Gagal Tangkap Buaya Berkalung Ban, Matt Wright Kembali ke Australia dan Berjanji Kembali

Pencarian reptil yang terjerat ban itu dihentikan setelah upaya menangkapnya selama dua pekan tidak membuahkan hasil.

Editor: Faisal Zamzami
(ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)
Seekor buaya liar yang terjerat sampah ban bekas sepeda motor kembali muncul di permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (30/10/2017). Satwa dilindungi dengan panjang sekitar empat meter itu sudah terjerat ban selama lebih dari satu tahun sejak pertama kali terlihat pada 20 September 2016 dan hingga kini belum bisa diselamatkan dari jeratan ban tersebut. 

SERAMBINEWS.COM, PALU - Satuan Tugas Penyelamatan Satwa Liar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah (Sulteng) menghentikan upaya untuk menangkap buaya berkalung ban di Sungai Palu.

Pencarian reptil yang terjerat ban itu dihentikan setelah upaya menangkapnya selama dua pekan tidak membuahkan hasil.

"Ya kita hentikan dahulu perburuan buaya berkalung ban di Sungai Palu itu selama jangka waktu belum diketahui," kata Ketua Satgas Penyelamatan Satwa Liar BKSDA Sulteng, Haruna di Palu, Jumat (21/2/2020).

Meski belum menyebut secara pasti pencarian hewan itu kembali dimulai, BKSDA Sulteng memastikan tetap berupaya menangkapnya.

"Dan jika kalung ban tidak dilepaskan, bisa-bisa buaya itu mati," kata dia.

Haruna menyatakan, upaya menangkap hewan melata itu akan kembali berlangsung setelah dua pencinta buaya asal Australia, Matt Wright dan Chris Wilson, kembali.

 Wright dan Wilson, disebut Haruna, sudah berjanji tetap membantu penangkapan hewan malang itu.

"Dua ahli buaya dari Australia sudah kembali ke negaranya dan berjanji akan datang lagi untuk membantu satgas menangkap buaya di Sungai Palu," kata Haruna.

S
Lihat Foto Warga negara Australia, Matthew Nicolas Wright (kedua kanan) dan Chris Wilson (kiri) berbincang dengan petugas saat memantau lokasi kemunculan seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor di Sungai Palu di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (11/2/2020). Dua ahli penanganan satwa liar asal Australia tersebut hadir di Kota Palu untuk membantu operasi penyelamatan buaya terjerat ban yang dilaksanakan oleh Satgas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah yang hingga kini belum membuahkan hasil.(ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)

Selain itu, Wright juga berjanji memberikan pelatihan untuk BKSDA Sulteng soal cara menangkap buaya.

Buaya berkalung ban ini awalnya muncul pada 2016.

Kala itu upaya melepaskan ban sudah dilakukan.

Sejumlah warga yang tidak mempunyai keahlian soal buaya mencoba memancing buaya dengan menggunakan ayam hidup.

Pada 2018, seorang pencinta reptil bernama Panji juga sempat berupaya menangkap buaya berkalung ban di Palu.

Namun, upaya laki-laki yang dikenal lewat acara televisi Panji si Petualang itu tidak membuahkan hasil.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah telah beberapa kali mencoba melepaskan ban dari leher buaya tersebut. Namun, usaha itu juga belum berhasil.

Matt Wright yang sudah berhasil menangkap puluhan ekor buaya di Australia ikut bergabung untuk membebaskan satwa itu dari jerat ban.

Hanya saja, setelah beberapa hari berada di Palu, upayanya juga belum berhasil.

Matt Wright Janji Kembali

Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (9/2/2020). Hasil investigasi pihak BKSDA Sulawesi Tengah menyebutkan ban sepeda motor yang menjerat leher buaya sejak tahun 2016 tersebut diduga sengaja dipasang oleh warga yang saat itu berhasil menangkap dan hendak menjadikan buaya tersebut sebagai peliharaan. (ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)
Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor berjemur di Sungai Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (9/2/2020). Hasil investigasi pihak BKSDA Sulawesi Tengah menyebutkan ban sepeda motor yang menjerat leher buaya sejak tahun 2016 tersebut diduga sengaja dipasang oleh warga yang saat itu berhasil menangkap dan hendak menjadikan buaya tersebut sebagai peliharaan. (ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH) (ANTARA FOTO/MOHAMAD HAMZAH)

Matthew Nicolas Wright dan tim satuan tugas (satgas) belum berhasil membebaskan ban dari leher buaya di Sungai Palu.

Sebelum menuju Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu untuk pulang ke Australia, Matt Wright mengatakan, tim sudah bekerja dan melakukan tugasnya dengan sangat baik.

Terkait dengan apakah buaya itu semakin terancam dengan adanya ban di lehernya, Matt Wright mengatakan bahwa buaya berkalung ban masih dalam keadaan sangat sehat.

"Dia belum terpengaruh pada ban itu. Jadi kita punya waktu beberapa tahun lagi," kata Matt, Senin (17/2/2020).

Namun, Matt berjanji jika ban di leher buaya di sungai Palu belum juga terlepas, Mei 2020 mendatang, ia akan kembali bergabung dengan tim satgas penyelamatan satwa liar.

Misinya, melepaskan ban di leher buaya Sungai Palu.

Sementara itu, Ketua Satgas Penyelamatan Satwa Liar Haruna mengatakan, Matt Wright sudah harus kembali ke Australia.

Namun, bukan berarti upaya untuk melepaskan ban di leher buaya berakhir.

"Operasi akan kami terus lakukan walaupun tidak seintensif ini. Kami coba menarik simpati dulu sama satwa ini agar tidak terjadi perubahan perilaku yang signifikan," kata Haruna.

Menurutnya keberadaan satwa ini memang sudah terlalu lama diburu dan belum berhasil.

Ia khawatir, jika terus diburu bisa menyebabkan buaya menjadi stress. Jika stress dikhawatirkan mengganggu buaya lain.

Sehingga, ketika terjadi perubahan perilaku dikhawatirkan mengganggu masyarakat yang ada di sekitarnya.

Sosok Matt Wright

Matt Wright saat memasang perangkap untuk buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Barat.
Matt Wright saat memasang perangkap untuk buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Barat. (Kompas.com)

Seorang laki-laki kulit putih tampak berdiri di pinggir Sungai Palu, Sulawesi Tengah.

Setelah melihat suasana sekitar aliran air itu pada Selasa (11/2/2020), dia memasang perangkap dari besi yang diisi bebek untuk menangkap buaya berkalung ban.

Laki-laki itu adalah Matt Wright.

Dia adalah pencinta alam asal Australia yang ingin membebaskan seekor buaya di Palu dari jerat ban bekas.

Wright datang ke Palu bersama seorang rekannya, Chris Wilson, pada Minggu (9/2/2020).

Keduanya memulai upaya menangkap buaya itu setelah mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Pengisi acara dalam salah satu program di National Geographic ini memang berpengalaman dalam pemindahan satwa liar yang masuk ke kawasan permukiman.

Dalam laman mattwright.com.au, laki-laki bernama lengkap Matthew Nicholas Wright disebut sudah menangkap puluhan buaya.

Sebelum Wright, pada 2018, seorang pencinta reptil bernama Panji juga sempat berupaya menangkap buaya berkalung ban di Palu.

Namun, upaya laki-laki yang dikenal lewat acara televisi Panji si Petualang itu tidak membuahkan hasil.

Sejak kemunculannya pada 2016, buaya berkalung ban di Palu menyita perhatian warga.

Dinas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah telah beberapa kali mencoba melepaskan ban dari leher buaya tersebut.

Namun, semua usaha itu belum berhasil.

Bapas Kelas II Banda Aceh Gandeng Pokmas Untuk Pendampingan Warga Binaan, Ini Tujuannya

Lima Harimau Berkeliaran di Perkebunan Desa Samarkilang Bener Meriah, Warga Mulai Resah

Abusyik Nyetir Mobil Hingga Terobos Sungai, Saat Boyong Rombongan Mahasiswa Unsyiah ke Kebun

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Upaya Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu Dihentikan hingga Matt Wright Kembali"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved