Berita Subulussalam

Wabah Virus Corona belum Mereda, Harga Sarang Burung Walet Terus Anjlok

Terkini, harga sarang burung walet dilaporkan semakin anjlok yakni hanya berkisar Rp 7 – Rp 8 juta perkilogramnya.

Penulis: Khalidin | Editor: Yusmadi
banjarmasinpost.co.id/herliansyah
Hasil dari sarang burung walet 

Selain harga anjlok, jumlah barang yang dibeli juga menurun karena sebagian pebisnis walet menahan alias tidak menjual karena harga murah.

Sebelumnya juga diberitakan, virus corona yang kini mewabah di Cina turut berimbas pada sektor ekonomi. Terkini, bisnis sarang burung wallet dikabarkan ikut terdampak virus corona hingga membuat penurunan harga.

H Semi, salah seorang pengusaha sarang burung walet yang dikofirmasi Serambinews.com, membenarkan dampak virus corona merambah ke bisnis sarang burung walet.

Dikatakan, saat ini pasar sarang burung walet tidak jelas. Bahkan, kata H Semi, para tauke sarang burung walet di Medan menghentikan pembelian sementara.

”Kalau soal dampak sudah kena, sekarang di Medan belum ada harga,” kata H Semi

Selama ini, kata H Semi perputaran sarang burung walet di Subulussalam sangat menjanjikan. Dulunya, sebelum wabah virus corona merebak di Cina, H Semi menjual antara Rp 12 juta – Rp 12,5 juta per kilogram.

Sementara untuk pembelian di Subulussalam berkisar antara Rp 11 juta – Rp 11.5 juta per kilogram. Tapi, lanjut H Semi, dalam dua pekan terakhir bisnis sarang burung walet lesu akibat merebaknya wabah virus corona di Cina.

H Semi meyakini jika pasar sarang burung walet menjadi terganggu akibat virus corona di Cina. Sebab  pasar sarang burung walet terbesar itu ke Negara Cina.

Namun akibat wabah corona ekspor sarang ke China mengalami kendala. Hal itu karena banyak  penerbangan ke China yang ditunda bahkan ditutup. 

"Selama t ini pembeli terbesar dari China. Sedangkan di Cina sekarang sedang heboh wabah virus Corona,” ujar H Semi.

Selain sarang burung walet, virus corona sebelumnya juga dilaporkan berdampak pada bisnis kelapa sawit. 

Bisnis Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit ternyata ikut terdampak virus corona yang melanda China sehingga mengalami penurunan harga termasuk di Kota Subulussalam. Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu Rabu (29/1/2020) membenarkan terjadinya penurunan harga TBS di daerah ini sebagai dampak virus corona yang menerjang harga minyak sawit mentah (CPO).

Menurut Subangun, awalnya penurunan harga TBS tersebut lantaran suasana imlek di mana terjadi libur panjang.

Libur imlek memicu turunnya permintaan minyak kelapa sawit mentah sehingga menyebabkan harga TBS ikut merosot. Namun, belum usai libur imlek bisnis CPO kembali terguncang menyusul merebaknya virus CPO di China.

Dikatakan, pelemahan permintaan dari China dan India jadi pemicu utama anjloknya harga CPO pada perdagangan. Subangun menjelaskan virus corona menjadi salah satu actor melemahnya permintaan CPO dari China.

Dijelaskan, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan harga CPO anjlok signifikan hari ini. Pertama adalah China yang memasuki fase liburan tahun baru imlek. Biasanya pada masa liburan seperti itu permintaan berkurang. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved