Berita Banda Aceh
Mengenal Lebih Dekat Pasutri yang Dikukuhkan Serentak Jadi Profesor di Unsyiah Pagi Ini
Keduanya adalah Prof Dr Khairul Munadi ST MEng dan istrinya, Prof Dr Fitri Arnia ST MEngSc.
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Ayah KM tercatat sebagai mahasiswa angkatan pertama UT yang lulus sarjana di Kota Sabang pada tahun 1991.
Sedangkan sang ibu adalah pelita kasih sayang, mata air doa yang tak pernah putus, dan teladan kesabaran dalam menjalani kehidupan.
• Colt Diesel dan Kijang Tabrakan di Juli Bireuen, Empat Orang Masuk RS, Begini Kejadiannya
Semangat sang ayah dan teladan sang ibu inilah yang menapasi KM menapaki profesi sebagai akademisi ketika dewasa.
Cita-citanya untuk menjadi akademisi sangat terjaga.
Setelah lulus sarjana di tahun 1996 dari Teknik Elektro ITS Surabaya, KM sempat bekerja di beberapa perusahaan asing dengan gaji dan posisi yg relatif lumayan.
Ia pernah bekerja di PT Freeport McMoRan Indonesia di Tembagapura, lalu sebagai System Engineer di Alcatel Telspace di Jakarta, dan kemudian menjadi Regional Manager di PT Alcatel Enkomindo Jakarta, hingga tahun 1999.
Tapi semua posisi itu ia tinggalkan, karena kuatnya dorongan cita-cita untuk menjadi seorang akademisi.
• Harimau Muncul Lagi ke Permukiman Warga, Polisi Patroli Hingga ke Tepi Hutan
Dorongan ini memuncak ketika ia aktif menjadi dosen terbang di Jurusan Teknik Elektro FT Unsyiah pada tahun 1998.
Setiap akhir pekan kala itu, ia tempuh perjalanan Medan-Banda Aceh untuk mengisi kuliah di kampus, di sela-sela tugasnya menjadi manajer di Medan.
Bagi banyak orang, keputusan KM saat itu mungkin tergolong gila.
Karena berani melepaskan posisi dan gaji besar di perusahaan terkenal untuk menjadi akademisi di Unsyiah yang pendapatannya hanya 1/12 kali gaji sebelumnya.
Tapi KM bergeming, rupiah dan dolar tidak menguburkan niat dan semangatnya untuk menjadi salah satu dosen di Unsyiah.
Begitulah tahun 1999, hati KM berbunga-bunga karena ia resmi diterima sebagai dosen di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Unsyiah
Kesungguhannya menjadi akademisi dibuktikan dengan keberhasilannya memperoleh beasiswa untuk melanjutkan S2 dan S3 ke Tokyo Metropolitan University, Jepang.
Di bidang pengolahan sinyal atau citra digital, dari tahun 2002 hingga tahun 2007.