Berita Subulussalam

Pasar Sarang Burung Walet Terdampak Virus Corona, Pengusaha Hentikan Pembelian

Virus corona yang kini mewabah di Cina turut berimbas pada sektor ekonomi. Terkini, bisnis sarang burung walet

Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
banjarmasinpost.co.id/herliansyah
Hasil dari sarang burung walet 

”Tidak mungkin uang terbenam begitu saja, karena saya itu membeli dalam jumlah besar, kalau sepuluh kilo mungkin tidak terasa lah, ini modal miliaran kalau taka da pasar maka rugi,” ungkap H Semi

Selama ini, kata H Semi, perputaran sarang burung walet di Subulussalam sangat menjanjikan.

Dulunya, sebelum wabah virus corona merebak di Cina, H Semi menjual antara Rp 12 juta – Rp 12,5 juta per kilogram.

Sementara untuk pembelian di Subulussalam berkisar antara Rp 11 juta – Rp 11.5 juta per kilogram.

VIDEO - Tak Terima Ditilang, Pelanggar Lalu Lintas Cekik Polisi

Tapi, lanjut H Semi, dalam dua pekan terakhir bisnis sarang burung walet lesu akibat merebaknya wabah virus corona di Cina.

H Semi menyakini jika pasar sarang burung walet menjadi terganggu akibat virus corona di Cina.

Sebab  pasar sarang burung walet terbesar itu ke Negara Cina.

Namun akibat wabah corona, ekspor sarang ke China mengalami kendala.

Hal itu karena banyak penerbangan ke China yang ditunda bahkan ditutup. 

Ustaz Bachtiar Nasir Jadi Penceramah Dalam Peresmian Masjid Agung dan Maulid di Abdya

"Selama ini pembeli terbesar dari China. Sedangkan di Cina sekarang sedang heboh wabah virus Corona,” ujar H Semi.

Selain sarang burung walet, virus corona sebelumnya juga dilaporkan berdampak pada bisnis kelapa sawit. 

Bisnis Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit ternyata ikut terdampak virus corona yang melanda China sehingga mengalami penurunan harga termasuk di Kota Subulussalam. 

Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu, Rabu (29/1/2020) membenarkan terjadinya penurunan harga TBS di daerah ini sebagai dampak virus corona yang menerjang harga minyak sawit mentah (CPO).

Menurut Subangun, awalnya penurunan harga TBS tersebut lantaran suasana imlek di mana terjadi libur panjang.

Libur imlek memicu turunnya permintaan minyak kelapa sawit mentah sehingga menyebabkan harga TBS ikut merosot.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved