Harga Jual Daging Kelelawar Menurun di Tomohon, Disebut Imbas Virus Corona di Cina
Seperti diketahui bahwa Virus 2019-nCoV ini penyebarannya salah satunya bermula dari kegemaran masyarakat Cina yang mengkonsumsi sup kelelawar.
SERAMBINEWS.COM - Beredarnya informasi soal penyebaran 2019-nCoV atau yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona atau Covid-19, menjadi momok bagi warga dunia. Apalagi virus ini bersifat airborne atau menyebar lewat udara.
Berbagai kasus terkait Virus Corona yang sudah mengglobal, tentu akan membuat masyarakat lebih waspada. Hal ini juga tidak luput dari masyarakat Indonesia.
Termasuk daerah Sulawesi Utara yang terkenal dengan kuliner ekstremnya yang beragam, justru membuat masyarakatnya lebih hati-hati mengonsumsi makanan apalagi menu kuliner paniki atau kelelawar.
Seperti diketahui bahwa Virus 2019-nCoV ini penyebarannya salah satunya bermula dari kegemaran masyarakat Cina yang mengkonsumsi sup kelelawar.
Sehingga hal itu menjadi perantara virus corona menyerang manusia.
Hal tersebut tentu sangat merugikan masyarakat Sulawesi Utara terutama penjual daging kelelawar, yang di antaranya berdagang di Pasar Beriman Tomohon, Kota Tomohon, Sulawesi Utara.
Terpantau, Kamis (13/2/2020) di area daging ekstrem nampak tidak terlalu banyak pembeli, selain karena tidak ada perayaan, ditambah juga dengan isu corona yang menyebar di masyarakat.
Salah satu pedagang bernama Maikel Andris (43) mengaku cukup dirugikan dengan adanya informasi ini, "Padahal yang menjadi lokasi penyebarannya hanya di Cina tapi dampaknya berasa sampai di sini," katanya.
Demi menarik minat pembeli, ia bahkan rela menurunkan harga kelelawar yang sebelumnya dijual Rp 60 ribu per ekor menjadi Rp 30 ribu per ekor dengan ukuran besar.
"Tentu sangat merugikan, pasalnya omset saya ikut turun dari yang rata-rata Rp 1,5 juta per hari, kini menjadi Rp 700 ribu per hari dan masih berlangsung seperti itu," tandasnya.
Maikel mengaku mendapat pasokan kelelawar dari Kendari dan Makassar yang dibelinya seharga Rp 20 juta per satu ton yang bisa dijual hingga dua minggu.
"Kalau kondisi penjualan masih begini terpaksa saya akan mengurang suplai pasokan kelelawar," katanya.
Ia pun berharap agar harga penjualan paniki bisa cepat pulih, supaya para pedagang tidam terus-terusan merugi.
Walaupun sudah diberitakan klarifikasi dari Pemerintah setempat bahwa kelelawar di Tomohon bebas dari virus korona namun kondisi penjualan masih tetap menurun.
Mengapa kelelawar dapat menularkan virus yang mematikan?
