Startup Kopi Karya Mahasiswa Gayo, Taklukkan Ratusan Pesaing Hingga Dapat "Pitching"
Maulana Wiga, mahasiswa Gayo yang sedang menyelesaikan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, mungkin patut menjadi
Maulana Wiga, mahasiswa Gayo yang sedang menyelesaikan pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Jakarta, mungkin patut menjadi contoh bagi para calon sarjana. Ketika para mahasiswa lain bersiap-siap mencari lowongan kerja di masa akhir kuliahnya, Wiga malah sibuk berkarya, menghasilkan lowongan kerja dan kesejahteraan bagi petani kopi di tanah kelahirannya.
Hasilnya, startup Bepahkupi yang dibangun oleh Maulana Wiga kini mendapatkan kesempatan untuk bertemu langsung dengan calon investor kelas dunia. Jika sukses memanfaatkan kesempatan “pitching” atau meyakinkan calon investor, maka Wiga bisa membuka lowongan kerja untuk ratusan orang di tanah kelahirannya.
Kisah Maulana Wiga mendapatkan kesempatan pitching dengan calon investor kelas dunia ini bermula dari keikutsertaannya dalam ajang Tech to Impact dihelat oleh Kedutaaan Besar Inggris, di Hotel The Westin Jakarta, Jumat (7/2).
Bepahkupi yang dibawa Maulana Wiga untuk ikut dalam ajang tersebut adalah sebuah startup (bisnis rintisan) yang fokus pada bisnis kopi gayo. Maulana Wiga bersama Bepahkupinya harus berjuang keras menaklukkan ratusan startup teknologi lainnya dari seluruh Indonesia.
Semuanya bisnis startup ini berlomba mendapatkan kesempatan "pitching" atau bertatap muka langsung dengan calon investor dari dalam dan luar negeri yang diundang oleh Pemerintah Inggris.
Kepada Serambi Minggu (9/2), Maulana Wiga mengatakan Bepahkupi adalah perusahaan berbasis teknologi yang fokus terhadap kopi Gayo dan kesejahteraan petani kopi. Misi utamanya adalah memotong rantai distribusi dan menjadikan petani sebagai mitra untuk mengedukasi petani dan meningkatkan ekonomi petani di era digital. Bepahkupi menggunakan seluruh platform e-commerce, website, aplikasi, dan social media.
Wiga, yang saat ini tinggal di Asrama Lut Tawar Jakarta menjelaskan, salah satu alasan terpilihnya Bepahkupi dalam ajang Tech to Impact karena kebutuhan kopi di pasar internasional sangat besar. Dengan potensi yang demikian besar, kata dia, seharusnya petani kopi di Dataran Tinggi Gayo harus sejahtera.
Ia menyebutkan, kebutuhan kopi dunia yang sangat tinggi, di antaranya konsumsi di Eropa 42,6 juta ton per tahun, disusul Amerika 25,8 juta ton per tahun, dan diperkirkan tahun 2021 konsumsi kopi nasional sebanyak 350 ribu ton per tahun.
Mengutip penjelasan pihak penyelenggara, Wiga mengatakan, alasan terkuat Startup Bepahkupi dipilih untuk bisa pitching dengan calon investor adalah karena fokus terhadap membangun kesejahteraan petani kopi. Selain itu, Bepahkup juga memberikan edukasi dan memiliki tujuan untuk bisa membangun pendidikan, serta membantu mengurangi kesenjangan sosial yang terlalu jauh.
"Inilah awal dari startup Bepahkupi untuk bisa mewujudkan semua tujuan dan memberikan dampak sosial untuk petani kopi dan membangun ekonomi Provinsi Aceh melalui kopi Gayo, salah satu kopi terbaik di dunia," pungkas Wiga.(fik)