Kepala BPIP Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila, Fadli Zon: Bubarkan Sajalah BPIP Ini
"Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan," ucap Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Sebagai kelompok mayoritas yang sebenarnya, lanjut Yudian, NU dan Muhammadiyah mendukung Pancasila.
Kedua ormas ini ia sebut tak pernah memaksakan kehendak.
Konsep Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk seperti Indonesia, Yudian melanjutkan, merupakan anugerah terbesar dari Tuhan.
Dari sisi sumber dan tujuan, ujarnya, Pancasila itu relijius.
Karena, paparnya, kelima sila yang terkandung di dalamnya dapat ditemukan dengan mudah di dalam kitab suci enam agama yang diakui secara konstitusional di republik ini.
"Tapi untuk mewujudkannya kita butuh sekularitas bukan sekularisme."
"Artinya soal bagaimana aturan mainnya kita sendiri yang harus menentukannya," kata Yudian.
Ia pribadi mengaku menerima amanah sebagai Kepala BPIP menggantikan Yudi Latief yang mengundurkan diri pada Juni 2018, sebagai bentuk jihad dalam upaya mempertahankan NKRI.
• Rapat dengan Kementerian Pariwisata, Fadhil Rahmi Ajak Wishnutama Kunjungi Objek Wisata di Aceh
• VIRAL Video Oknum TNI Marah-marah dan Todongkan Pistol ke Polisi, Gara-gara Anak Ditilang?
• Mahmud Abbas Desak PBB Batalkan Rencana Damai Palestina-Israel Versi Trump
Rizieq Shihab Minta BPIP Dibubarkan
Sebelumnya, melalui video yang disiarkan oleh Front TV, Imam Besar FPI Rizieq Shihab berpidato dalam milad ke-21 FPI.
Rizieq Shihab menyinggung soal pembentukan BPIP oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang justru diisi orang-orang yang tidak memahami hakikat dan esensi Pancasila.
Rizieq Shihab menjelaskan Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia, bukan pilar negara.
Namun, ada pihak yang menyebut Pancasila sebagai pilar negara, dan hal ini menunjukkan yang bersangkutan malah sama sekali tidak paham konstitusi.
Juga, katanya, gagal paham tentang dasar negara Republik Indonesia.
“Ironisnya justru rezim perselingkuhan antara komunis sosialis dan liberal kapitalis yang mulai berkuasa sejak reformasi laten kiri 1998, yang merasa paling NKRI dan paling Pancasilais."