Virus Corona Serang China

VIDEO Viral 3 Bocah yang Meninggal Akibat Virus Corona Dimasukkan dalam 1 Kantong Mayat

Video memperlihatkan petugas rumah sakit mengangkat satu per satu bocah dari tempat tidur rumah sakit, lalu meletakkannya ke dalam satu kantong mayat.

KOLASE/FACEBOOK.COM/MASTERQILI
Bocah yang meninggal akibat virus corona di China dimasukkan dalam satu kantong mayat. 

Pantauan Serambinews.com dari The Wuhan Cirus, hingga Jumat (14/2/2020) malam pukul 22.33 WIB, korban yang meninggal akibat corona berjumlah 1.383 jiwa.

Sebanyak 64.455 orang terinfeksi dan penyebarannya di 28 negara.

Super Corona

Baru-baru ini laporan mengenai 138 pasien virus corona di Wuhan, China yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA mengungkapkan adanya penyebar super virus ini.

Satu orang penyebar super tersebut menginfeksi setidaknya 10 petugas medis dan empat pasien lain di rumah sakit Zhongnan, Wuhan.

Dilansir dari New York Times, Jumat (7/2/2020); pasien tersebut awalnya masuk rumah sakit karena mengeluhkan gejala gastrointestinal saja.

Hal ini membuat para dokter tidak menduga bahwa pasien itu terinfeksi virus corona Wuhan.

Pasalnya, virus yang sedang mewabah menyebabkan pneumonia dengan gejala utama seperti batuk, demam dan kesulitan bernapas.

Pasien tersebut pun diletakkan di bagian bedah yang juga dihuni oleh empat pasien lain yang kemudian ikut terinfeksi virus corona Wuhan.

Kasus ini mengingatkan para ahli akan fenomena "penyebar super" yang selalu ada dalam berbagai wabah virus corona, termasuk MERS dan SARS.

Para penyebar super menginfeksi banyak orang dan menyebabkan penyebaran virus corona secara masif di rumah sakit.

Dalam laporannya, para ahli menulis bahwa data menunjukkan bahwa penyebaran manusia ke manusia secara cepat dapat terjadi karena gejala pasien yang tidak khas membuat dokter salah menduga dan gagal melakukan pencegahan.

Dari 138 orang yang diteliti, 10 persen tidak menunjukkan gejala batuk dan demam dulu, melainkan diare dan mual.

Pertanyaan-pertanyaan besar sering muncul, apakah negara yang dikuasai Komunis itu menyimpan banyak statistik tentang kematian terkait dengan penyakit dari virus tersebut.

Dengan adanya kontrol ketat dari pemerintah atas banyak media yang telah memberitakan, rata-rata pemberitaan tersebut hanya menunjukkan seberapa parah jumlah korban jiwa akibat virus Corona.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved