Mahmud Abbas Desak PBB Batalkan Rencana Damai Palestina-Israel Versi Trump
Di hadapan DK PBB, Mahmud Abbas terlihat mengangkat sebuah peta besar masa depan Palestina seperti yang dikeluarkan Trump.
Sebagai bagian dari perdamaian Timur Tengah, Donald Trump menegaskan bahwa Kota Yerusalem akan menjadi ibukota Israel, sementara Palestina akan diberikan hak untuk mengelola Yerusalem Timur sebagai ibu kota, apabila diakui sebagai negara.
"Yerusalem akan tetap menjadi milik Israel sebagai ibu kota dan tidak dapat dipisahkan," kata Trump.
Usulan Trump ini diyakininya dapat menguntungkan kedua belah pihak baik Israel maupun Palestina.
Solusi dua negara ini diklaim Trump dapat menjadi jawaban atas permasalahan kedua negara.
Palestina tampaknya akan mengambil jalan lain, setelah sebelumnya membatalkan rencana pemungutan suara pada Selasa, (11/2) yang akan menutup jalan bagi bagi rencana Trump.

Donald Trump (Wikimedia Commons)
Komentar Para Diplomat
Sementara itu para diplomat menilai bahwa rencana AS telah memberikan tekanan besar, termasuk dampak finansial terhadap anggota Dewan Keamanan PBB.
Beberapa negara di Eropa dilaporkan juga ragu-ragu atas rencana Trump.
Di lain hal, seorang pejabat senior AS memuji respons dari negara-negara di dunia dengan menyatakan, "Dengan tidak menghadirkan resolusi yang dapat memecah belah, maka Dewan Keamanan PBB menunjukkan bahwa sudah berakhir gunakan cara lama dalam melakukan sesuatu,"
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul Desak PBB Batalkan Rencana Damai Palestina-Israel Versi Trump, Mahmud Abbas : Itu Tak Bertahan Lama