Bupati Resmikan Masjid Agung Abdya
Suara azan perdana bergema dari Masjid Agung Aceh Barat Daya (Abdya) di Desa Seunaloh, Blangpidie, Selasa (11/2/2020) siang
BLANGPIDIE - Suara azan perdana bergema dari Masjid Agung Aceh Barat Daya (Abdya) di Desa Seunaloh, Blangpidie, Selasa (11/2/2020) siang. Muazin yang mendapat kesempatan pertama mengumandang azan pada waktu shalat zuhur adalah Iskandar SPd asal Desa Kuta Tinggi, Blangpidie.
Sementara bertindak sebagai imam KH Bachtiar Nasir Lc MM. Ulama nasional itu mengisi ceramah pada peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1441 H sekaligus syukuran peresmian Masjid Agung Abdya, Selasa siang.
Masjid megah dan indah dengan luas bangunan 80 x 60 meter itu dibangun di atas lahan 24.000 m2, tepatnya di lintasan alternatif dari Kota Blangpidie-Guhang-Cot Manee.
Pembangunan masjid ini menyerap anggaran sekitar Rp 53 miliar. Dibangun sejak Akmal Ibrahim menjabat Bupati Abdya periode 2007-2012 lalu, dan akhirnya rampung saat dirinya menjabat Bupati pada periode 2017-2022.
Peresmian masjid ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Bupati Akmal Ibrahim, disaksikan Ustaz Bachtiar Nasir, Anggota Forkopimkab serta Imam Besar, sejumlah tokoh ulama, dan masyarakat setempat.
Akmal menjelaskan, masjid yang diresmikan itu merupakan rumah Allah yang selain sebagai tempat beribadah juga tempat bersatu umat. "Apa pun boleh dibahas di sini, tapi bukan untuk memecah umat. Siapa pun berhak dan bisa masuk ke dalam masjid ini, tidak ada larangan untuk beribadah," tegas Bupati.
Akmal mengatakan, Masjid Agung Abdya berfungsi sebagai Islamic Center untuk kajian Quran. "Ustaz Bachtiar Nasir sudah berjanji dengan saya akan mengirimkan 5.000 Quran untuk masjid ini," ujar Bupati Akmal. Ia juga berjanji akan mengirim tim ke Jawa untuk mempelajari pengelolaan masjid di sana.
Sementara Ustaz Bachtiar Nasir dalam tausiahnya mengajak umat menjaga persatuan dan persaudaraan di masjid baru tersebut. "Salah satu tujuan Bupati bikin Masjid Agung ini supaya persatuan terjaga," ujar Bachtiar Nasir.
Ulama alumni Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo ini juga berharap Masjid Agung Abdya dapat menjadi tujuan wisata spiritual atau wisata reliji.
Sebelum menyampaikan tausiah, KH Bachtiar Nasir Lc MM berkesempatan melihat secara langsung proses masak kuah beulangong (masakan daging kerbau, sapi, dan kambing yang dimasak dalam kuali besar dengan bumbu khas Aceh).
Bachtiar Nasir mengaku kagum setelah melihat kuah beulangong yang jumlahnya mencapai puluhan kuali besar sebagai menu utama acara peringatan Maulid di kompleks Masjid Agung. "Sebanyak 21 teratak dipasang sebagai lokasi memasak kuah beulagong, juga tersedia beragam buah-buahan," kata Ketua Panitia Pelaksana, Ubaidillah.
Menu yang dimasak adalah daging kerbau, sapi, dan kambing. "Tak kurang 20 kerbau dan sapi serta 10 ekor kambing sumbangan dari SKPK, termasuk bantuan BUMN di Abdya, disembelih dan dimasak oleh masing-masing SKPK," kata Ubaidilah yang juga Plt Kepala Dinas Syariat Islam dan Pendidikan Dayah Abdya.
Peringatan Maulid dan syukuran Masjid Agung dihadiri tidak kurang 10.000 warga dari Babahrot sampai Lembah Sabil. Bahkan undangan yang tumpah ruah ke lokasi acara membuat macet arus lalu lintas pada lintasan Kota Blangpidie-Guhang-Cot Manee. (nun)