Harimau Resahkan Warga

Harimau Muncul Lagi di Dekat Permukiman di Subulussalam, Warga: Melintas di Jalan Nasional

"Itu warga yang melihat harimau melompat pas depan mobilnya keringat dingin karena ketakutan," ujar Nasution

Penulis: Khalidin | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Penampakan sisa tubuh sapi ternak warga di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat Kota Subulussalam yang dimangsa harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) Sabtu (14/2/2020) pagi. 

"Itu warga yang melihat harimau melompat pas depan mobilnya keringat dingin karena ketakutan," ujar Nasution

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kawanan harimau sumatera yang muncul malam ini ke dekat permukiman di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dilaporkan melintas di jalan nasional hingga membuat pengendara terkejut.

"Ada warga yang sedang menjemput anaknya pulang mengaji terkejut karena nampak harimau melintas depan mobilnya," kata Nasution Padang, salah seorang warga Singgersing kepada Serambinews.com Jumat (21/2/2020).

Menurut Nasution, ada tiga warga yang sedang melintas badan jalan nasional di Singgersing melihat harimau berkeliaran di sana. Sejauh ini harimau yanh terpantau berjumlah dua ekor yakni induk dan anaknya.

Awalnya, kata Nasution salah seorang warga bernama Hasibuan melihat harimau ketika melintas di jalan nasional di Singgersing sekitar pukul 20.30 WIB. Lalu di bercerita soal apa yang dilihatnya.

BREAKING NEWS: Mobil Pemadam Kebakaran Pemkab Bireuen Terbalik, Ini Kronologisnya

KPK Hentikan 36 Perkara Tanpa Sepengetahuan Dewan Pengawas, Padahal Sudah Tahap Penyelidikan

Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran di Singkil  

Kemudian warga lain menjemput anaknya karena takut terjadi apa-apa dan benar saja saat melintas kaget atas penampakan harimau. Saking takutnya seakan-akan harimau itu menyergapndi depan mobil yang sedang dikemudikannya.

"Itu warga yang melihat harimau melompat pas depan mobilnya keringat dingin karena ketakutan," ujar Nasution

Info lain warga yang melihat harimau melintas antara lain bernama Junaidi. Dia melihat penampakan dua ekor harimau. Hewan dilindungi itu dilaporkan melintas di Jalan Nasional. Kabarnya Junaidi sedang mengemudikan mobil bersama istri dan anaknya. Nah tanpa disangka keduanya melihat dua ekor harimau saat dalam perjalanan dari rumahnya menuju arah Subulussalam.

Dua ekor hewan ganas ini tampak melintas dengan sangat cepat, sehingga membuat dia dan keluarganya kaget dan ketakutan."Semua warga ketakutan. Saya pun sekarang masih di tempat kerja, menunggu kawan pulang sama-sama," terang Nasution yang merupakan karyawan di Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Samudera Sawit Nabati (SSN).

Masyarakat Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Jumat (21/2/2020) malam ini cemas dan ketakutan akibat munculnya kembali kawanan harimau sumatera di daerah tersebut. Kawanan harimau beranak ini dikabarkan terlihat di dekat permukiman penduduk.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com kawanan harimau muncul dan berkeliaran di dekat rumah pemantau gajah dekat simpang PT Mitra Sejati Sejahtera Bersama (MSSB). Harimau turun ke dekat permukiman penduduk dengan membawa anaknya."Sekarang harimaunya di dekat simpang mitra, dekat pos gajah," kata Jakarsi, warga Singgersing

Hal senada disampaikan Ramidin Pinim yang dikonfirmasi Serambinews.com secara terpisah. Menurut Ramidin harimau sedang berkeliarn di areal persimpangan terpaut sekitar ratudan meter dari perkampungan Singgersing.

Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam Riya Kamba, S.Hut yang dikonfirmasi Serambinews.com membenarkan adanya laporan penampakan harimu sumatera di desa Singgersing. Terkait dengan itu, Riya mengaku sudah melaporkan ke kepala unitnya. Untuk tindakan apa yang akan dilakukan Riya Kamba mengaku belum tau. Sementara waktu, pihak BKSDA akan berkoordinasi dulunya. Besok, kata Kamba timnya akan turun ke lapangan guna menentukan tindakan.

Ketika ditanyai apakah ada upaya penangkapan, Kamba mengatakan bukan ke arah itu. Sebab berdasarkan aturan tidak bisa lagi ditangkap. Karenanya kata Kamba pihaknya akan mendatangkan pawang harimau kembali."Besok ada kawan tim kami yang turun jadi nanti dilihat apa tindakan lanjutan. Kalau penangkapan aturan sekarang tidak demikian. Ini juga akan kami datangkan dulu pawangnya," pungkas Kamba.

Seperti berita sebelumnya kawanan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkebunan kembali memangsa ternak milik warga di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.”Dua malam lalu ada satu ekor lagi sapi yang dimangsa,” kata Safrijal, salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Jumat (21/2/2020) di Subulussalam.

Safrijal mengatakan sapi yang dimangsa harimau sumatera merupakan bagian dari ternak milik Rama, warga Singgersing. Sebelumnya, dua ekor sapi milik Rama juga disantap sang raja hutan itu. Satu ekor darinya yakni induks sapi masih tersisa dan dikuburkan oleh pemilik. Nah, menurut kepercayaan masyarakat sejatinya ternak yang terlanjur dimangsa harimau tidak boleh disembunyikan atau dikubur.Sebab, sang harimau bakal kembali datang untuk mengambil sisa mangsanya.

Karenanya, diyakini jika harimau masih berkeliaran untuk mencari sisa ternak untuk dimakan. Belakangan, sang hewan bertaring ini memangsa satu ekor lagi ternak milik warga hingga total yang dimangsa sebanyak tiga ekor. Saat kejadia juga dikabarkan seekor sapi ternak milik warga lari terbirit-birit hingga per depan rumah penduduk diduga menghindari terkaman harimau.

Aksi kawanan harimau itu kini menyasar ternak warga yang dipelihara di areal perkebunan kelapa sawit dengan permukiman penduduk. Kini, sapi-sapi itu kabarnya mulai dievakuasi ke luar perkebunan karena dikuatirkan jadi santapan harimau.”Kemarin sampai lari sapinya ke depan rumah warga. Padahal biasa kandangnya di kebun sawit,” ujar Malim

Sebelumnya, Jakarsi salah seorang tokoh pemuda dan Ketua Badan Permusyawaratan Kampong (BPK) Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Selasa (18/2/2020) mengatakan harimau masih terlihat di kampung mereka. Bahkan, kata Jakarsi, pascaditurunkannya paranormal atau pawang harimau oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam, hewan bertaring itu kembali muncul ke Desa Singgersing.”Jejak terakhir kami temukan dekat dengan sekolah dasar, dia muncul malam setelah ada pawang membuat rajah di lokasi jejaknya,” kata Jakarsi.

Lebih jauh dikatakan, lokasi jejak harimau terakhir berada sekitar 120-an meter dari areal SDN Singgersing. Karena itu para murid di sekolah tersebut mulai ketakutan. Meskipun harimau ini muncul malam hari, kata Jakarsi namun namanya anak-anak tetap saja mengaku takut siangnya.”Memang malam harimau itu datang tapi kadang anak-anak ini tetap juga takut ke sekolah, mungkin sekadar alasan juga biar tidak ke sekolah,” terang Jakarsi

Diakui sejauh ini memang harimau tidak lagi memangsa ternak kecuali kejadian Sabtu lalu. Namun kata Jakarsi dengan makin mendekatnya harimau ke permukiman masyarakat semakin waswas. Jarak 120-an meter menurut Jakarsi sudah begitu mendekat sehingga patut jika warga ketakutan. Jakarsi pun berharap agar pihak BKSDA Subulussalam segera mengupayakan pengusiran atau menangkap sebelum menimbulkan hal-hal tak diinginkan. Sebab, lanjut Jakarsi nanti saat warga melakukan tindakan sendiri juga akan disalahkan.

Adapun kawanan harimau yang muncul dan terpantau masyarakat di Desa Singgersing dikabarkan mencapai tiga ekor. Ketiganya induk dan dua anak. Adapun harimau jantan atau pasangan sang induknya tidak terpantau masyarakat.”Dari yang terpantau selama ini tiga harimau, dua ekor merupakan anaknya. Maunya cepat ditangkap karena kalau masyarakat nanti bertindak kan disalahkan juga,” harap Jakarsi yang juga pengurus Ikatan Pemuda Kecamatan Sultan Daulat (Ikapas).

Kawanan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berkeliaran di dekat permukiman penduduk serta areal perkbunan Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam ternyata berjumlah empat ekor.”Dari jejaknya yang kami jumpai ada empat ekor, ini diperkuat lagi dengan warga yang melihat langsung kawanan harimau di kebunnya,” kata Jamuddin, Kepala Desa Darul Makmur, kepada Serambinews.com, Senin (17/2/2020).

Jamuddin menjelaskan, dia sendiri baru menyaksikan jejak tapak harimau. Sementara wujud harimau yang sempat memangsa dua ekor sapi milik warga di Desa Singgersing itu belum pernah dijumpai. Namun, kata Jamuddin, berdasarkan keterangan masyarakat di desanya yang pernah melihat saat menjaga tanaman jagungnya jumlah harimau ada empat ekor. Keempatnya masing-masing sepasang harimau besar lalu anaknya yang berusia sedang dan kecil.

Dikatakan, harimau ini sebenarnya sudah kerap turun ke Desa Darul Makmur bukan hanya tahunan tapi nyaris setiap bulan. Paling tidak, kata Jamuddin sang harimau muncul ke Darul Makmur dua bulan sekali. Setiap munculnya harimau sudah pasti karena ada masalah di kampong tersebut yakni perbuatan aib atau penyakit masyarakat. Dulu, beberapa sekitar dua tahun sebelumnya harimau turun ke Darul Makmur karena ada yang berbuat jahat juga.

Saat turun tersebut, lanjut Jamuddin sang harimau juga sedang beranak dan kini sang anak sudah mulai besar. Kini, harimau tersebut sudah menjadi kawanan dan berkeliaran kembali di dekat permukiman penduduk dan telah sempat memangsa ternak masyarakat di Desa Singgersing. Padahal menurut Jamuddin sebelumnya meski Darul Makmur menjadi areal lintasan sang hewan dilindungi ini tidak pernah mengganggu ternak apalagi manusia.

Sebelumnya, Jamuddin Kepala Desa Darul Makmur mengatakan jika harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang sempat memangsa dua ekor sapi milik warga hingga kini dikabarkan masih berkeliaran di Desa Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.”Harimaunya masih turun juga, karena pagi tadi masih ada jejaknya kami jumpai,” kata Jamuddin, kepada Serambinews.com, Senin (17/2/2020).

Dikatakan, jejak terbaru terdapat di dekat rumah Jamuddin terpaut sekitar 500 meter. Jejak ini, kata Jamuddin baru dan diperkirakan tengah malam tadi. Kendati demikian, sang harimau tersebut tidak mencelakai manusia maupun ternak di desanya. Adapun ternak yang dimangsa terjadi di desa tetangga yakni Singgersing sekitar dua kilometer dari desa Darul Makmur.

Jamuddin mengatakan sejauh ini belum ada tindakan dari warga terkait kemunculan harimau di sana. Sebab bagi masyarakat Darul Makmur harimau yang muncul tidak merusak atau mengganggu mereka. Warga pun tidak mau mengganggu sang harimau yang menurut Jamuddin saban waktu masuk ke areal perkebunan mereka termasuk dekat permukiman penduduk. Jamuddin sendiri meyakini jika sang hewan dilindungi yang dalam istilah penduduk setempat disapa ‘nenek’ ini tidak akan turun bila tak ada kesalahan masyarakat.

Dikatakan, di dekat Darul Makmur disinyalir terdapat lokasi yang kerap digunakan warga untuk mabuk-mabukan. Bahkan ada juga di wilayah Darul Makmur. Jamuddin selaku kepada desa mengaku pernah mengusir warga yang mabuk-mabukan di wilayahnya namun kini kembali muncul.”Biasanya kalau tak ada yang buat ‘ulah’ nenek itu tidak akan turun. Ini saya yakin ada yang buat salah. Dulu juga begitu, saya usir. Ini masalahnya ada yang berkebun terus sering bawa minuman keras dan mereka mabuk di sini,” ujar Jamuddin

Sebagaimana dikabarkan harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilaporkan muncul di permukiman masyarakat Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan memangsa dua ekor sapi di daerah ini. Berdasarkan foto yang dikirim kepada Serambinews.com oleh warga setempat, tampak potongan tubuh sapi sisa mangsa harimau di Desa Singgersing.

Dilaporkan, sapi yang dimangsa harimau berjumlah dua ekor yakni induk dan anaknya. Tubuh anak sapi ternak warga ludes dimakan sedangkan induknya hanya sepotong bagian belakang atau ekor. Tubuh bagian ekor sapi tampak sudah terluka parah dan sebagian dagingnya habis. Dalam foto tersebut sapi tampak berusaha lari dan terjebak di parit berlumpur dengan posisi kaki terbenam hingga diterkam harimau.

Sejumlah masyarakat mulai was-was atas kehadiran harimau sumatera di dekat permukiman penduduk. Pasalnya, lokasi ternak yang dimangsa serta jejak kaki harimau berada dekat dengan rumah penduduk atau terpaut ratusan meter. Kondisi ini membuat masyarakat ketakutan untuk pergi ke kebun. Warga berharap pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera menangkap atau menghalau hewan ganas tersebut.

Sebagai mana berita sebelumnya harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilaporkan muncul di permukiman masyarakat Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan memangsa dua ekor sapi di daerah ini.”Iya memang ada harimau muncul ke permukiman, dua ekor, induk dan anaknya,” kata Jamuddin, Kepala Desa Darul Makmur, kepada Serambinews.com, Minggu (16/2/2020).

Jamuddin mengatakan, harimau sumatera yang muncul itu dua ekor yakni induk dan anaknya. Untuk wilayah Darul Makmur, hewan bertaring itu sudah memasuki dua bulan namun sejauh ini belum ada memangsa ternak. Adapun sapi ternak yang dimangsa, kata Jamuddin itu di desa tetangga yakni Singgersing terpaut sekitar dua kilometer dari Darul Makmur. Sedangkan di Darul Makmur, hama kambing mereka justru anjing liar. “Kalau Darul Makmur Alhamdulillah walau sering ada penampakan harimau tapi belum memangsa ternak,” ujar Jamuddin

Lebih jauh dikatakan, penampakan harimau di Darul Makmur sangat dekat dengan permukiman penduduk yakni hanya 200-an meter. Hewan dilindungi itu sering muncul tengah malam. Harimau beranak ini menurut Jamuddin kerap terlihat oleh petani jagung melintasi lahan mereka. Masalah ini sudah dilaporkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam.

Dua ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) dilaporkan muncul di permukiman masyarakat Desa Darul Makmur dan Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam dan memangsa dua ekor sapi di daerah ini.”Sapi saya dimangsa dua ekor,” kata Rama (39) salah seorang warga Desa Singgersing kepada Serambinews.com, Minggu (16/2/2020).

Rama mengatakan, selama ini ada sebelas ekor sapi yang dipelihara di areal perkebunan kelapa sawit yang berada di Desa Singgersing berbatasan dengan Desa Darul Makmur. Sabtu (15/2/2020) subuh kemarin dua ekor sapi milik Rama dimangsa harimau. Dua ekor sapi yang dimangsa satu induk dan satu anaknya. Rama yakin sapinya dimangsa harimau karena ada bekas jejak satwa dilindungi tersebut.

Selain itu, kata Rama, anak sapi tidak ada yang tinggal alias ludes sedangkan induknya tersisa separuh tubuhnya. Diperkirakan harimau sumatera ini datang dinihari jelang subuh. Di lokasi kandang sapi dan areal perkebunan terdapat jejak kaki harimau.”Mungkin ada dua ekor harimaunya,” terang Rama

Lokasi ternak yang dimangsa harimau di Desa Singgersing cukup dekat dengan permukima penduduk atau rumah warga. Pasalnya, kandang ternak itu berada dalam perkebunan kelapa sawit milik salah seorang pemodal yang batasnya langsung ke permukiman masyarakat Singgersing. Warga pun berharap pihak BKSDA segera menghalau harimau agar tidak menimbulkan bahaya bagi penduduk setempat.

Staf Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah II Subulussalam, Riya Kamba yang dikonfirmasi Serambinewscom membenarkan adanya laporan kemunculan harimau sumatera di Sultan Daulat. Riya mengaku mereka langsung turun ke lokasi menyusul adanya laporan masyarakat terkait harimau sumatera yang muncul dan memangsa ternak di Sultan Daulat. “Benar memang, kami sudah turun dan ini sedang koordinasi dengan sejumlah pihak,” kata Riya.

Sementara tim Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh wilayah II Subulussalam telah melakukan pengusiran terhadap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang beberapa waktu lalu berkeliaran di dekat permukiman dan dalam areal perkebunan masyarakat Desa Singgersing serta Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat. Pengusiran dilakukan dengan ritual pawang harimau yang didatangkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) ke lokasi, Minggu (16/2/2020).

Riya Kamba, Staf BKSDA Aceh wilayah II Subulussalam yang dikonfirmasi Serambinews.com, mengatakan mereka telah turun ke lokasi ditemukannya jejak kaki harimau yakni Desa Darul Makmur. Dalam hal ini BKSDA berkoordinasindengan aparat kepolisian dan pihak terkait di sana. Dikatakan, pengusiran dilakuka melalui proses ritual yang dipimpin pawing harimau. Pawang harimau dari Meulaboh, Aceh Barat, Sarwani Sabi alias Kek Carwani memimpin doa dalam prosesi ritual.”Benar, kami sudah turun dan melakukan pengusiran. Kita pakai jasa pawang harimau. Pawang ini sudah terkenal sampai ke luar Aceh,” kata Riya Kamba

Kamba menambahkan, proses ritual dilakukan antara lain dengan cara menanam pohon asam kecombrang atau kincung alias Cikala dalam bahasa setempat di lokasi kebun masyarakat yang anjingnya dimangsa harimau. Selain itu turut pula digelar doa bersama di kebun penduduk. Sebelumnya, diberitakan seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) dalam sebulan terakhir dilaporkan masuk ke areal perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Kehadiran hewan dilindungi ini membuat masyarakat terutama petani di Desa Bawan ketakutan beraktivitas di kebunnya.

Sebelumnya akhir tahun lalu tepatnya Oktiber 2019, seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) juga dilaporkan masuk ke areal perkebunan masyarakat Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Kehadiran hewan dilindungi ini membuat masyarakat terutama petani di Desa Bawan ketakutan beraktivitas di kebunnya.

Informasi yang dihimpun Serambinews.com, Selasa (22/10/2019) satwa bertaring tajam tersebut mulai diketahui dari jejaknya. Namun ada pula informasi bahwa warga turut melihat harimau sumatera ini berkeliaran di perkebunan setempat. Harimau ini terlihat saat siang bolong.”Bukan jejak kaki saja, tapi ada warga yang melihat siang hari,” kata Andong Maha

Dikatakan, warga yang melihat harimau itu adalah nelayan pencari belut. Dia terkejut saat keluar dari kali setelah menyaksikan sosok harimau yang tak jauh dari lokasinya. Beruntung harimau tidak melukai sang pencari belut tersebut. Lokasi harimau yang dilihat langsung warga berada di Desa Bawan perkempungan lama. Kemudian, untuk jejak kaki harimau ditemukan di areal pertanian dan perkebunan Bawan perkampungan baru.

Menurut Andong meski belum melukai hewan ternak tapi dikabarkan harimau ini menerkam seekor anjing milik pemburu babi hutan yang berkeliaran di perkebunan warga. Warga pun terutama petani di Desa Bawan dan sekitarnya mulai cemas untuk beraktivitas di kebun. Apalagi, jarak kebun warga dengan perkampungan tidak begitu jauh sehingga juga dapat membahayakan hewan ternak mereka.

Sekadar informasi, Desa Bawan berbatasan dengan Desa Pasir Belo yang berada dekat kawasan hutan ekosistem Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Di TNGL selain harimau juga terdapat gajah sumatera termasuk badak. Tahun 2015 lalu, seorang warga yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga kebun, Hariyadi (50), dilaporkan tewas akibat diinjak gajah di areal perkebunan Desa Bawan, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam. Lantaran itu, warga meminta agar pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) segera menangkap atau menghalau harimau sumatera tersebut. (**)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved