Kisah Preman Insyaf, Dulu Suka Maksiat, Pria Ini Kini Berubah Baik dan Dirikan Panti Asuhan

SERAMBINEWS.COM - Prianggono mungkin bisa dibilang sebagai preman insyaf.

Dulunya ia adalah seorang preman, ia akrab dengan maksiat.

Tapi kini semuanya berubah.

Di tempat tinggalnya, di Dusun Prigen, Desa Widodomartani, Prianggono mendirikan Panti Asuhan Islam Yatim dan Dhuafa Daarul Qolbbi Pondok Pesantren Tombo Ati, Sleman.

"Asal saya dari Semarang, istri saya yang asli sini," ujar Prianggono saat ditemui oleh Kompas.com di Warung Kongsuu, Desa Widodomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Senin (10/2/2020).

Pria berusia 43 tahun ini memang memiliki masa lalu yang kelam.

Ia sudah akrab dengan minuman keras sejak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi penjual pil koplo.

• 100 Hektare Lahan di Aceh Tenggara Terbakar, Ini Penjelasan Kalaksa BPBD Kutacane

• Heboh, Video Temuan Bayi Perempuan di Dalam Kardus oleh Petugas Sampah di Kota Makassar

Suatu kali, ia kedapatan membawa banyak pil koplo, sehingga ia dikeluarkan dari Sekolah Menengah Atas (SMA).

Kehidupanya yang kelam itu membuat Prianggono menjadi preman.

Prianggono selalu mengambil jatah uang dari sejumlah pemilik toko yang ada di salah satu wilayah di Semarang.

"Di Pamularsih ada toko-toko itu, setiap bulan saya mendapatkan jatah. Tapi ya uang jatah itu habisnya hanya buat minum," ungkapnya.

Di Semarang, Prianggono sempat bekerja sebagai penjaga malam di sebuah rumah di daerah Simpang Lima Semarang.

Prianggono kemudian bekerja di sebuah bank sebagai office boy hingga penagih khusus kartu kredit.

Selama perjalanan hidupnya, berbagai hal buruk telah dia lakukan.