabuhen. Iwan mengatakan setiba di lokasi nantinya alat berat akan membersihkan material tersebut.
Selama ini, kata Iwan, setiap musim penghujan ada beberapa titik di Kota Subulussalam yang rawan longsor hingga pohon tumbang. Kemudian ada pula lokasi rawan banjir di Jalan Nasional Subulussalam-Medan.
”Makanya kita imbau warga pengguna jalan untuk tetap waspada,” kata Iwan.
Bahkan, kata Iwan, selama sebulan terakhir sudah terjadi puluhan kali bencana longsor di lintasan jalan nasional Aceh-Medan.
• Cuaca Ekstrem Landa Subulussalam, Ini Titik Rawan Longsor Harus Diwaspadai Pengendara
• Singkil Diguyur Hujan dan Angin Disertai Gelegar Petir
• 5 Fakta Sup Kelelawar, Kuliner Ekstrem di China Diduga Penyebar Virus Corona, Dipercaya Jadi Obat
Longsor ini terjadi di kawasan Kedabuhen, Desa Jontor-Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Selain tanah longsor, hujan yang saban hari melanda Kota Subulussalam memicu amblasnya bahu jalan di lintasan Kedabuhen.
Dikatakan, sejauh ini ada dua titik bahu jalan amblas dengan panjang 15 sampai 100 meter.
Sementara pohon tumbang terjadi di enam titik. Sedangkan bencana di wilayah Aceh Singkil terjadi di enam titik dan satu jembatan lain di Lae Petal.
”Longsor di Subulussalam 14 kali, kemudian pohon tumbang dan bahu jalan amblas hingga oprit jembatan,” kata Iwan.
Lataran itu Iwan menyampaikan imbauan bagi para pengendara yang melintas khususnya kawasan Kedabuhen, Jontor-Lae Ikan, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam.
Lokasi ini, salah satu sebaran titik rawan longsor dan pohon tumbang setiap musim penghujan. Sebab di sana terdapat tebing bukit yang labil serta pepohonan hutan lebat.
Iwan mengatakan pihaknya memang terus stanby untuk mengantisipasi bencana longsor, pohon tumbang termasuk banjir. Menurut Iwan, sejauh ini ada sejumlah titik badan jalan rawan longsor di wilayah Subulussalam.
Berdasarkan datanya PJN wilayah II lokasi rawan longsor yakni di ruas Subulussalam batas provinsi Sumatera Utara.
Lokasi itu berada di KM 610-617 Kota Subulussalam sekitar desa Jontor dan Lae Ikan Kecamatan Penanggalan.
“Lokasi paling rawan longsor ada delapan kilometer jalur nasional ini berada di perbatasan Aceh Medan tepatnya Jontor dan Lae Ikan, Penanggalan, Kota Subulusssalam,” terang Iwan
Pada bagian lain Iwan menjelaskan, jalur nasional Aceh-Medan via Subulussalam di Jontor dan Lai Ikan itu rawan longsor lantaran sepanjang jalan berada di lereng pebukitan dan tanahnya labil serta.
Sementara di sisi sebelah kanan arah Medan terdapat jurang dengan kedalaman puluhan meter.
Menurut Iwan, hampir tiap hari hujan deras terus di Subulussalam, ada beberapa titik bukit-bukit yang rawan longsor dan menimbun jalan.
Ditambahkan, cuaca ekstrem berupa hujan deras akhir-akhir ini memicu tebing tanah pegunungan Lae Ikan labil dan rawan longsor.
Longsor kerap terjadi pada sore menjelang maghrib hingga tengah malam. Karena itu, para pengguna jalan diminta lebih waspada dan apabila hujan lebat mengguyur disarankan agar tidak memaksa melintas karena dikuatirkan terjadi longsor.
Pihak PJN Wilayah II, sendiri menurut Iwan tetap siaga jika sewaktu-waktu terjadi bencana di sana.
”Tapi kita terus mengimbau warga yang sedang melakukan perjalanan dari Aceh ke Medan atau sebaliknya agar berhati-hati saat melintas di kawasan Lae Ikan-Pakpak Bharat karena sangat rawan longsor apalagi musim hujan seperti sekarang,” imbau Iwan.
Pantauan Serambinews.com hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah Subulussalam selama dua bulan terakhir ini bahkan pada malam hari.
Cuaca di Subulussalam saban sore diselimuti awan hitam yang diiringi guyuran hujan berpertir serta angin kencang.
Para pengguna jalan yang biasa melintas dari arah Subulussalam menuju Pakpak Bharat dan Sidikalang, Sumatera Utara maupun sebaliknya juga diimbau berhati-hati.
Pasalnya, ruas jalan yang menghubungkan Aceh-Medan tersebut rawan terjadi tanah longsor saat curah hujan masih cukup tinggi. (*)