Investasi UEA di Aceh
Menag Minta Aceh Bersiap Sambut Investasi UEA
Menteri Agama Fachrul Razi meminta kepada Pemerintah Aceh dan seluruh elemen masyarakatnya untuk mempersiapkan diri
JAKARTA - Menteri Agama Fachrul Razi meminta kepada Pemerintah Aceh dan seluruh elemen masyarakatnya untuk mempersiapkan diri menyambut investasi Uni Emirat Arab (UEA) di bidang properti. Dari segi keamanan, Aceh dinyatakan sebagai daerah paling aman.
Hal itu disampaikan Menteri Fachrul Razi saat menerima 25 tokoh Aceh di bawah Taman Iskandar Muda (TIM) Jakarta di Kementerian Agama RI, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Kamis (6/2). "UEA sangat bersemangat investasi di Aceh. Maka harus disambut dengan baik," kata Menteri Agama.
Ia mengingatkan rencana investasi UEA di Aceh harus dimanfaatkan betul untuk kemajuan Aceh. Menteri Agama mengaku sudah berkomunikasi dengan Pangdam Iskandar Muda soal keamanan di Serambi Mekkah. Disampaikan bahwa tidak ada masalah dengan keamanan.
Aceh masuk dalam daerah paling aman. "Aceh itu daerah yang paling aman," kata Fachrul Razi mengutip pernyataan Pangdam Iskandar Muda.
Ia mengharapkan peran dan pengaruh tokoh Aceh di Jakarta untuk sama-sama mendorong kemajuan Aceh. Ia juga menyampaikan, bahwa negara-negara seperti Arab Saudi dan UEA menjadi negeri yang terbuka, tapi tetap mencirikan negara Islam.
Menteri Agama yang belum lama ini mengunjungi UEA, menceritakan UEA adalah negara yang terbuka. Tapi pada saat masuk waktu shalat, akan terdengar suara azan yang indah dari masjid utama. Suara azan itu disiarkan oleh masjid-masjid lain dan dalam gedung-gedung tinggi. "Jadi azannya hanya satu dari masjid besar," cerita Fachrul Razi.
Potensi Aceh
Diberitakan sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyatakan Uni Emirat Arab (UEA) menaruh minat investasi properti, khususnya di Aceh. Investasi UEA di Aceh ini merupakan bagian dari kesepakatan kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dengan nilai US$22,89 miliar atau setara Rp314,9 triliun (kurs Rp14.000) dengan Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Luhut saat bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Duta Besar RI untuk UEA Husin Bagis menggelar jumpa pers usai mendampingi Presiden Joko Widodo di Istana Qasr Al Watan Abu Dhabi.
Menindaklanjuti rencana investasi Uni Emirat Arab (UEA) di Aceh, Plt Gubernur Nova Iriansyah, telah memaparkan potensi investasi Aceh bidang properti (perumahan) dan perhotelan di wilayah Sabang dan Banda Aceh, kepada Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan, di Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Nova juga memaparkan potensi investasi di kawasan pariwisata Pulau Banyak, Simeuleu, dan dataran tinggi Gayo. "Itu semua sangat cocok sebagai rujukan bagi rencana Investasi UEA," kata Nova.
Nova juga menyinggung terkait investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun dan pembangunan jaringan pipa gas dari Lhokseumawe - Aceh.
Saat itu juga Menko Luhut B Panjaitan menghubungi Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail al-Mazrouei guna mengatur waktu yang tepat untuk kembali bertemu dan membicarakan kelanjutan investasi ini. “Artinya, dalam waktu dekat Pemerintah Aceh akan bertemu dengan Menteri Energi dan Industri UAE, bertemu juga dengan adik Pengeran Muhammed Bin Zayed Al Nahyan, dan Managing Director Abudhabi Investment Authority," jelas Nova tentang tindaklanjut investasi tersebut.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menargetkan dana investasi dari Uni Emirat Arab sebesar US$3 miliar atau sekitar Rp 42 triliun. Sesuai arahan Presiden, kata Nova, Pemerintah Aceh akan menjemput bola dan mempermudah seluruh proses investasi masuk sesuai perundang-undangan. “Lebih cepat lebih baik, kita berharap 2020 sudah mulai perizinan,” kata Nova kepada Serambi, beberapa hari lalu.
Pertemuan antara Menteri Agama Fachrul Razi dengan 25 tokoh Aceh di bawah Taman Iskandar Muda (TIM) Jakarta, Kamis (6/2), merupakan pertemuan pertama semenjak Fachrul Razi menjabat sebagai Menteri Agama RI. Taman Iskandar Muda (TIM) adalah organisasi perkumpulan masyarakat Aceh di Jakarta Bogor Tangerang, Depok, Bekasi (Jabodetabek) dan Banten.
Delegasi TIM dipimpin Ketua Pengurus Pusat TIM, Surya Darma. Sejumlah tokoh Aceh yang hadir, di antaranya Adnan Ganto, Mustafa Abubakar, Azwar Abubakar, Sayuti Abubakar, Tarmizi A Karim, Anwar Johan, T. Safli Didoh, Saripudin Husin, Arif Jamaluddin, Humaimah Wahid, Fikar W.Eda, Ayah Muchtar, Azwani Sabil, Sayuti Is, Sulaiman AB , Asyik Ali, Ibrahim Pidie, Salahuddin Nyak Kaoy, dan lain-lain.
Menteri Agama Fachrul Razi didampingi Sekjen Kementerian Agama dan beberapa pejabat kementerian.
Di awal pertemuan, Ketua PP TIM Surya Darma, menyampaikan apresiasi dan rasa bangga bahwa ada dua warga Aceh yang duduk di Kabinet Indonesia Maju. "Tradisi kita, kepada para menteri dan wakil rakyat kita peusijuek," kata Surya Darma.
Disampaikan juga perkembangan organisasi TIM dan misinya sebagai organisasi paguyuban masyarakat Aceh di Ibukota. "Selain cabang dan ranting, kita juga punya organisasi lokal dari daerah-daerah yang ada di Aceh," sambung Surya Darma.
Tokoh Aceh Adnan Ganto dalam pertemuan itu menyampaikan perihal masih tingginya angka kemiskinan di Aceh dan mengharapkan Menteri Agama ikut serta menekan angka kemiskinan dengan program-program di Kementerian. "Kita minta Pak Menteri mendorong Aceh menekan angka kemiskinan, melalui program-program yang ada," sambung Adnan Ganto.
Menteri Agama Fachrul Razi yang mengenakan kemeja batik dan topi, menyadari bahwa persoalan Aceh menjadi tanggung jawab bersama seluruh pihak. "Kita kerjakan apa bisa lakukan untuk Aceh melalui cara kita," katanya.
Ia menyebut pertemuan itu sebagai dialog santai. Menteri Fachrul Razi banyak bercerita tentang perkembangan terkini di Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dan negara-negara lain yang dilukiskan begitu berambisi sebagai negara paling terbuka di dunia.
Menteri Fachrul Razi dalam pertemuan itu juga sempat menyinggung laporan penelitian tentang rendahnya kerukunan beragama di Aceh bersama-sama dengan Sumatera Barat. Ia juga menanyakan tentang hukum cambuk, yang banyak dipersoalkan oleh pihak luar negeri.
Terkait hal itu, Adnan Ganto menyarankan Menteri Agama agar berbicara dengan DPRA dan Pemerintah Aceh. Menteri menyatakan setuju mengundang DPRA dan Gubernur Aceh.
Tokoh Aceh, Azwar Abubakar menyatakan, sebetulnya kerukunan umat beragama di Aceh yang sangat tinggi dan tidak ada persoalan antarpemeluk agama. "Di Aceh ada gereja, vihara, sangat rukun. Kalau pun ada gesekan, seperti dulu di Singkil, karena ada pemicu. Ada sebab akibat," ujar Azwar Abubakar, mantan Plt Gubernur Aceh dan Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi ini.(fik/dan)